Pesan Rahbar

Home » » Lewat Panel Spesialis di Universitas Allamah Thabathabai; Sejarah Penyebaran dan Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Cina, telah di kaji

Lewat Panel Spesialis di Universitas Allamah Thabathabai; Sejarah Penyebaran dan Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Cina, telah di kaji

Written By Unknown on Tuesday 27 January 2015 | 05:39:00


“Perjalanan Sejarah Penyebaran dan Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Cina”, telah diulas lewat panel spesialis hari pertama konferensi internasional terjemahan Al-Quran, di universitas Allamah Thabathabai, dengan dihadiri oleh Sulaiman Bai Jisu, Penerjemah Al-Quran dalam bahasa Cina.

Menurut laporan IQNA, Sulaiman Bai Jisu, Penerjemah Al-Quran dalam bahasa Cina merupakan kelompok muslim Cina pertama yang datang ke Iran dan merampungkan pendidikannya di hauzah dan universitas Tehran.

Dia banyak sekali menerjemahkan teks-teks Islam dalam bahasa Cina, namun karya besarnya adalah terjemahan Al-Quran Al-Karim dalam bahasa Cina, yang telah dikerjakan selama lebih dari 10 tahun dan dicetak di Cina pada tahun 2012.

Sulaiman Bai Jisu pada hari pertama Konferensi Internasional Terjemahan Al-Quran Al-Karim dalam panel spesialis terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/12/2014), di Universitas Allamah Thabathabai, berceramah terkait perjalanan sejarah penyebaran dan terjemahan Al-Quran Al-Karim dalam bahasa Cina.


Sejarah Masuknya Islam ke Cina

Sulaiman Bai Jisu mengatakan, Islam masuk ke Cina pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, pada tahun 653 M, lewat delegasi kaum muslimin dan kaum muslimin ini mengenalkan orang-orang Cina dengan adab dan tata cara Islam dan sebagian dari mereka juga tetap tinggal di Cina dan memiliki pelayanan yang berharga dalam menyebarkan Islam.

Sejak masuknya Islam ke Cina sampai dinasti Yuan, hanya sejumlah masjid terbatas yang mengajarkan Al-Quran dan sangat sedikit sekali orang-orang yang mengajarkan pemahaman-pemahaman Al-Quran.

Pada silsilah dinasti Yuan, dengan memperhatikan kemajuan Islam, banyak jumlah kaum muslimin, dan dari sinilah diambil keputusan untuk mengumpulkan sebagian surah-surah Al-Quran dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Cina, yang mana secara umum biasanya surah-surah ini adalah surah-surah pendek Al-Quran.

Tidak ada percetakan Al-Quran pada masa itu, dan mayoritas Al-Quran ditulis dengan tangan dan bahkan di sebagian masjid-masjid kampung tidak memiliki satu naskah Al-Quran dan untuk melakukan acara-acara, mereka menempuh puluhan kilometer guna meminjam satu naskah Al-Quran.

Sejarah Islam di Cina sudah ada sejak lebih dari 1300 tahun, namun sejarah penerjemahan Al-Quran ke Cina berkisar 300 tahun silam dan terjemahan lengkap Al-Quran sekitar 100 tahun.

Percetakan Al-Quran di Cina dimulai pada awal-awal abad kesembilan belas. Pada tahun 1862, telah dicetak Al-Quran pertama dari kayu dalam tigapuluh juz dan disebarkan di masjid-masjid.

Pada tahun 1893 M juga sejumlah ulama dan saudagar melakukan penerbitan kembali Al-Quran dan Ma Lian Yuan, ilmuwan muslim mengemban tugas ini dan 20 orang juru ukir dengan berwudhu mengukir ayat-ayat Al-Quran dan menutupi setiap permukaannya dengan kain supaya tidak tersentuh.

Pada tahun 1958 M, Himpunan Islam Cina untuk pertama kalinya melakukan percetakan Al-Quran secara terpadu di Sanghai.


Alasan Tertundanya Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Cina

Sulaiman Bai Jisu menjelaskan, sejarah terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina sangatlah sedikit dibanding sejarah masuknya Islam, karena di awal-awal masuknya Islam ke Cina, mayoritas kaum muslimin Cina berasal dari negara-negara Arab dan Persia, dan mereka tidak membutuhkan terjemahan Al-Quran, kedua: para ilmuwan Cina sangat berhati-hati dalam terjemahan Al-Quran sebagai kalam Ilahi, ketiga: ruang pelarangan terjemahan Al-Quran sangat menyulitkan pekerjaan ini dan keempat: tidak adanya yayasan resmi dan kerjasama dengan pemerintah menyulitkan terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina.


Pembelajaran Al-Quran di Cina

Dia menambahkan, Al-Quran di Cina dengan kedatangan Islam, namun tidak diajarkan di sekolah-sekolah. Kemudian pemerintah dinasti Yuan, untuk melangsungkan komunikasi dengan negara-negara Islam mendirikan sekolah negeri untuk pembelajaran Persia dan Arab dengan nama sekolah Hui Hui, barangkali dapat dikatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sekolah Islam Cina.

Pengajaran Al-Quran di Cina, pertama-tama dilaksanakan dari pihak anggota-anggota yang mengenal Al-Quran, kemudian dari pihak para mubalig luar dan akhirnya dengan pendirian pusat-pusat keagamaan di kawasan kaum muslimin.


Evolusi Terjemahan Al-Quran di Cina

Selanjutnya, Sulaiman Bai Jisu membahas tentang evolusi terjemahan Al-Quran di Cina dan secara terskedul, mengatakan:

Terjemahan pilihan: Pertama-tama, sejak permulaan abad ketujuh sampai pertengahan abad 18, sejumlah cendekiawan muslim yang mengenal bahasa Arab dan Persia menerjemahkan sebagian ayat-ayat Al-Quran ke bahasa Cina untuk digunakan.

Terjemahan sebagian surat: Akhir-akhir abad 18, sedikit demi sedikit dimulai terjemahan Al-Quran, namun yang diterjemahkan hanya sebagian surat-surat yang lebih banyak digunakan.

Terjemahan sebagian juz-juz Al-Quran: Sejak akhir-akhir abad 19, Ma Fuchu, cendekiawan terkenal menerjemahkan 20 juz Al-Quran, meskipun tidak merampungkan terjemahan tersebut, namun upaya ini menunjukkan bahwa masyarakat pada waktu itu memiliki kebutuhan yang mendesak terhadap terjemahan Al-Quran.

Terjemahan lengkap Al-Quran: Awal-awal abad kedua puluh terjemahan lengkap Al-Quran dimulai oleh Lee Tiye Zheng, cendekiawan non muslim Cina, dan dilakukan dari bahasa Jepang ke Cina dan di cetak di Beijing, tahun 1927.


Terjemahan-terjemahan Al-Quran di Cina

Menurut penuturan Sulaiman Bai Jisu, terjemahan-terjemahan Al-Quran yang ada di Cina adalah sebagai berikut:
- Terjemahan Al-Quran Ma Deh Xiang, Terjemahan Al-Quran pertama, kurang lebih dalam 20 juz.
- Terjemahan Lee Tiye Zheng, terjemahan lengkap pertama Al-Quran, yang dilaksanakan berdasarkan terjemahan Rod Well.
- Terjemahan Al-Quran Ji Jue Mi, terjemahan lengkap kedua, yang dilakukan oleh kelompok cendekiawan yang mengenal pelbagai bahasa.
- Terjemahan dan deskripsi Al-Quran, Wang Jing Zhai, penerjemah dan rohaniawan terkemuka Cina.
- Terjemah disertai dengan tafsir, Liu Jin Biao, yang ticetak pada tahun 1934 di Beijing sekarang ini dan terjemahan lengkap keempat dan terjemahan kedua dilakukan oleh muslim Cina.
- Terjemahan pemahaman Al-Quran oleh Yang Jing Xiu.
- Terjemahan disertai dengan deskripsi Shi Zi Zhou, yang diterbitkan pada tahun 1987.
- Terjemahan Ma Jian, paling detail dan paling jelasnya terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina.
- Terjemahan prosa puisi dari Yahya Lin Song.
- Terjemahan detail dengan teks Arab dari Tang Dao Hang, yang diterbitkan pada tahun 1989.
- Terjemah dan Tafsir Al-Quran dari Zho Zhong Xi, yang diterbitkan pada tahun 1990 oleh penerbit internasional Islam di Singapura.
- Terjemah disertai dengan penjelasan, Sulaiman Bai Jisu, yang diterbitkan pada tahun 2002, oleh lembaga terjemahan Wahyu. Terjemahan ini dikerjakan selama 10 tahun (lima tahun terjemahan dan lima tahun penyuntingan).

Terjemahan Al-Quran ini berkali-kali mengalami penyuntingan, dikarenakan kalam Al-Quran sangatlah komprehensif dan mendalam, dimana ketika sang penerjemah membacanya, maka akan tergambar makna-makna dan kalimat-kalimat baru di benaknya dan sang penerjemah menghendaki terjemahannya semakin lebih lengkap.

Sulaiman Bai Jisu menambahkan, dalam terjemahan saya, dikarenakan hadir di Iran dan mengenal tafsir-tafsir para ulama Syiah dan budaya Ahlul Bait (As), saya mendapatkan manfaat dari sumber-sumber kaya ini dan terjemahan ini dicetak pada tahun 2011 dan mendapat sambutan dikarenakan sederhana dan mudah difahami, dan pada tahun 2012 M dipamerkan di pameran internasional Al-Quran.

Selanjutnya, dia mengenalkan kesukaran dan problematika terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina, dan mengatakan, “Bahasa Cina termasuk bahasa tersulit dunia, dan merubah bahasa Arab ke Cina merupakan pekerjaan yang maha sulit, karena dua bahasa ini memiliki banyak sekali perbedaan, baik dalam struktur dan pengucapan. Dari sisi lain, dikarenakan Al-Quran adalah kalam Ilahi, dan memiliki nilai sastra yang tiada tara, maka kurang lebih dapat dikatakan bahwa tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Cina dan penerjemahan dalam bahasa Cina menghadapai pelbagai kendala.”

Selanjutnya, Sulaiman Bai Jisu memberikan contoh dalam bab kesukaran terjemahan kalimat seperti, Rahman, Rahim, ism a’dzam Allah dan lain-lainnya.

Dalam kelanjutan pertemuan ini, Sulaiman Bai Jisu, penerjemah Al-Quran dan Lee Yuan Jin, penerjemah tafsir Al-Quran berbicara tentang problem-problem lain dan keanggunan-keanggunan terjemahan Al-Quran dalam bahasa Cina.

Laporan IQNA menunjukkan, dalam kelanjutan panel spesialis ini, juga akan mengkaji tentang terjemahan dan penelitian-penelitian Al-Quran dalam bahasa Cina.

Dituturkan, konferensi internasional pertama terjemahan Al-Quran Al-Karim yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/12/2014) selama tiga hari, di Universitas Allamah Thabathabai, akan meninjau dan mengulas terjemahan Al-Quran dalam delapan bahasa dalam panel-panel spesialis, dan dengan partisipasi para penerjemah Al-Quran Al-Karim dari 10 negara dunia.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: