Pesan Rahbar

Home » » Pidato Lengkap Pemimpin Besar Revolusi Iran di Konferensi Palestina

Pidato Lengkap Pemimpin Besar Revolusi Iran di Konferensi Palestina

Written By Unknown on Tuesday, 26 January 2016 | 17:10:00


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wa rahmatullah
الحمدلله رب‌ العالمين و الصلاة و السلام علي سيدنا محمد و آله الطاهرين و صحبه المنتجبين و علی من تبعهم باحسانٍ الي يوم الدين

قال الله الحكيم: أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُون َبِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ الله عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ. الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللهِ كَثِيرًا وَلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ


"Telah diizinkan bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar kecuali karena mereka berkata, ‘Tuhan kami hanyalah Allah' dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-geraja rumah ibadah Yahudi dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Q.S. al-Hajj: 39-40)

Saya ucapkan selamat datang kepada para tamu undangan dan hadirin yang terhormat. Di antara isu-isu yang layak disorot dan dibahas oleh para tokoh agama dan politik dari seluruh penjuru Dunia Islam adalah isu Palestina yang punya keistimewaan menonjol. Palestina adalah tema paling utama di antara sekian permasalahan yang dihadapi secara bersama oleh negara-negara Islam. Ada beberapa keistimewaan pada masalah ini:

Pertama, permasalahan ini menyangkut sebuah negeri Islam yang telah dirampas dari para pemiliknya dan diberikan kepada orang-orang asing yang didatangkan ke sana untuk membentuk sebuah masyarakat yang ilegal dan palsu.

Kedua, peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah ini terus menerus diwarnai dengan pembantaian, kejahatan, kezaliman dan pelecehan yang berkesinambungan.

Ketiga, kiblat pertama umat Islam dan banyak situs agama yang dihormati di negeri itu menjadi sasaran ancaman penghancuran, penistaan dan pelenyapan.

Keempat, rezim dan masyarakat palsu yang dibentuk di wilayah Dunia Islam yang paling vital ini sejak awal hingga kini memainkan peran sebagai pangkalan militer, keamanan dan politik untuk kepentingan negara-negara arogan dan imperialis Barat -yang dengan berbagai alasan- memusuhi persatuan, kehormatan dan kemajuan negara-negara Islam yang menggunakannya sebagai belati untuk menikam umat Islam.

Kelima, zionisme yang merupakan ancaman besar bagi etika, politik, dan ekonomi masyarakat manusia menjadikan negeri ini sebagai pijakan kaki dan alat untuk memperluas pengaruh dan hegemoninya di dunia.

Poin-poin lain yang bisa ditambahkannya di sini adalah, kerugian besar baik secara finansial maupun jiwa yang harus ditanggung oleh negara-negara Islam sampai saat ini, terusiknya perhatian negara-negara dan bangsa-bangsa Muslim, derita yang dipikul oleh jutaan pengungsi Palestina yang sebagian besar masih tinggal di kamp-kamp pengungsian setelah berlalunya enam dekade, terputusnya sejarah satu kutub peradaban yang penting bagi Dunia Islam, dan lain sebagainya.

Sekarang, seiring dengan faktor-faktor tadi, terjadi sebuah fenomena yang krusial yaitu gerakan kebangkitan Islam yang menyelimuti seluruh kawasan dan membuka lembaran baru yang menentukan bagi nasib umat Islam. Tak syak, gerakan agung ini akan berujung pada terbentuknya sebuah komunitas Islami yang kuat, maju dan kompak di kawasan yang vital di dunia ini. Berkat inayah Allah dan tekad kuat mereka yang terlibat dalam gerakan ini, fenomena yang akan mengakhiri masa ketertinggalan, kelemahan dan kehinaan bangsa-bangsa Muslim ini akan mencurahkan sebagian besar energi dan semangatnya untuk menindaklanjuti isu Palestina.

Dari satu sisi, kezaliman dan arogansi rezim Zionis Israel yang terus meningkat serta sikap sejumlah penguasa despotik, korup dan antek Amerika dengannya, dan di sisi lain, munculnya geliat perlawanan gigih Palestina dan Lebanon bersama kemenangan bak mukjizat yang berhasil diraih oleh para pemuda mukmin dalam perang 33 hari di Lebanon dan 22 hari di Gaza, merupakan bagian dari faktor-faktor penting yang memicu munculnya gelombang arus di tengah samudera bangsa Mesir, Tunisia, Libya dan negara-negara regional lainnya yang sepintas nampak tenang.

Adalah satu realita bahwa rezim Zionis yang bersenjata lengkap dan mengklaim diri sebagai kekuatan yang tak terkalahkan ternyata menelan kekalahan telak dan menyakitkan saat menghadapi para pejuang Mukmin dan pemberani dalam perang Lebanon yang tak seimbang. Setelah itu, rezim yang sama unjuk kekuatan dan kembali gagal ketika berhadapan dengan perlawanan Gaza yang gigih dan mazlum.

Fakta tadi sudah semestinya diperhatikan dengan baik dalam menganalisa kondisi kawasan saat ini, sekaligus menjadi parameter dalam setiap pengambilan keputusan.

Karenanya, sangat tepat jika dikatakan bahwa isu Palestina saat ini merupakan isu yang sangat penting dan prioritas. Dengan kondisi kawasan ini, rakyat Palestina tentunya berhak untuk berharap banyak dari negara-negara Muslim.

Mari kita tengok masa lalu dan masa kini untuk menyusun peta jalan bagi masa depan. Di sini saya akan memaparkan beberapa poin.

Sudah lebih dari enam dekade berlalu sejak terjadinya peristiwa tragis perampasan Palestina. Faktor-faktor utama yang melahirkan tragedi berdarah ini sudah diketahui. Faktor paling utamanya adalah pemerintahan imperialis Inggris yang dengan politik, senjata, personil militer, keamanan, ekonomi dan budaya, lalu negara-negara imperialis lainnya dari Barat dan Timur ikut membantu terjadinya kezaliman besar ini. Rakyat Palestina yang tak berdaya dibantai oleh para penjajah yang tak berperasaan dan diusir dari rumah dan kampung halaman mereka. Hingga saat ini, gambar seni media dan visualisasi dari tragedi kemanusiaan dan peradaban ini yang dilakukan oleh para pengklaim peradaban dan etika di zaman itu tak lebih dari satu persen dari fakta yang sebenarnya, karena memang tidak diinginkan dan diizinkan oleh para pemilik utama seni visual, cinema, dan televisi serta mafia perfilman Barat. Satu bangsa dibantai secara massal, diasingkan dan diusir dari rumah mereka dalam keheningan.

Perlawanan yang ada di masa-masa itu ditumpas besar-besaran dan dengan cara sadis. Dari luar wilayah Palestina, para pejuang yang umumnya datang dari Mesir telah melakukan banyak usaha dengan dorongan semangat keislaman. Namun usaha mereka tak banyak membuahkan hasil karena tidak mendapat dukungan yang semestinya.

Lalu tiba masa perang terbuka dan klasik antara sejumlah negara Arab melawan tentara Zionis. Mesir, Suriah dan Jordania mengerahkan pasukan masing-masing. Namun, bantuan militer, logistik dan finansial dari AS, Inggris dan Prancis yang mengalir semakin deras kepada rezim pendudukan telah melumpuhkan pasukan Arab. Mereka tak hanya gagal membantu rakyat Palestina tapi bahkan kehilangan sebagian wilayah dalam perang-perang ini.

Dengan kian nampaknya kelemahan negara-negara Arab yang bertetangga dengan Palestina, regu-regu perlawanan bersenjata Palestina menemukan bentuknya yang terorganisir. Beberapa waktu setelah itu lahirlah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pijaran fenomena ini memunculkan harapan. Namun tak berapa lama harapan itupun luntur. Bisa dikata bahwa kegagalan ini terjadi karena banyak faktor. Hanya saja, faktor paling utama adalah karena gerakan itu telah menjauh dari masyarakat, kepercayaan dan keimanan rakyat kepada Islam. Ideologi kiri atau nasionalisme murni bukanlah isu yang mendesak bagi masalah Palestina yang pelik ini. Yang dapat mendorong satu bangsa untuk terjun ke medan perjuangan dan memberi mereka kekuatan yang tak terkalahkan hanyalah Islam, jihad dan kesyahidan. Mereka tak memahami masalah ini dengan baik. Beberapa bulan setelah kemenangan revolusi Islam, ketika para pemimpin PLO menemukan semangat baru dan sering berkunjung ke Tehran, kepada salah seorang tokoh organisasi ini saya bertanya, "Mengapa kalian tidak mengusung bendera Islam dalam perjuangan kalian yang sah ini?" Dia menjawab, "Di antara kita ada yang beragama Kristen." Di kemudian hari, orang tersebut tewas dalam insiden teror yang dilakukan orang-orang Zionis di salah satu negara Arab. Insya Allah dia memperoleh ampunan dari Allah. Tetapi argumentasi yang dia sampaikan tidak sempurna dan tidak benar. Menurut hemat saya, seorang pejuang Kristen yang beriman akan merasa lebih tenang berperang di sisi komunitas pejuang yang tulus, beriman kepada Allah dan hari kiamat dan berharap pertolongan Ilahi serta didukung secara materi dan spiritual oleh masyarakat, ketimbang berjuang bersama kelompok yang tidak beriman dan hanya mengandalkan emosi yang tak menentu serta jauh dari dukungan rakyat.

Tidak adanya keimanan agama yang kuat dan keterjauhan dari rakyat secara perlahan telah melemahkan mereka. Memang, di antara mereka ada sekelompok orang yang terhormat, penuh semangat dan peduli. Tapi komunitas dan organisasi berjalan ke arah yang lain. Penyimpangan mereka telah menjadi pukulan bagi masalah Palestina dan pukulan itu masih terus berlangsung. Sama seperti sejumlah rezim Arab pengkhianat, mereka juga telah mencampakkan cita-cita perjuangan muqawamah yang merupakan satu-satunya jalan keselamatan bagi Palestina. Tentunya bukan hanya terhadap Palestina, mereka juga telah memukul diri sendiri dengan pukulan telak. Seperti yang dikatakan oleh penyair Kristen Arab;

لئن اضعتم فلسطيناً فعيشكم طول الحياة مضاضات و آلامٌ

"Jika mencampakkan Palestina, maka sepanjang hidup kalian akan menderita kepedihan dan rasa sakit."

Demikianlah 32 tahun berlalu seperti ini sejak terjadinya peristiwa Nakbah... Tapi mendadak tangan Ilahi yang Maha Kuat membalik lembaran. Kemenangan revolusi Islam di Iran tahun 1979 telah mengubah kondisi di kawasan dan membuka lembaran baru. Di antara pengaruh besar revolusi Islam ini di dunia dan tamparan kerasnya terhadap kebijakan arogansi adalah pukulan telak yang dilayangkannya lebih cepat dan lebih nampak menyasar ke arah rezim Zionis. Pernyataan para pemimpin Zionis saat itu sangat menarik dan menunjukkan kondisi, kekelaman dan kegalauan mereka. Di pekan-pekan pertama kemenangan revolusi, Kedutaan Besar Israel di Tehran ditutup dan seluruh pegawainya diusir. Secara resmi, kedutaan itu diserahkan kepada perwakilan PLO dan sampai sekarang masih mereka gunakan. Imam Khomeini mengumumkan bahwa salah satu cita-cita revolusi ini adalah pembebasan Palestina dan pelenyapan kanker ganas Israel. Gelombang kuat revolusi ini yang saat itu memenuhi seluruh penjuru dunia membawa pesan, ‘Palestina harus bebas'. Kesulitan bertubi dan besar yang ditimpakan musuh-musuh revolusi terhadap pemerintahan Republik Islam Iran yang salah satunya adalah perang yang dipaksakan rezim Saddam Hossein selama delapan tahun dengan provokasi AS dan Inggris serta dukungan rezim-rezim reaksionir Arab tak mampu memadamkan tekad Republik Islam Iran untuk membela Palestina.

Dengan demikian darah segar kembali mengaliri urat-urat Palestina. Kelompok-kelompok pejuang Muslim Palestina pun bermunculan. Di Lebanon, muqawamah membuka front yang kuat dan baru melawan musuh dan para pendukungnya. Palestina pun tak lagi menumpukan harap kepada negara-negara Arab dan lembaga-lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang notabene ikut andil dalam kejahatan negara-negara arogan, akan tetapi mengandalkan potensi diri sendiri, para pemudanya, keimanan mendalam kepada Islam dan pria maupun wanitanya yang siap berkorban. Inilah kunci dari semua keberhasilan.

Selama tiga puluh tahun proses ini terus berkembang dan meningkat. Kekalahan pahit rezim Zionis Israel di Lebanon tahun 2006 lalu kegagalan pasukan Zionis yang congkak di Gaza tahun 2008, larinya Zionis dari Lebanon selatan dan mundurnya mereka dari Gaza, terbentuknya pemerintahan muqawamah di Gaza, dan secara singkat, berubahnya bangsa Palestina dari komunitas manusia-manusia yang lemah dan pesimis menjadi bangsa yang penuh harap, pejuang dan percaya diri adalah fenomena yang menonjol dalam tiga puluh tahun terakhir.

Gambaran umum dan sepintas ini akan sempurna jika gerakan damai dan pengkhinatan yang bertujuan memadamkan muqawamah dan meraih pengakuan dari kelompok-kelompok Palestina dan rezim-rezim Arab terhadap legalitas eksistensi Israel dilihat dengan benar.

Gerakan ini yang pertama kali dilakukan oleh seorang pengkhianat dan bejat yang duduk di posisi penerus Gamal Abdel Nasser dengan menandatangani perjanjian Camp David yang memalukan, selalu berusaha menggembosi tekad kuat muqawamah. Melalui perjanjian Camp David untuk pertama kalinya satu rezim Arab secara resmi mengakui negeri Islam bernama Palestina sebagai tanah air bagi orang-orang Zionis. Dalam perjanjian itu, ditandatangani suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa "Israel adalah negeri bagi bangsa Yahudi'.

Sejak saat itu sampai ditandatanganinya perjanjian Oslo tahun 1993 dan setelahnya, dibuat agenda-agenda penyempurna yang dikendalikan oleh AS bersama sejumlah negara imperialis Eropa dan dipikulkan ke pundak kubu Palestina yang pro damai dan tak penting itu. Semua agenda itu ditujukan oleh pihak musuh untuk memalingkan rakyat dan faksi-faksi Palestina dari muqawamah lewat cara iming-iming janji yang menipu dan nonsen serta menyibukkan mereka dengan permainan politik amatiran. Dengan cepat ketidakakuratan semua perjanjian itu terungkap. Orang-orang Zionis dan para pendukung mereka berulang kali telah membuktikan bahwa semua surat perjanjian itu di mata mereka tak lebih dari kertas yang tak bernilai. Tujuan dari agenda ini adalah melahirkan keraguan di tengah bangsa Palestina dan merayu orang-orang yang tak beriman dan cinta dunia serta melumpuhkan gerakan muqawamah Islam, tidak lebih.

Sampai sekarang, obat penawar untuk meredam permainan beraroma pengkhianatan ini tetaplah semangat muqawamah pada kelompok-kelompok Islam dan bangsa Palestina. Dengan izin Allah mereka gigih melawan musuh. Mereka akan memperoleh bantuan dan pertolongan Ilahi seperti yang dijanjikan Allah dalam firmannya;

َلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ، إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa."

Resistensi Gaza yang diblokade secara penuh adalah pertolongan Allah. Tumbangnya kekuasaan rezim pengkhianat dan korup Husni Mubarak adalah pertolongan Allah. Munculnya gelombang besar kebangkitan Islam di kawasan, juga merupakan pertolongan Allah. Tercabiknya tirai kemunafikan dan kebohongan wajah AS, Inggris dan Prancis serta kebencian bangsa-bangsa di kawasan yang semakin mengkristal kepadanya, adalah pertolongan Allah. Tenggelamnya Rezim Zionis dalam kesulitan bertubi dan tak terkira dari kesulitan politik, ekonomi, dan sosial di dalam sampai keterkucilan dan kebencian umum dunia kepadanya bahkan di lingkungan kampus di Eropa, semua itu adalah pertolongan dari Allah.

Hari ini, Rezim Zionis lebih dibenci, lebih lemah dan lebih terkucilkan sementara para pendukung utamanya, yaitu Amerika Serikat semakin tenggelam dalam kesulitan dan kebingungan.

Kini, gambaran umum Palestina dalam rentang waktu 60 lebih sekian tahun ada di depan mata kita. Masa depan mesti dibentuk dengan memerhatikan masalah ini dan mengambil pelajaran darinya.

Ada dua masalah yang harus dijelaskan terlebih dahulu;

Pertama, tuntutan kita adalah pembebasan Palestina, bukan pembebasan sebagian wilayah Palestina. Setiap prakarsa yang ingin memecah belah Palestina harus ditolak mentah-mentah. Prakarsa dua negara yang menjadi anggota PBB yang seakan benar, tak lain adalah pengakuan akan kemauan orang-orang Zionis, yaitu pengakuan akan eksistensi pemerintahan Zionis di negeri Palestina. Ini berarti penistaan hak bangsa Palestina, menutup mata dari hak bersejarah para pengungsi Palestina, dan bahkan ancaman terhadap hak warga Palestina yang hidup di dalam wilayah pendudukan tahun 1948. Ini berarti membiarkan kanker ganas dan bahaya yang selalu mengancam tubuh umat Islam, khususnya bangsa-bangsa di kawasan. Ini berarti mengulangi penderitaan puluhan tahun dan penistaan darah para syuhada.

Setiap prakarsa operasional harus dibuat berdasarkan prinsip ‘Seluruh Palestina untuk semua rakyat Palestina'. Palestina adalah negeri Palestina dari sungai sampai laut, tanpa kurang sejengkalpun. Tentunya, masalah ini jangan sampai diabaikan bahwa rakyat Palestina mesti melakukan apa yang sudah dilakukan di Gaza, yaitu memegang kendali wilayah manapun dari tanah Paslestina yang berhasil dibebaskan lewat sebuah pemerintahan yang dipilih berdasar pilihan rakyat. Tapi, jangan sampai tujuan akhir dilupakan.

Kedua, untuk mewujudkan cita-cita luhur ini diperlukan kerja keras, bukan kata-kata. Perlu keseriusan bukan tindakan basa-basi. Diperlukan kesabaran dan kearifan, bukan langkah yang tergesa-gesa. Harus ada pandangan yang jauh dan gerakan langkah demi langkah yang disertai tawakkal dan optimisme. Negara-negara dan bangsa-bangsa Muslim, kelompok-kelompok muqawamah di Palestina, Lebanon dan negara-negara lain harus mengenal peran dan tugas masing-masing dalam perjuangan kolektif ini. Dan dengan izin Allah, mereka akan memenuhi semua lini perjuangan muqawamah.

Prakarsa Republik Islam untuk menyelesaikan masalah Palestina dan menyembuhkan luka menahun ini, adalah prakarsa yang jelas, logis dan sesuai dengan aturan politik yang diterima oleh opini umum dunia. Prakarsa ini sudah dipaparkan dengan rinci. Kami tidak mengusulkan perang klasik yang menyertakan pasukan dari negara-negara Islam, tidak mengusulkan untuk membuang para imigran Yahudi ke laut, dan tidak pula mengusulkan untuk menjadikan PBB atau lembaga-lembaga internasional lainnya sebagai penentu. Kami mengusulkan referendum yang menyertakan semua rakyat Palestina. Sama seperti bangsa-bangsa lain, bangsa Palestina juga berhak menentukan sendiri nasib dan sistem pemerintahan di negeri mereka. Seluruh rakyat Palestina baik yang Muslim, Kristen atau Yahudi -bukan para imigran asing- di manapun mereka berada, baik yang berada di dalam negeri Palestina, di kamp-kamp pengungsi maupun yang berada di tempat lain, disertakan dalam referendum yang digelar secara umum dan tertib untuk menentukan sistem pemerintahan masa depan di Palestina. Setelah terbentuk, pemerintahan hasil referendum ini akan mengambil keputusan terhadap nasib para imigran yang datang ke negeri ini bertahun-tahun yang lalu. Ini adalah prakarsa yang adil dan logis, bisa diterima oleh opini umum dunia dan bisa didukung oleh bangsa-bangsa dan negara-negara independen. Tentunya kita tidak berharap para penjajah Zionis akan mudah menerimanya. Di sinilah saatnya negara-negara, bangsa-bangsa dan organisasi-organisasi muqawamah memainkan peran.

Pembelaan kepada rakyat Palestina yang paling penting adalah dengan memutuskan bantuan kepada musuh penjajah, dan ini adalah tugas besar yang dipikul oleh negara-negara Islam. Sekarang, setelah rakyat terjun ke tengah medan dengan mengangkat slogan-slogan anti Zionis, dengan alasan apalagi pemerintahan di negara-negara Muslim mempertahankan hubungan mereka dengan rezim penjajah? Kejujuran pemerintah di negara-negara Islam ditentukan oleh dukungan mereka kepada bangsa Palestina, serta memutuskan hubungan resmi dan rahasia baik politik maupun ekonomi dengan rezim ini. Negara-negara yang menjamu Kedutaan Besar atau kantor kepentingan ekonomi untuk Rezim Zionis tak dapat lagi mengaku sebagai pendukung Palestina. Slogan anti Zionis yang mereka angkat tak akan dipandang penting dan tulus.

Faksi-faksi muqawamah Islam yang sejak lama memikul beban jihad kini juga mengemban tugas besar yang sama. Muqawamah mereka yang terorganisir dengan baik adalah kekuatan aktif yang bisa membantu rakyat Palestina mencapai tujuan akhir ini. Perjuangan gagah berani yang dilakukan rakyat di sebuah negeri yang dijajah diakui secara resmi sebagai hak dalam piagam-piagam internasional dan dipuji. Tuduhan terorisme yang dilontarkan oleh jaringan politik dan media milik Zionisme adalah omong kosong yang tak bernilai. Terorisme yang nyata adalah rezim Zionis Israel dan para pendukungnya di Barat. Sementara, muqawamah Palestina adalah gerakan anti terorisme keji dan gerakan insani dan suci.

Dalam kaitan ini, negara-negara Barat hendaknya memandang medan dengan pandangan yang realistis. Barat saat ini berada di persimpangan dua jalan; mengakhiri arogansinya yang berkepanjangan, mengakui hak bangsa Palestina dan tidak mengikuti lebih jauh agenda Zionis yang arogan dan anti kemanusiaan, atau menantikan pukulan telak mendatang yang tak lama lagi bakal bersarang. Pukulan yang mematikan ini tak hanya berupa tumbangnya satu persatu rezim-rezim yang patuh kepada mereka di kawasan Dunia Islam. Kelak suatu hari bangsa-bangsa Eropa dan Amerika akan menyadari bahwa sebagian besar masalah ekonomi, sosial dan moral mereka dipicu oleh hegemoni zionisme internasional yang menguasai pemerintahan mereka layaknya gurita, sementara para pejabat negara hanya memikirkan kepentingan pribadi dan partainya sehingga siap untuk tunduk dan patuh kepada kartel-kartel jahat Zionis di Amerika dan Eropa. Saat itu, rakyat akan menghukum mereka dengan neraka yang tak membiarkan celah bagi mereka untuk selamat.

Presiden AS mengatakan bahwa keamanan Israel adalah garis merahnya. Faktor apa yang telah menciptakan garis merah ini? Apakah itu kepentingan rakyat AS ataukah kebutuhan pribadi Obama kepada dana dan dukungan kompeni-kompeni Zionis untuk meraih kursi kepresidenan periode kedua? Sampai kapan Anda bisa terus membohongi rakyat sendiri? Apa yang bakal dilakukan oleh rakyat AS terhadapmu ketika mereka menyadari bahwa engkau siap melakukan kehinaan, serta mengekor dan tunduk kepada orang-orang Zionis yang memiliki kekayaan dan rela mengobankan kepentingan rakyat hanya untuk mempertahankan kekuasaan beberapa hari lebih lama?

Saudara dan saudari yang mulia! Ketahuilah bahwa garis merah Obama dan semisal dia akan dikalahkan oleh bangsa-bangsa Muslim yang sudah bangkit. Yang menjadi ancaman Rezim Zionis sebenarnya bukan rudal-rudal Iran atau kelompok-kelompok muqawamah sehingga harus memasang perisai anti rudal di sana sini. Ancaman sebenarnya yang tak dapat dibendung adalah tekad kuat laki-laki, perempuan dan para pemuda di negara-negara Islam yang bakal tak sudi lagi menerima kekuasaan dan hegemoni AS, Eropa dan kaki tangannya atas mereka dan akan menghinakannya. Tentunya ketika dirasa ada ancaman dari musuh, rudal-rudal itu akan melaksanakan tugasnya.

فاصبر ان وعد الله حق ولا يستخفنّك الذين لا يوقنون

"Maka bersabarlah. Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) menggelisahkanmu." (Q.S. Rum: 60)

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

(IRIB-Indonesia/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: