Memelihara syiar Islam, kemaslahatan Islam, dan negara Islam dalam ritual duka Muharam adalah suatu hal yang urgen. Untuk itu, para orator dan mubaligh Muharam harus menjelaskan peristiwa Asyura dengan jujur dan dijauhkan dari setiap bentuk khurafat.
Untuk itu, ungkap Ayatullah Muhsin Mujtahid Syabestari wakil Rahbar di Propinsi Azerbaijan, penegakan salat di awal waktu harus memperoleh perhatian para pengurus masjid dan setiap program ritual duka jangan sampai bertentangan dengan program masjid.
Ayatullah Syabestari menegaskan, ritual duka Asyura tahun jangan sampai menyebabkan masjid sunyi senyap. Salah satu tujuan utama kebangkitan Imam Husain bin Ali as adalah menegakkan salat.
Prinsip lain yang menjadi tujuan kebangkitan Imam Husain adalah amar makruf dan nahi mungkar.
“Peristiwa Karbala adalah sebuah peristiwa yang penuh pelajaran bagi seluruh umat manusia. Untuk itu, para otator dan ulama hendaknya menjelaskan peristiwa Asyura ini sehingga kecintaan umat manusia kepada Ahlul Bait Rasulullah saw semakin meningkat,” ujar Ayatullah Syabestari.
Ayatullah Syabestari berpesan, masjid harus menjadi barometer dalam penggelaran duka di bulan Muharam yang dipenuhi oleh daya tarik tertentu. Jika hal ini terwujud, maka masjid akan memiliki daya tarik untuk seluruh lapisan masyarakat. Masjid pun akan berubah menjadi pusat melawan serangan kebudayaan musuh.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email