Pesan Rahbar

Home » » Mengapa Hawariyyun Nabi Isa Memohon Makanan Langit?

Mengapa Hawariyyun Nabi Isa Memohon Makanan Langit?

Written By Unknown on Tuesday, 12 May 2015 | 06:31:00


Mengapa Hawariyyun Nabi Isa as memohon hidangan makanan dari langit? Ini adalah sebuah pertanyaan yang pernah diajukan kepada Ayatullah Makarim Syirazi salah seorang marja’ taklid Mazhab Syiah Imamiah.

Berikut rincian jawaban Ayatullah Makarim tentang masalah ini:
Surah Al-Mā’idah ayat 111-115 menjelaskan kisah hidangan langit yang pernah turun kepada Hawariyyun Nabi Isa as.

Ayat 112: “(Ingatlah) ketika Hawariyyun berkata, “Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhan-mu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”

Mā’idah berasal dari akar kata mayada yang berarti gerakan. Mungkin kata ini diartikan “hidangan” lantaran hidangan ini bisa dirubah dan dipindah-pindahkan.

Dari permintaan ini, Nabi Isa as mencium bau keraguan. Setelah datang banyak ayat dan tanda-tanda kekuasaan Ilahi, ia sangat khawatir dan memperingatkan mereka dalam kelanjutan ayat tersebut.

“Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman.”

Melihat jawaban Nabi Isa ini, Hawariyyun menekankan bahwa mereka tidak bermaksud ingin melakukan penentangan. Mereka hanya ingin menyantap hidangan samawi tersebut dan kalbu mereka bisa tenteram lantaran aroma samawi. Hal ini karena setiap makanan yang kita santap pasti mempengaruhi jiwa dan kalbu kita.

Ayat 113: “Mereka berkata, ‘Kami (hanya) ingin memakan hidangan itu dan supaya hati kami tenteram, dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, serta kami menjadi orang-orang yang bersaksi [atas hal itu].’”

Melihat kejujuran Hawariyyun ini, Nabi Isa memohonkan permintaan mereka kepada Allah.

Ayat 114: “Isa putra Maryam berdoa, ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami suatu hidangan dari langit yang akan menjadi hari raya bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu, dan anugerahkanlah rezeki kepada kami, dan Engkau-lah pemberi rezeki yang paling utama.’”

Nabi Isa mengutarakan permintaan Hawariyyun tersebut kepada Allah dalam bentuk yang sangat jitu. Ini membuktikan bahwa ia mementingkan kemasalahatan komunal masyarakatnya.

Melihat ketulusan ini, Allah pun mengabulkan permohonan mereka dan menurunkan sebuah hidangan dari langit. Tetapi, perlu diperhatikan. Setelah menyaksikan mukjizat ini, tanggung jawab mereka menjadi berat. Untuk itu, barang siapa mengingkari setelah itu, maka ia akan disiksa dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun di semesta ini.

Ayat 115: “Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu. Barang siapa di antara kamu yang sesudah (hidangan itu turun), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.’”

Mengapa Hawariyyun mengajukan permintaan demikian?

Tidak diragukan lagi bahwa mereka tidak memiliki niat jahat dan juga tidak ingin menentang Nabi Isa as. Mereka hanya ingin mencari ketenteraman kalbu dan mengikis sisa-sisa keraguan yang masih tersisa.

Sering terjadi kita membuktikan suatu masalah melalui argumentasi dan bahkan pengetahuan empiris serta pengalaman. Tetapi, karena masalah ini sangat penting, mungkin saja masih tersisa keraguan-keraguan dalam hati kita.

Untuk itu, mereka ingin mengikis sisa keraguan ini dengan cara penyaksian nyata. Nabi Ibrahim sa sendiri, sekalipun memiliki keimanan yang tinggi, masih ingin menyaksikan peristiwa hari kiamat dengan mata kepala sendiri sehingga keimanan tersebut menjadi ‘ainul yaqīn.

Mungkin juga Hawariyyun pernah mendengar bahwa hidangan langit pernah turun kepada Bani Isra’il sebagai mukjizat Nabi Musa as. Untuk itu, mereka juga memohon mukjizat semacam ini kepada Nabi Isa as.

Apakah isi hidangan langit tersebut? Al-Quran tidak menjelaskan lebih detail. Tetapi menurut penegasan sebuah hadis dari Imam Muhammad Baqir as, hidangan langit tersebut berisi beberapa potong roti dan beberapa ekor ikan.

Sumber: Tafsīr Nemūneh, jld. 5, hlm. 162.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: