Himpunan Pakar Muslim (AMP) di Singapura, Jumat (9/6) menjadi tuan rumah pertemuan lintas agama dengan poros mengkaji makna jihad dalam Islam serta tafsir keliru tentang kalimat ini.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari straitstimes, dalam pertemuan lintas agama ke 20 ini, sekitar 50 pemimpin mazhab termasuk non muslim juga hadir dan mereka mengkaji sejumlah tafsiran yang keliru dan deduksi yang salah tentang jihad.
Pertemuan lintas agama ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kohesi sosial dan mensuport masyarakat untuk mengkaji dan membahas topik-topik sensitive dan menjadi perselisihan.
Khalid Rafi, pengajar muslim dan imam jamaah masjid Muhajirin dalam pertemuan tersebut mengatakan, sejatinya jihad dalam Islam berartikan upaya dan kesungguhan untuk memerangi sifat-sifat buruk dan menggapai kesempurnaan.
"Jihad bukan berarti memerangi para non muslim dan para ekstremis Islam menggunakan kalimat ini untuk menjustifikasi tindakan-tindakan teroris mereka pada abad ke 21,” imbuhnya.
Dalam pertemuan dua jam ini, para partisipan berupaya memisahkan makna jihad dari aksi-aksi teroris.
Chan Gwan, salah seorang anggota federasi Buddha Singapura dengan mendorong para non muslim untuk mengecam aksi-aksi teroris dengan mengatasnamakan Islam mengatakan, alih-alih kita mengharap kaum muslim memperkenalkan dan menjelaskan diri mereka, seharusnya kita memiliki solidaritas dengan mereka.
Sepanjang pertemuan ini diselenggarkaan acara berbuka dan juga mengkaji topik penistaan terhadap Islam.
(Straits-Times/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email