Peran Politik Masjid Dalam Pemilu

Para pakar politik beberapa hari sebelum dimulainya pemilu tahun ini membahas peran politik Masjid dalam kampanye pemilihan umum.

Menurut yang diberitakan oleh warta berita Shabestan, para pakar politik negeri Iran telah membahas peran masjid dalam politik di pemerintahan-pemerintahan Islami terkait masalah pemilihan umum.

Hasan Ruhani presiden Iran dalam acara Hari Masjid Internasional menjelaskan, “Masjid bukanlah rumah partai, tapi rumah Tuhan dan rumah hamba-hamba Allah swt.”

Beliau menyatakan, “Cakupan masjid lebih dari sekedar perkumpulan politik, karena masjid bisa mencakup semua orang dari golongan manapun.”

Presiden Republik Islam Iran ini menekankan, “Di dalam masjid kita harus membahas persoalan-persoalan politik global yang berkaitan dengan umumnya umat Islam. Masjid tidak boleh dijadikan sarana untuk berkampanye guna mengejar kepentingan-kepentingan kelompok tertentu saja.”

Hujjatul Islam Murtadha Agatehrani anggota salah seorang tokoh penting pemerintahan Iran mengatakan, “Pintu masjid terbuka untuk semua umat Islam. Pada dasarnya masjid diperuntukkan kepada seluruh individu umat Islam, bukan hanya kelompok-kelompok dan partai tertentu saja.”

Sedangkan Hujjatul Islam Husain Subhaniniya, anggota fraksi majlis menegaskan, “Masjid adalah tempat berkumpulnya semua umat Islam di negeri ini, baik sebelum revolusi ataupun sesudah revolusi dan sebelum perang atau sesudah perang. Jadi masjid memiliki peran yang lebih dari apa yang kita bayangkan selama ini.”

Beliau mengatakan, “Para pengurus partai-partai di negeri ini harus menyadari bahwa sehendaknya mereka tidak menggunakan masjid sebagai sarana berkampanye.”

Hujjatul Islam Nashrullah Pozhmanfar anggota komisi budaya majelis mengatakan, “Masjid-masjid tidak boleh dijadikan area perdebatan politik antar partai. Hal itu sangat memalukan sekali jika terjadi. Masjid adalah tempat untuk membicarakan kepentingan bersama.”

(Shabestan/ABNS)