Kepemimpinan Imam tidak ditentukan oleh manusia, akan tetapi hal ini merupakan legitimasi dari Allah swt, dengan demikian tidak seorangpun yang bisa menerima selain wilayah Allah swt, dan jika ingin menerima maka harus wilayah Rasulullah saww dan Imam Makshum as.
Hal ini disampaikan Hujjatul Islam Rafi’i saat berceramah di hadapan jama’ah shalat di Masjid Jamkaran pada Kamis kemarin.
Dijelaskannya, hati sebagian orang menjadi tempat singgahnya setan, jika seseorang ingin mengetahui bahwa dirinya berwali pada setan atau tidak maka lihatlah sampai dimana ia mentaati perintah setan, setan memerintahkan untuk melakukan perbuatan keji dan munkar, dengan demikian untuk mengetahui hal ini bukanlah perkara yang sulit.
Hujjatul Islam Rafi’i menambahkan, tidak seorangpun yang bisa menerima selain wilayah Allah swt, dan jika ingin menerima maka harus wilayah Rasulullah saww dan Imam Makshum as dan jika menerima selain wilayah yang telah ditentukan oleh Allah swt maka jalannya akan tersesat.
Kepemimpinan Imam tidak ditentukan oleh manusia, akan tetapi hal ini merupakan legitimasi dari Allah swt.
Legitimasi kepemimpinan Imam merupakan kehendak Ilahi dan umat manusia harus menerimanya, karena Imam bukan dipilih oleh manusia, perkara wilayatul faqih juga demikian adanya seperti Imam Makshum as dimana saat seorang Imam Makshum as gaib maka umat muslim harus merujuka pada seorang wali faqih, demikian jelas Hujjatul Islam Rafi’i.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email