Ritual ibadah politik salat Jumat telah digelar di kota suci Qom, Iran, pada hari Jumat lalu. Ritual ini dipimpin langsung oleh Ayatullah Sayyid Hasyim Husaini Busyehri.
Dalam khutbah Jumat kali ini, Ayatullah Busyehri mengingatkan kita kepada hari ulang tahun kesyahidan Imam Jaʻfar Shadiq as yang akan jatuh pada tanggal 25 Syawal mendatang.
“Imam Shadiq as pada masa hidup telah menggelar sebuah revolusi budaya, dan seluruh dimensi revolusi ini harus dibeberkan,” ujarnya.
Untuk langkah pertama, lanjut Ayatullah Busyehri, Imam Shadiq memilih untuk mendidik manusia-manusia saleh di seantero masyarakat. Tak lupa, beliau juga mendidik murid-murid khusus sebagai duta khusus beliau.
Di samping komitmen untuk memerangi penguasa lalim, tukas Ayatullah Busyehri, Imam Shadiq as juga tidak pernah melupakan mengurusi kawula muda.
Di bagian lain khutbah Jumat, Ayatullah Busyehri mengupas isu nuklir Iran yang sekarang sedang berkembang di tengah masyarakat. Tema ini, menurutnya, termasuk tema yang paling penting di masyarakat kita.
“Dalam menanggapi isu ini, kita harus bersikap jujur dan obyektif. Mereka yang setuju jangan hanya membeberkan sisi-sisi positif kesepakatan nuklir, dan mereka yang menentang juga jangan hanya mengutarakan sisi-sisi negatifnya. Kesepakatan ini bukanlah akhir dari aktifitas kita,” ungkap Ayatullah Busyehri.
Ayatullah Busyehri menyinggung ancaman militer yang selalu dilancarkan oleh Amerika kepada rakyat Iran. “Sekali lagi, janganlah kalian berpikiran untuk menguji bangsa Iran. Jika memang kalian memaksakan sebuah perang atas bangsa Iran, maka mereka akan membuat kalian menyesal,” tegasnya.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email