Pesan Rahbar

Home » » Arab Saudi Pangkas Anggaran Pengeluaran Pemerintah, Harga Minyak Anjok

Arab Saudi Pangkas Anggaran Pengeluaran Pemerintah, Harga Minyak Anjok

Written By Unknown on Tuesday, 8 September 2015 | 06:34:00

Seorang pria Saudi melihat saham di Bursa Efek Tadawul Saudi, di Riyadh, Arab Saudi. Kerajaan menghadapi defisit anggaran drastis tahun ini sebagai akibat dari penurunan harga minyak di pasar internasional. (Foto: AP)

Arab Saudi berencana memangkas pengeluaran pemerintah dan mengeluarkan obligasi lebih besar setelah kerajaan menghadapi defisit anggaran karena anjloknya harga minyak.

Menurut menteri keuangan Arab Saudi, Riyadh, yang merupakan ekonomi terbesar diantara negara-negara Arab dan eksportir minyak terbesar di dunia, menghadapi defisit anggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya karena anjoknya harga minyak internasional lebih dari setengahnya di tahun lalu hingga di bawah USD 50 per barel, AFP melaporkan pada hari Minggu (7/9/15).

“Kami bekerja … untuk memotong pengeluaran yang tidak perlu,” kata Menteri Keuangan Saudi Ibrahim al-Assaf kepada CNBC, ketika ia mendampingi Raja Salman selama kunjungan ke Washington.

Assaf menambahkan bahwa kerajaan selama ini mengandalkan cadangan fiskal yang besar untuk menjembatani defisit anggaran namun langkah-langkah pemangkasan tersebut harus diambil.

Menteri menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang jumlah pemangkasan itu, namun menegaskan bahwa pemotongan akan terjadi di sektor pendidikan dan kesehatan tanpa mengurangi infrastruktur negara.

“Ada beberapa proyek yang disetujui tahun lalu yang belum dilaksanakan. Ini dapat ditunda,” tambah Assaf.

Dia mencatat bahwa pemerintah Saudi juga berencana untuk menerbitkan obligasi treasury yang lebih konvensional dan obligasi sukuk Islam untuk “membiayai defisit anggaran.”

Menurut angka yang dikeluarkan oleh Dana Moneter Internasional, defisit anggaran kerajaan akan mencapai USD 130 miliar tahun ini.

Berdasarkan perkiraan IMF pada bulan Juli, defisit anggaran kerajaan diperkirakan mencapai 20 persen dari produk domestik bruto Arab Saudi (PDB).

Tahun lalu, Arab Saudi mencatat defisit anggaran sebesar USD 17,5 miliar, dengan Jadwa Investment mengumumkan bahwa pada akhir Juli pemerintah telah menarik USD 82 miliar cadangan fiskalnya, yang mengurangi aset menjadi USD 650 miliar. Jadwa Invesment menambahkan bahwa cadangan diperkirakan turun menjadi USD 629 miliar pada akhir tahun berjalan.

Menurut laporan yang ada, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi juga diperkirakan turun di bawah angka 3,5 persen.

Kebanyakan ahli menyalahkan penurunan harga minyak akibat kerajaan meningkatkan produksi minyak mentahnya ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga lebih dari 10 juta barel per hari, disamping menggunakan minyak sebagai cara untuk menekan negara yang menentang kebijakan regionalnya. []

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: