Pangeran Muhammad bin Nayif juga dilarang meninggalkan Arab Saudi.
Mantan Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin nayif dikabarkan telah disekap di dalam istananya dan dilarang meninggalkan negara Kabah itu.
Mummad bin Nayif, keponakan Raja Salman bin Abdul Aziz berusia 57 tahun, tadinya merupakan calon raja Arab Saudi dan memimpin Kementerian Dalam Negeri sampai akhirnya Rabu pekan lalu dia dilengserkan oleh Pangeran Muhammad bin Salman, anak raja berumur 31 tahun dan begitu ambisius.
Menurut surat kabar the New York Times, Muhammad bin Nayif telah diberitahu dia tidak boleh pergi dari istananya di Kota Jeddah dan harus tetap tinggal di Arab Saudi. Para pengawal pribadinya juga sudah digantikan dengan pasukan setia kepada putera mahkota baru, Muhammad bin Salman.
Bila kabar ini benar, kian menunjukkan makin meruncingnya intrik dalam lingkungan istana Saudi. Muhammad bin Salman memang perlu membatasi pergerakaan kakak sepupunya itu saat dia mesti memperkuat basis dukungan di Ibu Kota Riyadh.
Laporan tersebut juga membantah informasi digaungkan media-media di Arab Saudi, Muhammad bin Nayif ikhlas digeser oleh putra kesayangan pamannya itu. Dalam tayangan televisi saat pemberian baiata di Istana Ash-Shofa di Kota Makkah, Rabu pekan lalu, Muhammad bin Salman berlutut dan mencium tangan kakak sepupunya itu saat meminta sokongan. "Saya setia dan siap mendukung Anda," kata Muhammad bin Nayif.
Ketika Muhammad bin Salman menjadi menteri pertahanan, Muhammad bin Nayif menjabat menteri dalam negeri selama lima tahun, sehingga memberi dia kesempatan membangun basis dukungan di semua badan keamanan dalam negeri Arab Saudi.
Muhammad bin Nayif juga teman dekat Amerika Serikat karena pernah bekerja sama erat dengan pemerintah Amerika dalam memerangi jaringan Al-Qaidah, sehabis serangan 11 September 2001.
Sejumlah pejabat Amerika marah melihat bagaimana Muhammad bin Nayif diperlakukan: dicopot dari posisi putera mahkota tanpa upacara dan kemudian disekap dalam istananya sendiri.
"Muhammad bin Nayif adalah teman dan rekanan hebat Amerika, kami tidak mau melihat dia diperlakukan secara tidak elegan atau tidak pantas," ujar seorang pejabat Amerika kepada the New York Times.
Seorang pejabat Arab Saudi bilang berita menyebutkan Muhammad bin Nayif disekap dalam istananya tidak beralasan dan kabar bohong.
(The-Telegraph/The-New-York-Times/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Pangeran Muhammad bin Nayif berbaiat kepada penggantinya sebagai Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, di Istana Ash-Shofa di Kota Makkah, Arab Saudi, 21 Juni 2017. (Foto: Arab News)
Mantan Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin nayif dikabarkan telah disekap di dalam istananya dan dilarang meninggalkan negara Kabah itu.
Mummad bin Nayif, keponakan Raja Salman bin Abdul Aziz berusia 57 tahun, tadinya merupakan calon raja Arab Saudi dan memimpin Kementerian Dalam Negeri sampai akhirnya Rabu pekan lalu dia dilengserkan oleh Pangeran Muhammad bin Salman, anak raja berumur 31 tahun dan begitu ambisius.
Menurut surat kabar the New York Times, Muhammad bin Nayif telah diberitahu dia tidak boleh pergi dari istananya di Kota Jeddah dan harus tetap tinggal di Arab Saudi. Para pengawal pribadinya juga sudah digantikan dengan pasukan setia kepada putera mahkota baru, Muhammad bin Salman.
Bila kabar ini benar, kian menunjukkan makin meruncingnya intrik dalam lingkungan istana Saudi. Muhammad bin Salman memang perlu membatasi pergerakaan kakak sepupunya itu saat dia mesti memperkuat basis dukungan di Ibu Kota Riyadh.
Laporan tersebut juga membantah informasi digaungkan media-media di Arab Saudi, Muhammad bin Nayif ikhlas digeser oleh putra kesayangan pamannya itu. Dalam tayangan televisi saat pemberian baiata di Istana Ash-Shofa di Kota Makkah, Rabu pekan lalu, Muhammad bin Salman berlutut dan mencium tangan kakak sepupunya itu saat meminta sokongan. "Saya setia dan siap mendukung Anda," kata Muhammad bin Nayif.
Ketika Muhammad bin Salman menjadi menteri pertahanan, Muhammad bin Nayif menjabat menteri dalam negeri selama lima tahun, sehingga memberi dia kesempatan membangun basis dukungan di semua badan keamanan dalam negeri Arab Saudi.
Muhammad bin Nayif juga teman dekat Amerika Serikat karena pernah bekerja sama erat dengan pemerintah Amerika dalam memerangi jaringan Al-Qaidah, sehabis serangan 11 September 2001.
Sejumlah pejabat Amerika marah melihat bagaimana Muhammad bin Nayif diperlakukan: dicopot dari posisi putera mahkota tanpa upacara dan kemudian disekap dalam istananya sendiri.
"Muhammad bin Nayif adalah teman dan rekanan hebat Amerika, kami tidak mau melihat dia diperlakukan secara tidak elegan atau tidak pantas," ujar seorang pejabat Amerika kepada the New York Times.
Seorang pejabat Arab Saudi bilang berita menyebutkan Muhammad bin Nayif disekap dalam istananya tidak beralasan dan kabar bohong.
(The-Telegraph/The-New-York-Times/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email