Pesan Rahbar

Home » » Kebangkitan Hautsi Yaman, Tanda Kehadiran Imam Mahdi? Berikut Ulasannya

Kebangkitan Hautsi Yaman, Tanda Kehadiran Imam Mahdi? Berikut Ulasannya

Written By Unknown on Monday 21 December 2015 | 09:38:00


Seorang peneliti Mahdawiyah mengatakan, kami membantu kelompok Hautsi dan kebangkitan mereka di Yaman berdasarkan ajaran-ajaran agama, tetapi tidak benar kami memandang mereka itu sebagai Yamani. Kami harus menerangkan persoalan ini terkhusus tentang tolok ukur adaptasinya.

Hujjatul Islam Nushratullah Ayati, pakar di bidang Mahdawiyah, dalam wawancara dengan Shabestan dengan menjelaskan kebangkitan Yamani yang diisyaratkan di dalam hadis sebagai salah satu tanda-tanda pasti kehadiran Imam Mahdi as, mengatakan, di antara tanda-tanda kehadiran Imam Mahdi as ada lima yang umumnya disebutkan secara bersamaan. Kelima tanda itu adalah kebangkitan Sufyani, seruan langit, tenggelamnya pasukan Sufyani di Baidha, terbunuhnya Nafs Zakiyah, dan kebangkitan Yamani. Tentunya ini merupakan tanda-tanda terpenting kehadiran Imam Mahdi as. Di antara kelima tanda ini, selain kebangkitan Yamani, tanda-tanda lainnya adalah pasti dan tidak diragukan, yakni pasti terwujud sebelum kehadiran Imam.

Dia mengungkapkan, dalam hal ini hanya satu hadis dari sumber Syiah yang menyebutkan bahwa kebangkitan Yamani adalah salah satu tanda pasti di samping tanda-tanda lainnya. Hadis-hadis lainnya tidak menegaskan kebangkitan Yamani sebagai tanda-tanda pasti. Oleh karena itu, kebangkitan Yamani tidak bisa ditetapkan sebagai salah satu tanda pasti. Hadis itu berbunyi, Imam Shadiq as bersabda, “Sebelum kebangkitan Al-Qâim (Imam Mahdi as) terdapat lima tanda-tanda: suara dari langit, Sufyani, Khasaf di Baidha, terbunuhnya Nafs Zakiyah, dan kebangkitan Yamani.”


Sanad hadis kebangkitan Yamani

Nushratullah menjelaskan tentang sanad hadis, hadis itu disebutkan oleh Syaikh Shaduq ra di dalam bukunya Kamal Al-Din, sementara Kulaini di dalam Al-Kafi dan Nu’mani di dalam Al-Ghaibah juga menyebutkannya, namun tidak terdapat kata ‘yang dipastikan’ (mahtumat) dalam hadis itu, karena tidak adanya kata itu di dalam kitab hadis Al-Kafi, cukuplah bagi kita untuk menjadikannya sebagai sandaran.

Peneliti Mahdawiyah ini menambahkan, dengan memperhatikan satu hadis yang dinukil oleh tiga orang, namun hanya satu sumber yang memuat kata ‘yang dipastikan’ (mahtumat), karena kata ini tidak disebutkan di dalam kitab hadis Al-Kafi yang memiliki tingkat validitas lebih tinggi, menyebabkan hal itu menjadi diragukan. Oleh karena itu, tidak dapat ditetapkan tentang kebangkitan Yamani sebagai tanda pasti kehadiran Imam.

Dia menerangkan, di dalam hadis-hadis Ahlusunnah, sosok Yamani dikenal sebagai Qahthani atau Al-Manshur, namun tentang Yamani di dalam sumber Syiah disebutkan di dalam 15 hadis.

Dia mengatakan, hadis-hadis tentang nama Yamani lebih banyak dinukil dari para sahabat, bukan dari Imam Ma’shum. Mengenai masa kebangkitannya diriwayatkan secara umum bahwa Yamani, Sufyani, dan Khurasani akan bangkit dalam satu masa, Sufyani akan bangkit enam bulan sebelum kehadiran Imam dan pada bulan Rajab yang menunjukkan bahwa kebangkitan Yamani juga terjadi pada tahun kehadiran Imam dan pada bulan Rajab. Mengenai Yamani akan bangkit dari Yaman juga diriwayatkan di dalam banyak hadis.

Dia melanjutkan mengenai kebangkitan bersenjata Yamani dengan tujuan yang positif, di dalam hadis ditegaskan bahwa ketika Yamani telah bangkit maka pergilah kalian untuk membantu dan menolongnya. Mengenai di dalam hadis tidak digambarkan secara jelas dan menyeluruh tentang kebangkitan Yamani, mungkin saja telah dikatakan tetapi tidak sampai ke tangan kita atau memang sengaja tidak diungkapkan secara transparan supaya Yamani tidak dikenal dan tetap terjaga dari ancaman-ancaman yang mungkin.

Dia menguraikan, poin yang bisa ditarik dari kebangkitan Yamani dan penjelasan para Imam Ma’shum, di dalam hadis Yamani disebut dengan penuh pujian dan pengagungan yang hal ini menunjukkan bahwa hadis-hadis yang mengatakan bahwa setiap bendera yang berkibar sebelum kehadiran Imam adalah thagut tidaklah bermakna secara lahiriah, tetapi memiliki makna yang lain yakni setiap bendera yang berkibar di atas jalan kesesatan dan kemungkaran serta mengajak kepada dirinya sendiri adalah thagut, dengan demikian suatu bendera bisa saja berkibar di masa kegaiban Imam yang dibenarkan dan disahkan oleh Imam.


Hubungan kejadian Yaman dengan kebangkitan Yamani
Apa hubungan kejadian di Yaman dengan kebangkitan Yamani? Nushratullah menjelaskan, persoalan ini berkaitan dengan adaptasi dan penyesuaiannya, yakni apakah dapat disesuaikan dan dipandang bahwa kejadian di Yaman tidak lain adalah kebangkitan Yamani dan kelompok Hautsi adalah Yamani itu sendiri? Dalam hal ini harus dikatakan, jika seorang ingin berkata dengan kemungkinan, maka hal itu mungkin saja terjadi, namun kemungkinan ini tidak menciptakan suatu kewajiban agama dan kita tidak dapat menghakimi berdasarkan kemungkinan lalu mengatakan bahwa kejadian di Yaman adalah kebangkitan Yamani itu sendiri, oleh karena itu kehadiran Imam akan terjadi enam bulan lagi dan kita harus menolong Yamani atau Hautsi dengan berpijak kepada hadis.

Dia menambahkan, dari aspek bahwa kebangkitan Yamani di dalam kejadian di Yaman belum jelas dan pasti, maka di pundak kita belum dibebani kewajiban. Namun perlu diperhatikan bahwa hal ini tidak bermakna kita tidak memiliki tanggung jawab dan kepedulian terhadap apa-apa yang terjadi di Yaman, karena berdasarkan ajaran agama jika kita mendengar seruan kebenaran dan ketertindasan dari pojok dunia manapun, maka kita wajib menolong sekadar kemampuan yang dimiliki dengan tidak membedakan bahwa apakah seruan itu berasal dari Yaman atau benua Afrika.

Dia menerangkan, dalam masalah penyesuaian antara apa yang disebutkan di dalam hadis dengan kejadian eksternal, kita memiliki dua masalah mendasar, pertama tentang kemungkinan kejadian-kejadian sosial dan individual sengaja diciptakan, misalnya dicipta orang yang mengklaim diri bernama Yamani atau Sufyani yang kemudian bangkit dan diarahkan dari suatu tempat. Kedua kemungkinan adanya pengulangan obyek eksternal di dalam adaptasi tanda-tanda kehadiran Imam, misalnya di dalam hadis disebutkan bahwa salah satu tanda-tanda kehadiran Imam adalah kerusakan di Suriah. Pada masa kita ini, kerusakan di Suriah karena perang, namun kita tidak dapat mengatakan bahwa apa yang ada di dalam hadis sudah terjadi, karena mungkin saja 100 tahun lagi kerusakan seperti itu akan terjadi lagi di Suriah. Begitu pula tentang Hautsi yang bangkit sekarang ini, mungkin saja akan terjadi lagi perang di Yaman 200 tahun lagi yang orang-orang yang saleh akan bangkit dan yang dimaksud dengan kebangkitan Yamani adalah mereka ini.

(Shabestan/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: