Di bulan suci Muharam ini, seluruh pecinta Ahlul Bait Rasulullah saw merasa sedih dan berduka. Ada sebagian kelompok yang malah melukai diri dengan menggunakan tombak dan benda tajam lain dengan tujuan untuk “beruswah” kepada Imam Husain as yang telah dibantai di Karbala.
Rahbar mengkritik pedas aksi melukai diri ini. Berikut pandangan beliau dalam masalah ini:
Dalam beberapa tahun terakhir ini terlihat beberapa tradisi sehubungan dengan ritual duka Muharam yang dimasyarakatkan oleh sebagian oknum secara keliru.
Contoh nyata dari tradisi keliru ini adalah aksi melukai diri dengan menggunakan benda tajam. Aksi ini termasuk aksi yang menyeleweng. Kita tidak boleh bersikap bungkam menghadapi tradisi ini. Jika aksi ini dilakukan ketika Imam Khomeini ra masih hidup, niscaya ia akan melawan aksi ini.
Sungguh suatu tindakan yang sangat keliru ketika sebagian oknum memegang belati dan lantas memukulkannya ke kepala mereka sehingga berkucuran darah.
Apakah yang mereka harapkan dari tindakan seperti ini? Apakah ini adalah sebuah duka nestapa?
Hal ini berbeda dengan memukul kepala ketika menghadapi musibah. Kita sering menyaksikan seseorang memukul kepala dan dada ketika sedang ditimpa musibah. Ini adalah tanda duka yang normal.
Apakah kita pernah menyaksikan seseorang memukul kepalanya dengan pedang sehingga berkucuran darah ketika sedang menghadapi musibah yang menimpa?
Tindakan melukai diri hanyalah sebuah tradisi yang direkayasa dan tidak berhubungan dengan agama. Tentu, Allah juga tidak rida dengan itu. Para ulama salaf kita tidak bisa menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah sebuah tindakan yang keliru. Akan tetapi, sekarang adalah hari dominasi Islam. Kita jangan sampai melakukan sesuatu yang membuat masyarakat pecinta Ahlul Bait ini dipandang oleh umat muslim dan nonmuslim sebagai masyarakat yang khurafat dan irasional.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email