Lisa Borch (Foto: independent)
Gadis remaja itu, Lisa Borch, berusia 15 tahun menyerang ibunya, Tina Romer Holtegaard saat terlelap tidur di kamarnya di rumah mereka di Kvissel, desa kecil di ujung utara Jutland, Denmark, Oktober tahun lalu.
Seorang gadis remaja Denmark bersama pacarnya membunuh ibunya hingga tewas setelah menonton video ISIS bagaimana cara memenggal korban sandera.
Gadis remaja itu, Lisa Borch, berusia 15 tahun menyerang ibunya, Tina Romer Holtegaard saat terlelap tidur di kamarnya di rumah mereka di Kvissel, desa kecil di ujung utara Jutland, Denmark, Oktober tahun lalu.
Gadis remaja bersama pacar yang diketahui menjadi anggota kelompok Takfiri ISIS itu menusuk ibunya 20 kali tusukan hingga tewas.
Ideologi dan syariah ISIS menyebutkan orangtua boleh dibunuh jika tetap memilih jalan kafir dan tidak mengikuti ideologi Wahabi tersebut.
Setelah pembunuhan, Borch menelepon polisi untuk melaporkan adanya kejahatan di rumahnya, "Saya mendengar ibu saya menjerit, dan saya melihat keluar jendela, dan melihat seorang pria kulit putih kabur. Silakan datang ke sini, ada darah di mana-mana." Gadis itu kemudian menunggu dengan tenang.
Ketika polisi tiba, mereka menemukan dia dengan tenang menonton video di iPhone-nya. Ketika mereka bertanya di mana ibunya, dia menunjuk ke lantai atas tanpa menghentikan video yang ditontonnya.
Dalam persidangan saat menjadi saksi, diketahui gadis itu menjadi rekrutan kelompok Takfiri ISIS yang sengaja membunuh ibunya.
Jens Holtegaard, ayah tiri Borch, mengatakan bahwa putri tirinya itu menjadi pendukung kuat ISIS dan khawatir akan menjadi lebih radikal selama menjalani hukumannya sembilan tahun di bui.
"Lisa benar-benar tidak kritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan komunitas imigran. Dia suka berbicara tentang ISIS dan perilaku brutal mereka di Timur Tengah," katanya. "Saya tidak berani membayangkan apa yang dia bisa kembangkan selama di penjara."
Jaksa mengatakan kepada pengadilan bahwa Borch telah berencana melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Sebuah analisis forensik terhadap komputer Borch mengungkapkan bahwa gadis itu telah menyaksikan video tentang pemenggalan yang dilakukan Mohammed Emwazi atau anggota Takfiri ISIS asal Inggris yang bernama Jihadi John.
Informasi lain juga muncul dalam persidangan bahwa Borch telah menunjukkan kepada saudara kembarnya sebuah pisau yang dia akan gunakan untuk membunuh ibu mereka. Namun, saudara kembarnya mengabaikan hal itu karena mengiranya sebagai sebuah lelucon.
Persidangan mengungkapkan bahwa Borch sudah sering bertengkar dengan ibunya terkait obsesinya terhadap kelompok Takfiri ISIS dan hubungannya dengan pacarnya yang diketahu bernama Abdullah asal Irak.
(Islam-Times/ONH/ASS/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email