Pesan Rahbar

Home » » Myanmar ogah disalahkan atas nasib miris ribuan muslim Rohingya

Myanmar ogah disalahkan atas nasib miris ribuan muslim Rohingya

Written By Unknown on Tuesday 19 May 2015 | 01:22:00

Imigran Rohingya di perairan Thailand. (Foto: AFP/Christophe Archambault)

Pemerintah Myanmar menolak desakan internasional, maupun tekanan dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand, agar ikut memikirkan solusi atas pelarian ribuan warga muslim Etnis Rohingya sepekan terakhir.

Negara mayoritas Buddha itu malah menyatakan tidak akan pernah mengakui sebagai penyebab krisis kemanusiaan terbesar di Asia Tenggara ini.

"Kami menolak tuduhan bahwa Myanmar adalah sumber masalah migran ini," kata Kepala Kantor Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay seperti dilansir Stasiun Televisi Aljazeera, Minggu (17/5).

Thailand, salah satu negara yang kebanjiran pengungsi Rohingya, menggelar forum mengundang 15 negara lainnya, pada 29 Mei mendatang. Topik yang dibahas adalah mencari solusi atas pelarian ribuan etnis Rohingya dan Bangladesh ke Asia Tenggara. Presiden Myanmar, Thein Sein, turut diundang.

Malaysia mengaku sudah tidak sanggup menampung lebih banyak warga Rohingya. Ada 45 ribu pelarian dari Myanmar yang ditampung Negeri Jiran selama tiga tahun terakhir. Demikian pula pernyataan militer Thailand maupun Indonesia.


Htay menyatakan negaranya bersimpati pada negara-negara yang mengalami masalah penyelundupan imigran Rohingya. Tapi mereka berkukuh sejak awal etnis muslim yang tinggal di Provinsi Arakan itu bukan warga negara Myanmar. Htay menuding negara seperti Bangladesh, sebetulnya yang menyelundupkan mereka ke lautan menjadi manusia perahu.

"Intinya Presiden kami tidak akan menghadiri forum internasional yang menggunakan istilah pengungsi maupun Rohingya," kata Htay.

Diperkirakan sejak pekan lalu ada 8.000 muslim Rohingya terapung di lautan. Nyaris 600 orang memasuki wilayah peraian Indonesia, lalu ditampung di Aceh Utara. Sementara 4.000 pengungsi memasuki wilayah Langkawi, Malaysia. Sisanya masih berada di lautan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Indonesia atau Malaysia tidak mengusir para pengungsi itu.

Thailand mengusir kapal-kapal Rohingya lainnya selama lima hari terakhir kembali ke perairan internasional. Mayoritas pengungsi terombang-ambing di lautan tanpa makanan, obat, dan persediaan air yang memadai.

Channel News Asia melaporkan, di kapal yang masih belum bisa mendarat ke Malaysia atau Indonesia, muncul pertikaian antara pengungsi Rohingya dan Bangladesh untuk memperebutkan makanan.Warga Rohingya ini ditawari calo penyelundup menuju Malaysia untuk mencari kerja, tapi kemudian ditinggalkan karena bahan bakar kapal habis.

Sebagian besar pengungsi lari dari Myanmar, untuk menghindari pembantaian etnis mayoritas Rakhine yang terjadi pada 2012. Kala itu, muncul isu beberapa warga Rohingya memperkosa perempuan Buddhis, sehingga pecah konflik berlatar sentimen agama.

(AFP/Merdeka/Channel-News-Asia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: