Pesan Rahbar

Home » » Jacky Kennedy dan Katalog Lukisan Bugil

Jacky Kennedy dan Katalog Lukisan Bugil

Written By Unknown on Saturday, 5 March 2016 | 17:26:00


Menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno ke Washington, DC, pada April 1961, Jacqueline “Jacky” Kennedy meminta Departemen Luar Negeri mencari buku koleksi lukisan Sukarno. Sebagai ibu negara, ia ingin mencitrakan diri sebagai tuan rumah yang baik saat suaminya, Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy, menyambut sang tamu.

Permintaan itu dilontarkan Jacky karena ia mendengar Sukarno sedang gembira luar biasa karena pemimpin besar Cina, Mao Zedong, akan menerbitkan katalog koleksi lukisannya. Jacky ingin membuat tamunya terkesan karena di Gedung Putih ada buku itu.

Jacky meminta buku itu ditaruh di meja yang diapit dua sofa. Satu tempat suaminya duduk dan di seberangnya disiapkan buat Sukarno. Namun Jacky terkejut melihat koleksi lukisan di buku itu. “Semua perempuan bertelanjang dada dengan kembang sepatu besar di rambutnya,” tutur Jacky dalam buku Jacqueline Kennedy: Historic Conversations on Life with John F. Kennedy.

Ia langsung tak menyukai tamunya itu. Sebaliknya, Sukarno gembira bukan kepalang melihat buku itu. “Ini lukisan istri kedua saya,” kata Jacky menirukan tamunya ketika itu.

Sukarno memang dikenal sebagai pengagum seni lukis yang luar biasa. Kebanyakan lukisan yang dia koleksi berobyek wanita molek tanpa busana. Saat masih tinggal di Istana Negara, lukisan-lukisan itu terpajang hampir di setiap ruangan. Tak terkecuali ruang makan.

Sesekali, karena Bung Karno juga bisa melukis, ia memperbaiki dan membersihkan sendiri lukisan-lukisan yang rusak atau kotor. Si Bung juga biasa mengajak dialog Guntur, putra sulungnya, tentang cantik-tidaknya wanita yang menjadi obyek lukisan. Ada kalanya Guntur mengakui kemolekan para wanita dalam lukisan, tapi dia juga bisa menggoda sang ayah bahwa penampilan wanita dalam lukisan biasa saja.

Ketika dimintai pendapat tentang lukisan telanjang yang mirip Hartini, perempuan keempat yang diperistri Bung Karno, Guntur menyebutkan, “Enggak cantik, ah. Masih lebih cantik pacar aku, dong.”

Bung Karno tentu menyergah. Ia memuji lukisan karya Basuki Abdullah itu 99 persen mirip sosok perempuan Solo, baik sorot mata, hidung, maupun bentuk bibirnya. “Kalau kau lihat dia bugil di atas kasur, baru kau tahu betapa cantik dan mulusnya dia,” ujar Bung Karno seperti ditulis Guntur dalam buku Bung Karno: Bapakku, Kawanku, Guruku.

“Lo, Bapak tahunya dari mana?” Guntur menyelidik. Kali ini sang ayah cuma tertawa terbahak-bahak sebagai jawaban.

Di kesempatan lain, Bung Karno menerangkan ihwal lukisan bapak-anak yang menjadi pengemis. Ia sengaja memasang lukisan tersebut di ruang makan, “Supaya Bapak, sewaktu makan, selalu ingat kepada Tuhan yang memberi rezeki dan selalu ingat rakyat Indonesia yang masih melarat karena neokolonialisme!”

Menurut sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr Asvi Warman Adam, sebagai pengagum seni lukis, Bung Karno memiliki pelukis istana, mulai Dullah, Lee Man-Fong, sampai Lim Wasim. Ketika wafat, ia meninggalkan 2.300 bingkai lukisan. “Mungkin ini koleksi lukisan presiden terbanyak di dunia,” ujarnya.

Sebagian lukisan itu kini masih menghiasi Istana Negara, Istana Merdeka, Tampak Siring, Bogor, dan lainnya.

(Detik/Jali-Merah/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI