Pesan Rahbar

Home » , , , , , , , » Hasan dan Husin: Nama Dua Anak Putri Campa-Pangeran Mataram

Hasan dan Husin: Nama Dua Anak Putri Campa-Pangeran Mataram

Written By Unknown on Sunday 30 November 2014 | 21:24:00


Oleh:

Gus Dur mengaku berdarah Cina, karena menjadi keturunan Putri Campa. Klaim-klaim keturunan tokoh penting sudah biasa. Bahkan, pengakuan Gus Dur itu bukan hal mengejutkan. Persoalannya selama ini sejarah Putri Campa tidak pernah dibongkar atau diungkapkan secara luas kepada masyarakat.

“Putri Campa itu gadis Palembang yang dipersunting Brawijaya V, pangeran Mataram. Mereka memiliki anak yang bernama Hasan dan Husin. Putri Campa memang berdarah Tiongkok. Nah, hampir semua keturunan wong Palembang saat ini masih keturunan Putri Campa. Tepatnya keturunan Raden Hasan atau yang dikenal Raden Patah,” kata Eka Pascal, sejarahwan Palembang, kepada detikcom, Kamis (31/1/2008).

Lho kok bisa? Sebab, dulu keturunan Raden Patah – raja Demak- lari ke Palembang. “Di Palembang, keturunan Raden Patah ini kemudian membangun kerajaan Islam Palembang,” kata Eka Pascal. 

Orang-orang Palembang yang masih keturunan Raden Patah ini memiliki keturunan yang ditandai dengan sejumlah gelar seperti Kemas, Kiagus, atau Masagus. “Sebagian keturunan Putri Campa ini menyebar ke Madura, Sulawesi, Thailand Selatan, Filipina Selatan, Maluku, dan kepulauan Sumba,” kata dia. (Diolah dari detikcom31/01/2008 11:50 WIB ).

Tapi yang lebih menarik perhatian bukan keturunan Putri Campa, tapi raja Brawijaya dan Putri Campa memberi nama kedua putra mereka dengan Hasan dan Husin.

21 Comments

  1. iim
    Jan 31, 2008
    ADA APA YA???????????
    Siapa yang punya kisah tentang mereka berdua ini ( Hasan dan Husin).
  2. eagle
    Jan 31, 2008
    he…he……
    silahkan sayid dari palembang sekitar yg menjawabnya….
  3. damartriadi
    Feb 1, 2008
    Hmm…menarik, soalnya kata sejarah Brawijaya V adalah orang terakhir yang memerintah Majapahit Hindu. Mungkinkah kerajaan Hindu-Jawa dipimpin oleh seorang Muslim? Atau memang Islam telah tersebar luas di Indonesia, hanya saja tidak menjadi formal suatu negara? Kayaknya ini topik yang cukup menarik dalam sejarah nasional.
    • Eagle Fahri
      Sep 19, 2013
      BRAWIJAYA V masuk Islam, ber syahadat di hadapan Sunan Kalijaga pasca perang Demak-Majapahit. Dalam pelarian di Banyuwangi, datang SK Jaga dan membujuk untuk beliau kembali ke Trowulan. Brawijaya akhirnya masuk Islam dan mengajak sisa2 kerabat Majapahit untuk ikhlas menerima Demak sebagai kelanjutan Majapahit.
  4. marthin
    Jul 4, 2008
    Sultan Agung masih menyimpan banyak cerita yang belum terkuak dalam sejarah negeri ini. Saya sendiri sedang mencari tahu mengenai keturunan Sultan Agung. Konon ia memiliki banyak selir, dan dari selir-selirnya lahir anak-anak yang turut berperan dalam perjalanan kerajaan. Saya sangat membutuhkan informasi mengenai hal ini. Bagi pembaca lain yang memiliki data/informasi mengenai hal ini bisa mengirimkannya ke (marthin.sin@gmail.com). Saya sangatberterimakasih bagi siapa saja yang memberikan data dan informasi mengenai hal ini. Salam
    – th!n -
  5. arbe
    Sep 4, 2008
    Tsiampa ya Tsiampa bukan Tiongkok. dalam beberapa lit Campa itu lebih banyak disebut etnis melayu atau nusantara. letaknya di barat Vietnam Selatan sampai Kamboja timur, sampai abad 14 wilayahnya mencapai pantai barat Vietnam Selatan sampai Tengah. Sekarang Campa cuma etnis minoritas yang sebagian muslim (ortho dan bani/sinkretis) sebagian brahmani, wilayahnya enclaves dr Viet Tengah sampai Kamboja, mungkin 10 – 20 kampung yang tersebar. Kasihan jumlahnya makin sedikit, muslim yg ortho lumayan teguh, tp yg bani parah, munkin Campa Bani kl di Indonesia disebut aliran sesat dan pasti dibasmi oleh FPI dan teman2nya. Abad 15 Campa kocar-kacir diserang orang Vietnam dari Utara yg lebih Cina, serbuan itu menyebabkan gelombang pengungsian orang Campa ke pantai Timur Malaysia, Melayu Indrapura, Kalbar, Sriwijaya juga Jawa Timur (salah satu jejaknya ya candi Pari di Porong, Sidoarjo). Ini pengulangan pengungsian orang Fun-An di selatan Campa pada abad 8 (moyangnya Jayawarman II).
    • Dusoh_yusuf_putra_Champa
      Mar 20, 2011
      aslmu alaikum, saya orang Champa asli di Vietnam, kuliah di Indonesia sudah 5 tahun,
      dan saya kagum atas pENGETAHUAN sejarah Anda, dan hampir sama dengan pengetahuan saya,
      dan dari mana anda dapat informasi ini,
      jika anda punya sejarah buku atau referensi lain terkait dengan Putri champa dan sejerah orang Champa oleh saya minta informasinya,
      ini penting bagi kami,
      terima kasih,
      waslamu alaikum Wrt, Wbt,
      Yusuf_champa
      Email saya: machdusoh@yahoo.com
      FB: Yusuf_champa.
      • Leon
        Apr 17, 2012
        ass… setelah saya membaca artikel d atas ‘n anda mengaku org champa asli vietnam, saya timbul pertanyaan… apakah mngkn ada hubungan antara org palembang dgn vietnam…?? thanks wasalam…
  6. afif
    Mar 6, 2009
    jangan terlalu melihat masa lalu lihatlah masa depan!.
    • belu
      Jun 15, 2012
      belajar dari masa lalu, hidup di masa sekarang, berjalan ke masa depan.
  7. A Setiapada G alias Ujang Bin Bochari K, SH
    Mar 14, 2009
    Putri Champa adalah istri Brawijaya V Raja Majapahit, beliau berasal dari negeri champa (anak raja champa) dan garis keturunannya sampai kepada Sayidina Ali (keponakan dan sekaligus menantu Nabi Besar Muhammad SAW). Di daerah Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan lebih kurang berjarak 268 KM dari Kota Palembang, terletak sebuah desa yang bernama “PAGAR BATU” tepatnya di Kecamatan Pulau Pinang Kab.Lahat.
    Penduduk di Desa Pagar Batu tersebut adalah keturunan langsung RADEN FATTAH dari istrinya yang bernama “Puyang Keramat Ulu Dusun” (Raden Fattah memiliki dua orang istri yaitu yang menurunkan Pati Unus dst dan satu lagi istrinya yang menurunkan keturunan “Puyang Sembilan Behading”
    Makam dan peninggalan Puyang Sembilan Behading ini bisa ditelusuri (yaitu dengan keluarga KENAIM atau Ir. Bur Maras di Jakarta/anggota DPR RI dari Partai Demokrat) dan merekan di desa Pagar Batu juga sudah menjalin hubungan dengan keturunan Raden Fattah di DEMAK.
    • Qaraati
      Apr 23, 2012
      “garis keturunannya sampai kepada Sayidina Ali (keponakan dan sekaligus menantu Nabi Besar Muhammad SAW)”
      Maaf Sayyidina Ali Sepupu Rasul SAWW,,
  8. A Setiapada G alias Ujang Bin Bochari K, SH
    Mar 14, 2009
    Putri Champa adalah istri Brawijaya V Raja Majapahit, beliau berasal dari negeri champa (anak raja champa) dan garis keturunannya sampai kepada Sayidina Ali (keponakan dan sekaligus menantu Nabi Besar Muhammad SAW). Di daerah Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan lebih kurang berjarak 268 KM dari Kota Palembang, terletak sebuah desa yang bernama “PAGAR BATU” tepatnya di Kecamatan Pulau Pinang Kab.Lahat.
    Penduduk di Desa Pagar Batu tersebut adalah keturunan langsung RADEN FATTAH dari istrinya yang bernama “Puyang Keramat Ulu Dusun” (Raden Fattah memiliki dua orang istri yaitu yang menurunkan Pati Unus dst dan satu lagi istrinya yang menurunkan keturunan “Puyang Sembilan Behading”
    Makam dan peninggalan Puyang Sembilan Behading ini bisa ditelusuri (yaitu dengan keluarga KENAIM atau Ir. Bur Maras di Jakarta/anggota DPR RI dari Partai Demokrat) dan merekan di desa Pagar Batu juga sudah menjalin hubungan dengan keturunan Raden Fattah di DEMAK.
  9. Kemas Yustiar Abu Hafas
    Aug 30, 2009
    Ketika Fatahillah melarikan diri Pasai karena tidak sukanya melihat Pasai dikuasai Portugis, beliau memilih untuk hijrah ke Demak, yang pada masa itu yang menjadi Raja adalah Raden Trenggono (1521 – 1546 ). Konon kabarnya Fatahillah yang memberi Gelar Sultan, sehingga sejak itu Raden Trenggono menjadi Sultan Trenggono. Karena besarnya jasa beliau terhadap kerajaan Demak dengan meluaskan kekuasaan Demak ( sekaligus mengislamkan masyarakatnya ) di sebagian Jawa bagian Barat khususnya Banten, Subda Kelapa dan cirebon dan sekitarnya ) maka Fatahillah dinikahkan dengan adik Sultan Trenggono ( putri Raden Fatah ). Apakah dari pernikahan ini kemudian lahir Ki Borowongso, yang menjadi cikal bakal gelar Kemas Ki Agus & Mas Agus ?
  10. tingkir
    Dec 8, 2011
    aduhhh…cerita ini malah membuat makar yang bukan ke arah baik..kalau kita mengenal dosa fitnah maka lebih baik tidak membuat cerita seperti di atas.
    • Leon
      Apr 17, 2012
      sejarah bakal terulang lg bung…. jd belajarlah dr sejarah
      • belu
        Jun 15, 2012
        mudah2an pertemuan para keturunan akan membawa kebaikan.
  11. kemas jambi
    May 4, 2012
    Alo Mas
    Saya Kemas dari Jambi
    Senang bisa tau sejarah keturunan kemas.
    Apakah sama cerita diatas dengan keturunan kemas jambi?
  12. Farhan Muhammad
    May 26, 2012
    Salam cintakasihperdamaian,
    Berdasarkan beberapa kesaksian dari para ulama’ dan habaib. dijelaskan bahwa:Menurut Sayyid Bahruddin Ba’alawi, dan juga almarhum Habib Muhsin Alhaddar dan Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar Banyuwangi menjelaskan bahwa Silsilah Raden Fattah mengalami pemutar balikan sejarah. Tokoh orientalis yang telah memutarbalikkan sejarah dan nasab Kesultanan Demak adalah Barros, Hendrik De Lame dll. Mereka ini adalah Orientalis Belanda yang berfaham Zionis.
    Ayah Raden Fattah adalah Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra) ibni Ahmad Syah Jalal ibni Abdullah ibni Abdul Malik ibni Alawi Amal Al-Faqih ibni Muhammad Syahib Mirbath ibni ‘Ali Khali’ Qasam ibni Alawi ibni Muhammad ibni Alawi ibni Al-Syeikh Ubaidillah ibni ahmad Muhajirullah ibni ‘Isa Al-Rumi ibni Muhammad Naqib ibni ‘Ali zainal Abidin ibni Al-Hussein ibni Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah SAW .
    Ayah Raden Patah yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ini menikah dengan Putri Brawijaya V (Bhre Kertabhumi).
    Jadi pernikahan ini sesuai dengan Syariat Islam, karena seorang sayyid yaitu Sultan Abu Abdullah menikahi putri Brawijaya dan mengislamkannya.
    Panggilan putra Brawijaya terhadap Raden Pattah. bukan berarti dalam arti anak. tetapi dalam bahasa JAWA …Putra dipakai untuk memanggil anak, cucu, cicit dan keturunan.
    Dalam Catatan beberapa Rabitah yang ada di Indonesia serta beberapa catatan para Habaib dan Kyai ahli nasab diriwayatkan bahwa:
    Sayyid Abu Abullah (Wan Bo atau Raja Champa) memiliki istri:
    1. Isteri Pertama adalah: Syarifah Zainab binti Sayyid Yusuf Asy-Syandani (Pattani Thailand) melahirkan 2 anak laki-laki: yaitu:
    a. Sayyid Abul Muzhaffar, melahirkan para sultan Pattani, Kelantan lama dan Malaysia.
    b. Sayyid Babullah, melahirkan Sultan-sultan Ternate.
    2. Isteri kedua adalah Nyai Rara Santang binti Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, melahirkan 2 anak, yaitu:
    a. Sultan Nurullah (Raja Champa)
    b. Syarif Hidayatullah (Raja Cirebon) bergelar Sunan Gunung Jati.
    3. Istri ketiga adalah Nyai Condrowati binti Raja Brawijaya V, melahirkan 1 anak yaitu: Raden Patah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fattah. Gelar Akbar dinisbatkan pada gelar ayahnya yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra atau Syekh Maulana Al-Akbar)
    Cerita yang wajib diluruskan adalah:
    1. Menurut Babad Tanah Jawi, Bahwa Raden Patah anak dari Brawijaya V yang menikahi Syarifah dari Champa yang bernama Ratu Dwarawati
    Sanggahan saya:
    Dalam ilmu Fiqih Islam, hal ini penghinaan terhadap Syarifah, karena tidak mungkin seorang syarifah dinikahkan kepada Raja Hindu. kalao toh masuk Islam. Maka tidak mungkin syarifah menikah dengan muallaf.
    2. Menurut kronik Cina dari kuil Sam Po Kong, Ibu Raden Patah adalah Selir Brawijaya dari Cina. Lalu selir tersebut dicerai dan dinikahkan kepada anak brawijaya yang menjadi Adipati Palembang.
    Sanggahan Saya:
    Jelas sekali kisah ini bertentangan dengan syariat Islam. Dan tidak layak dinisbatkan kepada ibu dari Raden Patah. Haram hukumnya Istri ayah meskipun telah dicerai dinikahkan dengan anak yang lain.
    *Note : by Nurfadhil Azmatkhan Al-Husaini dengan tulisan ini menunjukkan pula bahwa =
    1. Walisongo & kerabat pada masa lalu juga kerap kali menjaga & mengutamakan Kafa’ah..
    2. Meluruskan pula sejarah Sunan Gunung Jati yang selama ini nasabnya benar & jelas namun dikisahkan sebagai putra Raja Mesir Abdullah.. padahal Abdullah merupakan Raja Champa seperti data di atas; hal ini dikarenakan.. Sunan Gunung Jati sbg putra seorang Raja, ketika berdakwah ke nusantara, sebelumnya sempat belajar & berdakwah dari Mesir.. sehingga disangka sbg putra Raja Mesir.. Hal ini sudah kami cek dalam sejarah daftar penguasa Mesir pada jaman itu, tdk tercatat nama Syarif Abdullah.. sedangkan dalam sejarah Melayu, Pattani & Champa .. hal ini dikenal jelas.. dan diakui ulama ahli nasab.. Penulisan kisah sunan Gunung Jati sbg putra Raja Mesir berasal dari distorsi komunikasi mulut ke mulut yang kemudian dicatat dalam Babad sekitar 200 tahun kemudian dari masa kehidupan Sunan Gunung Jati.. dan kemungkinan besar terkait dengan campur tangan penjajah dalam mengaburkan sejarah para penyebar Islam nusantara
    Sahabat silahkan berkunjung ke http://www.facebook.com/note.php?note_id=138429526176755
  13. belu
    Jun 15, 2012
    Wah! saya baru temukan situs ini 4 tahun setelah ditulis but its okay. yes agree, bagaimana anda bisa tahu cerita ini? siapa yang menceritakannya? cerita turun temurun atau … terima kasih.
    Saya kira cerita ini hanya beredar di seputaran keluarga, ternyata menyebar .
  14. Ahla Nuris shoba
    Aug 20, 2014
    Subhanallah ..

Submit a Comment

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: