Dalam aksi serangan terencana yang dilakukan oleh militer dan kelompok-kelompok radikal Budha Myanmar, setiap hari lebih 3 ribu warga muslim menjadi korban aksi kekerasan dan puluhan ribu melarikan diri ke Bangladesh karena takut dibunuh.
Menurut laporan PBB, jumlah seluruh warga muslim Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh telah mencapai angka lebih dari 38 ribu orang. Tidak sedikit dari mereka yang ditembak ketika hendak melalui perbatasan. Pemerintah Myanmar mengepung sisa warga muslim Rohingya yang masih tersisa dan seluruh jenis bantuan medis dan makanan dicegah masuk.
Menurut laporan Kofi Anan, mantan Sekjen PBB yang sekarang ditunjuk sebagai kepala Komite Pengawas Peristiwa Myanmar, aksi kejahatan di negara ini semakin meningkat. Banyak negara yang mengklaim berkultur dan berperadaban berada di balik kejahatan Myanmar dan sama sekali tidak memberikan perhatian terhadap nasin warga muslim Rohingya. Nasib warga Rohingya yang telah berhasil melarikan diri tidak justru lebih baik dari warga yang masih tertinggal. Mereka menjadi ajang kejahatan di kamp-kamp pengungsian seperti di Thailand.
Perlu diketahui bersama. Israel merupakan penjamin pertama persenjataan militer Myanmar. Dewan Tinggi Israel sebelum ini telah menolak tuntutan para aktifis HAM untuk menghentikan penjualan senjata ke Myanmar lantaran kejahatan-kejahatan terbaru mereka. Media-media Barat juga banyak memuat hubungan Tel Aviv dengan kejahatan Pemerintah Myanmar dan kelompok-kelompok radikal terhadap minoritas muslim Myanmar.
(Al-Mashdar/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email