Pesan Rahbar

Home » » Gara-gara Ingin Pulihkan Dan Bikin Tobat LGBT, Menteri Ini "Dibully"

Gara-gara Ingin Pulihkan Dan Bikin Tobat LGBT, Menteri Ini "Dibully"

Written By Unknown on Saturday 26 March 2016 | 18:26:00


Bully-membully nampaknya kini sudah menjadi kebiasaan umum yang mengkhawatirkan di Indonesia karena seringkali bully yang terjadi adalah tidak sesuai fakta sebenarnya sehingga beraroma fitnah.

Bullying pun juga menimpa Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Khofifah terkejut saat menjadi sasaran bully netizen di jejaring sosial gara-gara pemberitaan kementeriannya disebut akan membuat program rehabilitasi bagi kalangan LGBT.

Dia pun meluruskan, pemberitaan yang beredar diduga memakai campuran beberapa pernyataan dan konteks berbeda tetapi dirangkai seolah membahas LGBT saja.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

"Aku di-bully habis soal LGBT dari kemarin. Enggak ngerti aku gimana itu nulisnya (berita)?” ujar Khofifah di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu siag 13 Maret 2016.

Menurut Khofifah, selain mengunakan pernyataan dan konteks yang tidak tepat, pemberitaan yang mengetakan bahwa akan ada program rehabilitasi semacam itu dari kementeriannya tidak berdasar sama sekali.

"Kami tidak punya kewenangan penindakan, (lalu) mau menjaring (kalangan) LGBT. Kami ini (instansi) penerima (hasil penindakan), seperti yang di (Panti Sosial di) Pasar Rebo (Jakarta Timur," papar Khofifah heran.

Stafnya pun lantas melakukan penelusuran dan akhirnya ditemukan fakta bahwa berita yang menjadi pangkal persoalan menggunakan gabungan penggalan pernyataannya saat melakukan kunjungan kerja ke Sidoarjo dan Mojokerto pada beberapa waktu lalu.

Saat itu, Khofifah mengaku bertutur tentang keberadaan lembaga yang memiliki metoda terapi bagi pengguna narkotika, obat, dan zat terlarang (Napza), menggunakan proses perebusan.

"Betul, ada metoda direbus sampai suhu 85 derajat Celsius, tapi itu untuk (pengguna) Napza," tegas Khofifah.

Dia bahkan mengaku merendam tangannya di kolam terapi itu dan salah satu stafnya bahkan berendam sampai seleher di dalam kolam itu. Cerita soal metoda tersebut pun Khofifah sampaikan di tengah rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

"Direndam di situ tidak menjadi melepuh, tahu tidak pakai apa? Itu saya tanyakan ke pengelolanya, dan ternyata selain rempah juga (air rendaman dicampur) pakai kapur," jelasnya.

Penggalan pernyataan lain yang menurut Khofifah salah dikutip adalah penuturannya soal metoda terapi meminum ramuan rempah untuk detoksifikasi Napza. "Yang ini juga saya sampai coba minum," katanya.

Menurut Khofifah, lembaga-lembaga yang dia ceritakan itu merupakan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), yang hubungannya dengan Kementerian Sosial sebatas koordinasi.

Adapun terkait LGBT, Khofifah menyebut pernyataan yang pernah dia sampaikan adalah cuplikan perbincangan dengan Ary Ginanjar. Khofifah menjelaskan bahwa dalam perbincangan tersebut Ary mengatakan metoda ESQ yang dikembangkan lembaganya ternyata juga bisa membantu kalangan LGBT yang berkeinginan mengubah orientasi seksualnya kembali menjadi heteroseksual alias tobat.

"Yang ini benar, ada empat orang yang sebelumnya LGBT sekarang sudah menikah karena itu. Di Bali," terang Khofifah.

Khofifah mmenjelaskan bahwa sampai saat ini kementerian yang dipimpinnya berkoordinasi dengan 118 IPWL. Khofifah pun melanjutkan bahwa kutipan soal pelepasan sejumlah eks-LGBT yang disebut akan dilakukan pada Rabu 16 Maret 2016, kata dia, juga merupakan kegiatan dari salah satu IPWL, bukan kementerian yang dipimpinnya.

"Karena beberapa IPWL memang sekaligus menangani (terapi) untuk (pengguna) Napza, LGBT, dan lain-lain itu, tetapi metoda perebusan yang saya sebut tadi bukan untuk LGBT," tegas Khofifah.

(Kompas/Rima-News/Metrotv-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: