Jika kita perhatikan semua agama-agama yang ada, pasti ada satu titik temu yang merupakan inti dari agama-agama itu. Titik temu itu adalah Islam dengan arti berserah diri dan penghambaan yang tulus.
Manusia jika mengikuti fitrahnya, pasti memilih agama untuk dijadikan panduan jalan hidupnya. Kecuali jika hati dan fitrahnya tertutupi dengan dosa dan kotoran.
Dalam Al-Qur’an Allah swt sendiri telah menjelaskan bahwa inti dari agama yang benar adalah ke-Islam-an. Islam yang berarti kepasrahan atau berserah diri dan penghambaan yang tulus. Penghambaan yang dilakukan dengan jiwa berserah kepada Tuhan adalah inti dari semua agama, begitu juga inti agama Islam.
Dalam surah Al Imran ayat 19 Allah swt berfirman, “Sesungguhnya agama bagi Allah adalah Islam.” Jika kita memperhatikan esensi agama-agama yang pernah ada, khususnya agama-agama langit, kita akan menemukan inti dari semua agama adalah “Islam”, yakni kepasrahan dan berserah diri.
Tentunya sesuai dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman Allah swt menyempurnakan ajaran agamanya, sehingga Islam di suatu masa adalah agama Yahudi, di masa lainnya Islam adalah Kristen dan di akhir zaman ini Islam adalah agama Islam yang kita peluk ini.
Imam Ali as berkata, “Puji bagi Allah yang telah membukakan jalan Islam selebar-lebarnya dan menjadikannya pereda dahaga orang-orang yang haus rahmat-Nya…” (Nahjul Balaghah, khutbah 106).
Beliau juga berkata, “Agama ini adalah agama yang dipilih Allah swt untuk-Nya dan Ia meridhainya.” (Nahjul Balaghah, khutbah 198).
Dalam kesempatan lainnya beliau berkata, “Allah swt telah menjadikan Islam sebagai jalan hidup yang benar, tanda-tandanya jelas dan terang benderang. Dalam ikatan agama Islam umat manusia saling bersaudara dan mencintai satu sama lainnya.” (Al-Kafi, jil. 5, hal. 371).
(Shabestan/Hauzah-Maya/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email