Arab Saudi dan Israel akhirnya buka kartu. Kedua negara yang selama ini santer disebut saling menjalin hubungan mesra secara diam-diam akhirnya mengakui sekongkol mereka.
Para pejabat kedua negara pernah dilaporkan media internasional bertemu di suatu tempat di luar negeri atau di Israel buat membahas kerjasama di kawasan Timur Tengah.
Sudah bukan rahasia lagi jika Arab Saudi yang mengaku beraliran Islam Sunni merasa pengaruhnya di Timur Tengah digerogoti oleh Iran yang beraliran Syiah.
Namun beberapa kali pertemuan antara pejabat Saudi dengan pejabat Negeri Zionis itu selalu disangkal oleh Saudi. Meski Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pernah mengatakan sebaliknya. Dalam wawancara dengan koran Israel Yedioth Ahronoth April tahun lalu dia mengatakan Kuwait dan Arab Saudi merupakan dua dari sejumlah negara Arab yang menjalin hubungan rahasia dengan Israel meski tidak punya hubungan diplomatik.
Namun kedua pejabat pemerintah Saudi dan Kuwait membantah klaim Lieberman itu.Apa saja yang menjadi bukti kuat sekongkol Saudi dengan Israel ? :
1). Amankan haji, Saudi sewa keamanan swasta Israel
Tahun 2013 lalu menjadi haji paling menyengsarakan bagi calon jemaah
asal Palestina. Bagaimana tidak? Pemerintah Arab Saudi menyewa
perusahaan keamanan swasta G4S milik Israel.Situs abna.ir melaporkan, Senin (14/10/2013), Saudi bukan pertama kali menyewa keamanan. Saban tahun diperlukan sekitar 700 ribu orang pasukan agar pelaksanaan haji berjalan lancar. Tentu saja ini mengejutkan bagi Peziarah Palestina.
G4S al-Majal, salah satu cabang dari perusahaan keamanan G4S dipercaya sudah mengawal pengamanan haji sejak 2010. Namun belum diketahui bagaimana jenis kerja sama dengan perusahaan induk.
Pegiat dari kelompok Boikot Sanksi dan Divestasi Israel pada Palestina (BDS) mengatakan pihaknya menyerukan agar Saudi membatalkan kerjasama dengan satuan keamanan yang juga melindungi pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, sedikit-sedikit mencaplok tanah Palestina.
Tak hanya BDS yang bereaksi atas kerjasama ini imam Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrima Sabri mengatakan bekerja sama dengan G4S juga merupakan kejahatan. “Mereka membantu penjajah adalah penjajah juga,” ujarnya.
2).Delegasi Saudi temui pejabat militer Israel.
Menurut radio Israel, Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Amir Salman
bin-Sultan dan dua pejabat lainnya diam-diam mengunjungi Israel.Perjalanan ke Israel itu dilaporkan oleh surat kabar bermarkas di Yerusalem, al-Manar. Dalam berita itu dikatakan informasi soal itu berasal dari sumber-sumber rahasia, seperti dilansir situs middleeastmonitor.com, Rabu (11/12/2013).
“Delegasi Saudi,” kata sumber itu,”menemui pejabat militer Israel dan Bin-Sultan mengunjungi salah satu pangkalan militer Israel ditemani seorang pejabat militer senior.”
Radio Israel tidak mengonfirmasi berita dari sumber itu, namun dilaporkan sejumlah surat kabar baru-baru ini sudah banyak melaporkan pertemuan rahasia antara pejabat Saudi dengan pejabat militer Israel.
Awal pekan ini koran Iran melaporkan pihak Saudi dan Israel mengadakan pertemuan di sebuah negara di luar negeri.
Riyadh sebelumnya membantah laporan dari koran British Sunday Times yang melaporkan kerja sama Saudi-Israel dalam persiapan menyerang program pengembangan nuklir Iran.
3). Saudi izinkan jet tempur Israel melintas buat gempur Iran
Pejabat Uni Eropa di Brussels, Belgia, mengatakan kepada stasiun
televisi Israel Channel 2, Arab Saudi sudah menawarkan wilayah udaranya
untuk dilintasi pesawat-pesawat jet tempur Israel guna menyerang Iran
jika diperlukan.
Langkah itu sebagai balas budi buat Israel yang meningkatkan pembicaraan damai dengan Palestina.“Pihak berwenang Saudi sudah berkoordinasi penuh dengan pejabat Israel dalam soal Iran,” kata pejabat Eropa itu, seperti dilansir Sputnik News, Kamis (26/2).
Jika jet-jet tempur Israel bisa melintasi wilayah udara Arab Saudi maka Negeri Bintang Daud itu bisa menyerang Teheran kapan saja tanpa perlu mengitari Teluk Persia.
Channel 2 juga mengungkapkan pasukan intelijen Israel dan negara Arab juga sudah berbagi informasi soal program nuklir Iran.
Meski Israel dan Saudi tidak punya hubungan diplomatik, namun sejumlah laporan yang menyatakan kedua negara itu sudah banyak bekerja sama untuk menyerang Iran.
4).Jet tempur Israel dukung Saudi ikut gempur Yaman
Sumber di Ibu Kota Sanaa, Yaman, Jumat lalu mengatakan sejumlah jet
tempur Israel ikut melancarkan serangan udara ke Yaman yang dipimpin
oleh Arab Saudi pada Kamis pekan lalu.
“Ini pertama kalinya pasukan Zionis bergabung dengan koalisi negara
Arab,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Politik Al-Haq, yaman, Hassa Zayd
dalam akun jejaring sosial Facebook, seperti dilansir Global Search, Ahad (29/3).Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah memerintahkan langsung Angkatan Udara Israel mengerahkan jet-jet tempur mereka buat mendukung serangan Saudi ke Yaman.
Jumat lalu sedikitnya 15 orang tewas di Sanaa dalam serangan udara itu.
Stasiun televisi al-Massira melaporkan serangan udara Saudi itu menargetkan rakyat sipil Yaman yang sedang berbelanja di pasar.
Liga Arab kemarin menyatakan siap membentuk koalisi militer buat menyerang Yaman yang kini dikuasai pemberontak Houthi beraliran Syiah.
Negara-negara Arab itu juga menyerukan pemberontak Houthi untuk segera mundur dari Sanaa dan sejumlah institusi pemerintah serta menyerahkan senjata mereka kepada otoritas yang berwenang.
5).Pejabat Israel dan Saudi akui jalin kerjasama
Arab Saudi dan Israel akhirnya membenarkan rumor selama ini bahwa dua
negara bermusuhan itu sebetulnya sudah menjalin hubungan diplomatik.
Dalam forum Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat pekan lalu, kedua
negara membenarkan sudah digelar lima kali pertemuan rahasia di tempat
netral sejak 2014.Tujuan dialog itu adalah membahas strategi menangkal Iran yang terus berambisi memiliki nuklir. Dirjen Kementerian Luar Negeri Israel Dore Gold mengatakan pihaknya dan Saudi punya kepentingan beririsan.
Israel jengah dengan langkah Iran mendanai militan Hizbullah di selatan Libanon. Apalagi AS malah mengizinkan Iran memiliki fasilitas nuklir, yang dikhawatirkan bisa menjangkau wilayah Zionis.
Sedangkan Arab Saudi sejak lama tidak akur dengan negara mayoritas Syiah itu. Apalagi Iran secara terbuka mendukung militan Houthi yang menggulingkan Presiden Yaman selaku sekutu Saudi.
“Bukan berarti (Israel-Saudi) telah menyelesaikan semua masalah dan perbedaan selama ini, tapi harapan kami, isu-isu bersama dapat kami atasi di tahun-tahun mendatang,” kata Gold seperti dilansir the Atlantic, Senin (8/6).
Dalam forum yang sama, Saudi diwakili Anwar Majed Eshki, purnawirawan yang dulu menjabat sebagai penasehat Dubes Saudi untuk Amerika Serikat.
Eshki bersalaman dengan Gold di hadapan forum yang digelar Kementerian Luar Negeri AS itu. Saat berpidato, Eshki menjelaskan alasan negaranya bersedia duduk semeja dengan Israel, untuk menangani pengaruh Iran.
Bekas jenderal berpengaruh di Saudi ini percaya para mullah di Iran berambisi menguasai Timur Tengah. “Ada tujuh skenario yang dipersiapkan Saudi untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah,” kata Eshki.
Salah satu rencana itu adalah mendongkel rezim Mullah di Iran. Supaya Israel dan negara-negara Arab tak lagi ribut, Saudi pun mengusulkan terciptanya negara penyangga menampung warga Kurdi. Wilayah ‘kurdistan’ itu mencakup sebagian Iran, Irak, dan Turki.
(Merdeka/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email