Dunia terhentak ketika foto seorang bocah Suriah tak bernyawa ditemukan di pantai Turki. Bocah itu adalah pengungsi yang ingin melarikan diri dari konflik.
Foto dari Aylan Kurdi yang baru berusia tiga tahun, langsung menyulut pertanyaan, apakah prinsip kemanusiaan sudah tidak ada lagi? Dunia pun juga mempertanyakan negara-negara besar dan negara kaya, yang sepertinya enggan bertindak melihat kejadian ini.
Di saat komunitas internasional berteriak-teriak usai Aylan Kurdi ditemukan tidak bernyawa di Turki, negara-negara Arab yang relatif kaya tetap diam.
Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab, yang secara wilayah lebih dekat dengan Suriah, memiliki kapasitas untuk menampung pengungsi dari Suriah. Sikap cepat dari negara-negara tersebut, seharusnya bisa mencegah tragedi yang dialami oleh Aylan Kurdi, kakaknya Ghalib dan ibunya, Rehan yang tewas ketika ingin menyelamatkan diri dari kondisi perang yang berkecamuk di negaranya.
Hingga saat ini, negara-negara Arab yang super kaya ini masih belum bertindak untuk menerima empat juta warga Suriah yang keluar dari negara itu. Mereka justru ditampung oleh negara seperti Irak, Turki, Lebanon, Yordania dan Mesir.
Negara-negara ini memang aman, tetapi mereka masih harus menghadapi ancaman lain yakni, kelompok Islamic State (ISIS). ISIS menguasai sebagian wilayah Suriah. Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al-Assad, juga harus menghadapi ancaman dari pihak pemberontak yang menginginkannya lengser sejak 2011 lalu.
Lebih parah lagi, warga Suriah yang berkesempatan keluar dari negara dan ingin memulai hidup baru di Timur Tengah harus menyertakan visa izin kerja atau wisata. Namun hanya sedikit dari visa-visa yang diajukan itu disetujui.
Sikap diam Negara Arab ini berbeda dengan Austria dan Jerman, serta Inggris yang mulai mengumumkan untuk membuka perbatasannya demi menerima para pengungsi. Jerman bahkan mengumumkan untuk menerima 800 ribu pengungsi tahun ini.
Amnesty International mengeluarkan pertanyaan besar yang diarahkan kepada enam negara teluk, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Oman dan Bahrain. Menurut Amnesty, negara-negara ini tidak menawarkan apapun untuk menampung para pengungsi Suriah.
Menurut Editor Quartz, Bobby Gosh, negara-negara "kaya" ini memiliki kemampuan untuk menampung para pengungsi.
"Mereka mempunyai kapasitas untuk membangun tempat penampungan bagi para pengungsi. Perusahaan konstruksi banyak beroperasi di negara-negara itu dan membangun gedung mewah di Dubai, Abu Dhabi, Riyadh," sebut Gosh, Sabtu (5/9/2015).
"Arab Saudi bahkan memiliki kemampuan besar untuk mengatur orang yang datang dalam jumlah besar. Ini dikarenakan mereka menerima jutaan orang yang datang ke Makkah untuk melaksanakan ibadah Haji tiap tahun," tuturnya.
Sumber : Metro News
Dengan segala kemampuan tersebut, negara-negara ini seharusnya bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan pengungsi Suriah.
Hari ini, Abdullah Kurdi menguburkan dua anaknya,-Aylan dan Ghalib- serta istrinya, Rehan. Pria tersebut dengan besar hati tidak ingin menyalahkan siapa pun atas tragedi yang menimpa dirinya.
Abdullah yang sangat kehilangan Aylan, menegaskan tragedi ini adalah murni kesalahannya sendiri. Dirinya hanya berharap apa yang terjadi pada dia tidak dialami oleh orang lain di Suriah.
Dengan segala kemampuan tersebut, negara-negara ini seharusnya bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan pengungsi Suriah.
Hari ini, Abdullah Kurdi menguburkan dua anaknya,-Aylan dan Ghalib- serta istrinya, Rehan. Pria tersebut dengan besar hati tidak ingin menyalahkan siapa pun atas tragedi yang menimpa dirinya.
Abdullah yang sangat kehilangan Aylan, menegaskan tragedi ini adalah murni kesalahannya sendiri. Dirinya hanya berharap apa yang terjadi pada dia tidak dialami oleh orang lain di Suriah.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email