Pesan Rahbar

Home » » Wapres: ISIS Muncul Saat Ideologi Keliru Ada di Negara Lemah

Wapres: ISIS Muncul Saat Ideologi Keliru Ada di Negara Lemah

Written By Unknown on Sunday 23 August 2015 | 19:12:00

Serangan kimia oleh kaum teroris merupakan ciri khas ISIS.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terbentuk karena perpaduan ideologi yang keliru, masalah politik, dan masalah ketidakadilan ekonomi. Untuk itu, Kalla menekankan pentingnya menjaga kondisi negara agar stabil dan kuat secara politik, ekonomi, dan keamanan guna menangkal masuknya ISIS.

"Hanya dihindari oleh dua hal, menjaga masing-masing negara tetap stabil dan kuat secara politik, keamanan, dan keadilan ekonomi. Banyak negara hancur karena ketidakadilan, baik ketidakadilan di politik maupun ekonomi. Itulah sumber masalah dari banyak negara dan diri manusia," kata Kalla dalam acara Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadis di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Menurut dia, ideologi yang keliru kerap menyebar dari negara-negara yang lemah. Negara-negara itu telah dilemahkan pihak luar maupun permasalahan internal negara itu sendiri. Kalla mencontohkan Afganistan, Irak, serta Suriah.

Menurut Kalla, negara-negara itu melemah karena para pemimpinnya yang berbuat tidak benar pada masa lalu. Pelemahan itu, kata dia, diperparah oleh serangan dari negara-negara Barat.

"Kemudian, negara itu dihancurkan oleh kekuatan lebih besar, dari luar, negara-negara Barat banyak menghancurkan negeri itu, kemudian melemahkannya," ucap Kalla.

Pada saat kondisi negara yang lemah seperti itu, ajaran radikal mulai masuk dan menjalar. Kalla mengibaratkan ajaran radikal ini bagaikan virus yang menyerang tubuh ketika lemah.

"Di negara-negara itu dilemahkan, maka virus ajaran radikal itu gampang masuk ke masyarakat," kata dia.

Karena itulah, lanjut Kalla, keadilan perlu ditegakkan. Ia juga meminta para pemuka agama untuk mengajarkan ajaran yang benar. Wapres kembali mengingatkan akan konflik Poso dan Ambon yang terjadi beberapa tahun lalu. Ketika itu, menurut dia, banyak pemimpin agama yang justru mengajarkan ajaran keliru.

"Banyak pemimpin umat dengan ajaran yang salah, menjual murah surga karena membunuh dan dibunuh akan syahid, dan dijanjikan masuk surga," ucap dia.

(Kompas/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: