Oleh: Mahbub
Kita perlu diam sejenak, renungkan dan mencari jawaban dengan hati nurani, logika yang jernih dan kedepankan akhlak sebagai Muslim yang jauh dari prasangka buruk.
Apakah mungkin sekelas Mbah Maimun mau mendukung pemimpin yg anti lslam di pilpres 2019?
Apakah mungkin para kiai sepuh ini tidak marah dan rela duduk sebaris andai Jokowi anti ulama dan pro PKI?
Apakah mungkin pemerintah anti lslam mengadakan Majelis Dzikir Hubbul Wathan yg pertama kali dilaksanakan di ISTANA NEGARA, pertama kali dalam sejarah bangsa ini!
Sebatas pencitraan?
Apakah Anda meremehkan insting kiai2 sepuh itu mudah dibohongi pencitraan?
Cukup! fitnah Tabloid Obor Rakyat terhadap Pak Jokowi yang secara masif disebar begitu membekas di para korban hoax di pilpres 2014
Cukup! 3 tahun fitnah kaum takfiri, radikal dan lawan politik bertubi-tubi terhadap Jokowi sebagai anti lslam dan ulama.
Berbeda pilihan politik boleh, kritik kebijakan boleh, kritik konstruktif pemerintah demi kebaikan bangsa ini tapi jangan gadaikan kewarasan akal dengan tuduhan pemerintah anti Islam.
Jokowi mencintai ulama, itu tak diragukan bagi yang mengikuti sejak ia menjadi Walikota Solo, kecuali kita sudah terbiasa dengan bacaan hoax.
Terus lah Presiden Jokowi mengayomi bangsa yang majemuk ini, berbagai suku, berbeda agama dan budaya demi NKRI yg damai. Tetap lah menjadi pemimpin untuk SEMUA.
Tak perlu kecerdasan tinggi membantah fitnah dan hoax pemerintah anti lslam. Cukup gunakan kombinasi sedikit hati nurani, secuil logika jernih, sedikit akhlak sebagai Muslim. Pasti bisa, kecuali kebencian paham Jonruisme sudah penuh menutupi ketiganya ….
Jangan remehkan…sekali lagi jangan remehkan delegitimasi isu pemerintah anti ulama ini. Isu pemerintah anti lslam akan terus dimainkan hingga pilpres 2019. Ulama-umara akan terus diadu dan diprovokasi, iklim kedamaian NKRI yg majemuk ini terancam. Delegitimasi pemerintah melalui saluran agama adalah modus klasik yg masih ampuh mempengaruhi orang-orang awam. Mari bergerak…
Simak Videonya:
(FB/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email