Beberapa hari lalu kepala suku-suku Yam dan Walad di provinsi Najran, Arab Saudi, Syeikh Abdullah Fawzi Akram mengabarkan adanya upaya suku-suku di provinsi ini untuk memisahkan diri dari Saudi. Kabar ini segera dinilai oleh para pengamat sebagai gempa politik bagi Arab Saudi.
Syeikh Akram mengatakan bahwa suku-suku Najran akan mengadakan pertemuan lagi di awal bulan suci Ramadhan untuk membicarakan masalah pemisahan Najran dari Saudi.
Menurutnya, serangan roket dan mortir yang menimpa kawasan Najran dilakukan bukan oleh orang-orang Yaman, melainkan oleh tentara Saudi sendiri terhadap suku-suku tersebut.
Dia memastikan bahwa suku-suku di bagian selatan Najran sudah bergabung dengan pasukan Yaman melawan militer Saudi. Karena itu dia juga berani memastikan bahwa Najran pada akhirnya akan terpisah dari pemerintah pusat Saudi.
“Tak syak lagi, ini akan terjadi,” katanya, sebagaimana dikutip IRNA, Rabu (12/6).
Najran semula adalah bagian dari Yaman, namun pada tahun 1934 dan setelah berdirinya negara Arab Saudi pada tahun 1932 memisahkan diri dari Yaman dan berintegrasi dengan Saudi. Pada tahun 1934 pula, Saudi menganeksasi kawasan Usair dan Jizan yang sebelumnya juga merupakan bagian dari Yaman.
Sementara itu kantor berita Saba melaporkan bahwa tentara dan pasukan revolusi rakyat Yaman telah menggempur kawasan Jizan dan Usair dengan beberapa roket.
Sumber militer Yaman Rabu (17/6) mengatakan serangan pasukan Yaman itu telah menghancurkan empat mesin perang Saudi di kota Najran, sedangkan di Usair mereka telah menembakkan 40 roket ke pangkalan militer Umaish.
(Liputan-Islam/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email