Tentara
dan petugas penyelamat memuat bantuan makanan ke sebuah helikopter
militer di bandara Sittwe di negara bagian Rakhine Myanmar pada 4
Agustus 2015 (Foto: AFP)
“Dari 24 kamp yang ada, seperempatnya dijadikan tempat penampungan sementara bagi lebih dari 21.000 orang korban banjir,” kata juru bicara UNHCR Adrian Edwards, Selasa (4/8/15).
Di samping di negara bagian Chin, Sagaing dan Magway, juga Rakhine dinyatakan sebagai zona bencana alam oleh pemerintah Myanmar.
“Banjir mempengaruhi anak-anak dan orang tua yang sudah sangat rentan, termasuk mereka yang tinggal di kamp-kamp di negara bagian Rakhine,” kata Shalini Bahuguna, dari Dana Anak-anak PBB, Senin.
Menurut laporan, aparat keamanan menyatakan Muslim berlindung di sekolah-sekolah yang ditinggalkan dan di pusat komunitas mereka.
Pandangan
udara menunjukkan banjir menggenangi rumah dan pesawahan di Kalaymyo,
di negara bagian Sagaing Myanmar, pada tanggal 3 Agustus 2015. (Foto:AFP)
PBB mengakui Muslim Rohingya sebagai salah satu komunitas yang paling teraniaya di dunia, yang dipaksa pindah dari tempat tinggal mereka ke kamp pengungsiaan dipantai pada tahun 2012, menyusul serangan mematikan oleh ekstrimis Budha yang didukung pemerintah. []
(MahdiNews/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email