Direktur Eksekutif IQNA dalam pertemuan para profesor universitas Malaysia memperkenalkan markas studi Al-Quran interdisipliner sebagai bagian dari Organisasi Aktivitas Quran Akademik Negara dan mengatakan, markas ini memiliki kesiapan untuk bekerjasama dengan universitas dan para profesor Malaysia.
Menurut laporan IQNA, Hamid Sabir Farzam dalam pertemuan tersebut mengatakan, IQNA merupakan situs Quran pertama dan satu-satunya situs Al-Quran pertama di dunia, yang telah aktif sejak tahun 2003. Pertama-tama berita ini hanya meliput berita-berita Al-Quran Iran semata dan sejak tahun 2006 telah meliput berita-berita Al-Quran diseluruh penjuru dunia.
Demikian juga dia mengatakan, berita-berita situs dengan terjemahan bahasa Ingris dan Melayu ini mendapat sambutan masyarakat Malaysia.
Lebih lanjut, Sabir Farzam memperkenalkan markas studi Al-Quran interdisipliner sebagai bagian dari organisasi aktivitas Al-Quran akademik negara dan mengatakan, markas ini telah memulai aktivitasnya dan aktif dalam 4 kelompok, Al-Quran dan ekonomi, Al-Quran dan kesehatan, Al-Quran dan komunikasi dan Al-Quran dan pendidikan.
“Markas ini mendukung tesis-tesis S2 dan doktor para mahasiswa yang telah belajar dalam jurusan non Al-Quran; namun memiliki pendekatan interdisipliner dan mengkaji pembahasan ilmiahnya dalam perspektif Al-Quran,” imbuhnya.
Direktur Eksekutif IQNA dengan mengungkapkan intensi kerjasama markas ini dengan para profesor Malaysia mengatakan, kami menginginkan kerjasama dengan para profesor Malaysia guna membantu kami dalam mendukung para mahasiswa Iran dan Malaysia dalam melakukan proyek dan studi Al-Quran.
Lebih lanjut, Ketua Organisasi Aktivitas Al-Quran Akademik Negara mengatakan, di antara aktivitas-aktivitas kami dalam organisasi ini adalah peluncuran markas pengembangan teknologi Al-Quran, dimana para mahasiswa dan alumnus universitas yang memiliki ide-ide Qurani akan didukung supaya ide-idenya tersebut sampai pada tahap produksi dan dipersembahkan di dalam maupun luar negeri.
Aktivitas IQNA Berporoskan Persatuan
Demikian juga, Sabir Farzam menjelaskan kepada dewan akademik Malaysia bahwa aktivitas-aktivitas kami dalam situs IQNA berporoskan persatuan muslim dan kami menjauhi masalah-masalah konflik dan menyiapkan ranah-ranah persatuan kaum muslimin.
Dalam menjawab pertanyaan salah satu hadirin tentang perselisihan Syiah dan Sunnah mengatakan, kita menyebut muslim semua orang yang meyakini Tuhan, Rasulullah (Saw) dan Al-Quran, kecuali kelompok-kelompok yang telah menempatkan dirinya di tengah-tengah muslim dan sama sekali tidak ada aroma Islam, seperti ISIS, Al-Qaida dan semisalnya yang telah berupaya mendiskreditkan citra Islam.
“Semua muslim adalah saudara-saudari kami, kami menghormati semua orang-orang yang meyakini Islam dan kami menyebut mereka sebagai muslim dan kami bangga karena berada dalam satu agama dan satu jalur dengan mereka,” lanjut Sabir Farzam.
Dia mengatakan, menurut keyakinan kami, Islam adalah agama perdamaian, persahabatan dan kasih sayang dan jika seseorang tidak bergerak dengan berdasarkan pokok dan dasar-dasar tersebut, maka orang tersebut bukanlah seorang muslim.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email