Salah satu faktor mengapa kegaiban Imam Zaman as berlangsung panjang adalah egoisme yang melekat dalam diri kita. Salah satu trik untuk menyingkirkan egoisme ini adalah membaca doa ziarah Al Yasin.
Dalam ziarah Al Yasin, kita mengikrarkan bahwa tolok ukur kebenaran adalah Ahlul Bait as. Kebenaran adalah segala sesuatu yang disukai oleh mereka dan kebatilan adalah segala sesuatu yang dibenci oleh mereka. Jika kita berhasil menjalankan barometer ini dalam kehidupan kita, maka kita bisa mengklaim sebagai penanti sejati.
Doa ziarah Al Yasin dimulai dengan frasa salāmun ‘alā Āl Yāsīn. Frasa ini menginginkan seluruh Ahlul Bait Rasulullah saw dari Imam Ali hingga Imam Mahdi as.
Tetapi, salam-salam doa ziarah ini selanjutnya hanya dikhususkan untuk Imam Mahdi as. Beliau berkata, “Untuk berziarah kepadaku, sebelum segala sesuatu, berziarahlah terlebih dahulu kepada nenek moyangku yang suci. Setelah itu, ucapkanlah salam kepadaku.”
Doa-doa ziarah khusus untuk Imam Mahdi as juga tidak terlepas dari tata krama yang harus kita haturkan kepada nenek moyang beliau. Ini menunjukkan rasa penghormatan dalam beliau kepada mereka.
Kita melihat tata krama ini juga terperlihara dalam doa ‘azhumal balā’. Sebelum bertawasul kepada Imam Mahdi as, pertama kali kita mengucapkan yā Muhammad yā Ali, yā Ali yā Muhammad. Barulah kita mengumandangkan yā mawlānā yā Shahibaz zamān.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email