Kerja sama dengan Qatar sebenarnya telah mulai terealisasi. Di antaranya melalui investasi Nebras Power di PT Paiton Energy senilai US$ 1,3 miliar.
Qatar siap menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 1 miliar untuk pembangkit listrik dan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung (FSRU).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan investasi itu terdiri dari terdiri dari US$ 800 juta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) 1,3, dan 4. Kemudian sisanya US$ 200 juta untuk FSRU. "Kami ada kesepakatan dengan Nebras Power," katanya di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pasokan gas untuk pembangkit dan FSRU itu nantinya masih diutamakan dari dalam negeri. Namun harga gas domestik ini dibatasi maksimal 14,5 persen dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Jika harga gas domestik masih di atas ketentuan itu, maka Nebras bisa memasok gas dari luar negeri, termasuk dari negaranya sendiri. "Terbuka, bisa dalam negeri atau Qatar," ujar Arcandra.
Selain itu, Qatar juga berminat investasi di luar sektor energi. Hal itu disampaikan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad ats-Tsani ketika Rabu pekan lalu bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor. "Peningkatan kerja sama khususnya infrastruktur dan turisme," tutur Syekh Tamim.
Joko Widodo menyatakan kerja sama dengan Qatar sebenarnya telah mulai terealisasi. Di antaranya melalui investasi Nebras Power di PT Paiton Energy senilai US$ 1,3 miliar.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Proyek milik Qatargas, pengekspor gas alam cair terbesar di dunia. (Foto: qatargas.com)
Qatar siap menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 1 miliar untuk pembangkit listrik dan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung (FSRU).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan investasi itu terdiri dari terdiri dari US$ 800 juta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) di Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) 1,3, dan 4. Kemudian sisanya US$ 200 juta untuk FSRU. "Kami ada kesepakatan dengan Nebras Power," katanya di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pasokan gas untuk pembangkit dan FSRU itu nantinya masih diutamakan dari dalam negeri. Namun harga gas domestik ini dibatasi maksimal 14,5 persen dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Jika harga gas domestik masih di atas ketentuan itu, maka Nebras bisa memasok gas dari luar negeri, termasuk dari negaranya sendiri. "Terbuka, bisa dalam negeri atau Qatar," ujar Arcandra.
Selain itu, Qatar juga berminat investasi di luar sektor energi. Hal itu disampaikan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad ats-Tsani ketika Rabu pekan lalu bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor. "Peningkatan kerja sama khususnya infrastruktur dan turisme," tutur Syekh Tamim.
Joko Widodo menyatakan kerja sama dengan Qatar sebenarnya telah mulai terealisasi. Di antaranya melalui investasi Nebras Power di PT Paiton Energy senilai US$ 1,3 miliar.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email