Pesan Rahbar

Home » » Sekilas Mengenai Aisyah dan Syiah. Berikut Ulasannya Dari Ulama-Ulama Syiah!

Sekilas Mengenai Aisyah dan Syiah. Berikut Ulasannya Dari Ulama-Ulama Syiah!

Written By Unknown on Thursday 6 April 2017 | 00:26:00


Aisyah binti Abu Bakar termasuk dari generasi sahabat yang banyak meriwayatkan hadis Rasulullah Saw. Jika ada yang mengingkari ‘adalah-nya (keadilannya), dengan sendirinya, banyak hadis yang diriwayatkan olehnya menjadi gugur. Oleh sebab itu, sebagian ulama berusaha dengan segala cara untuk membelanya, walaupun untuk itu mereka harus menyalahi nash qath’i yang kesahihannya telah disepakati oleh seluruh umat Islam.

Meski Syiah mengakui kedudukan beliau sebagai istri Rasulullah Saw, tetapi Aisyah binti Abu Bakar ra bukanlah istri Nabi yang paling mulia. Dalam mengambil ajaran Islam, Syiah memandang kritis riwayat darinya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya:

Pertama, Aisyah mengingkari adanya wasiat Nabi untuk Imam Ali Kw, dengan membuat riwayat bohong bekenaan dengan hal ini, bahwa Rasulullah Saw meninggal dipangkuan Aisyah dan sama sekali tidak berwasiat apa-apa. Pengingkaran ini bertentangan dengan riwayat mutawatir yang datang melalui jalur Ahlulbait, bahwa embusan nafas terakhir Rasulullah Saw di saat kepalanya bersandar di pangkuan Ali Kw dan kemudian dimandikan olehnya.

Kedua, sikap permusuhan kepada Imam Ali Kw dan kepada anak cucu beliau yang ditunjukkan oleh Aisyah Ra di saat dalam perjalanan pulang dari Makkah mendengar khalifah Utsman telah terbunuh. Beliau merasa sangat senang sekali. Namun ketika mengetahui kaum muslimin telah sepakat membaiat Imam Ali Kw, dengan sangat marah beliau berujar, “Aku lebih suka melihat langit runtuh ke bumi sebelum putra Abi Thalib memegang jabatan khilafah.” 

Setelah itu beliau mulai menyalakan api pemberontakan terhadap khalifah yang sah, Khalifah Ali Kw, yang namanya tidak mau beliau sebut bila meriwayatkan hadis Rasulullah Saw, sebagaimana direkam dalam sejarah.

Saat menceritakan hari-hari terakhir Rasulullah Saw, Aisyah Ra bercerita bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw keluar dari rumahnya dengan dipapah oleh dua orang, yaitu Ibnu Abbas—yakni Al-Fadl (beliau sebut nama-nya)—dan orang lain (tidak disebut namanya). Ubaidillah berkata, “Kemudian aku kabarkan kepada Ibnu Abbas yang dikatakan oleh Aisyah Ra.”

Ibnu Abbas berkata, “Tahukah kamu siapa orang lain yang tidak sebut namanya?”

Aku menjawab, “Tidak.”

Ibnu Abbas berkata, “Dialah Ali putra Abi Thalib.”

Teks haditsnya sebagai berikut: karena tulisan ini bukanlah membahas sejarah Ummul Mu’minin Aisyah Ra secara khusus, dokumentasi sejarah di atas mudah-mudahan dapat menjadi bahan perenungan bagi siapa saja yang berakal sehat dan senang mencari kebenaran sejati.

Ada satu hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa dokumentasi sejarah dengan sangat jelas mendukung sikap Syiah terhadap sebagian sahabat Rasulullah Saw yang menurut mereka, banyak dari kalangan sahabat yang enggan melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Gerakan Ummul Mu’minin Aisyah Ra dengan mengobarkan perang melawan khalifah yang sah, adalah bukti yang sangat jelas mendukung sikap Syiah. Oleh sebab itu, Ammar bin Yasir berkata: Sesungguhnya Aisyah telah pergi menuju Basrah. Demi Allah, dia memang istri Nabi di dunia dan akhirat. Akan tetapi, Allah menguji kalian agar mengetahui apakah kalian menaati Allah atau dia (Aisyah Ra).

Di atas hanyalah sekelumit dari beberapa bukti yang dijadikan dalil oleh Syi’ah dalam menolak ‘adalah sahabat. Syi’ah juga menolak alasan ijtihad atas segala akibat buruk yang diakibatkan oleh tindakan sebagian sahabat.

Menurut Syiah, pembunuhan orang-orang yang tak berdosa yang dilakukan oleh Muawiyah, pemimpin kaum pembrontak, bukanlah suatu ijtihad. Demikian pula perbuatan meracuni Imam Hasan, serta masih banyak lagi kejahatan-kejahatan dan dosa-dosa Muawiyah yang hanya Allah saja yang dapat menghitungnya.

Menanggapi konflik yang terjadi di antara sahabat, seperti dalam perang Shiffin, misalnya, muncul pertanyaan, manakah yang benar di antara dua kelompok yang bertikai tersebut?

Pertanyaan ini hanya mempunyai satu jawaban saja. Apakah Imam Ali kw beserta para pengikutnya yang benar, ataukah Muawiyah dan kelompoknya? Tidak ada jawaban lain. Dalam peristiwa tersebut mustahil keduanya berada dalam posisi yang sama-sama benar.

Juga dalam sengketa yang terjadi antara Abu Bakar dengan Fathimah. Apakah Abu Bakar yang benar, atau Fathimah? Dalih ijtihad yang dipakai untuk membenarkan sikap keduanya; sehingga yang benar mendapat pahala dua dan yang salah hanya mendapat satu pahala, sulit diterima oleh akal sehat.

Dalam kedua contoh peristiwa di atas, menyamaratakan ‘adalah seluruh sahabat tanpa terkecuali merupakan perkara aneh yang tidak logis. Ini hanyalah sedikit contoh dari perbuatan para sahabat yang dengan sendirinya menggugurkan sifat ‘adalah mereka.

Apabila kita mau menggali lebih dalam lagi apa-apa yang terkandung dalam dokumentasi sejarah yang ditulis oleh para ahli sejarah terkemuka kita dari golongan Ahlussunah, kita akan menemukan banyak contoh perbuatan yang tiada terhitung jumlahnya. Kesemuanya mendukung sikap Syiah dan meruntuhkan fitnah para penentangnya.

Dengan syarat, secara ikhlas kita mau menimbangnya dengan akal sehat kita dan dengan timbangan syariah yang betul, bukan dengan keyakinan nenek moyang dan ta‘ashub mazhab.

(Sumber buku: Merajut Ukhuwah, Memahami Syiah karya Muhammad Babul Ulum; penerbit Marja, 2008. Buku ini telah disahkan Dirjen Pendidikan Agama Islam sebagai buku bacaan agama Islam)


Penjelasan Kami ABNS sebagai-berikut:

Syiah menuduh Aisyah sebagai penghianat? Inilah penjelasan Jawabannya 


Tanya: Tuhan telah menurunkan ayat suci-Nya pada peristiwa Ifk[1] yang terkenal, yang menunjukkan kesucian ‘Aisyah istri Nabi. Namun mengapa Syiah sampai sekarang juga masih menuduhnya sebagai pengkhianat?

Jawab: Mengapa anda tidak merujuk ke tafsir-tafsir Syiah? Para penafsir Syiah mensucikan ‘Aisyah dalam perkara Ifk. Silahkan anda merujuk ke tafsir-tafsir Syiah.[2]

Almarhum Thabathabai menolak kebenaran riwayat-riwayat Ahlu Sunah yang menyatakan bahwa Rasulullah saw telah berburuk sangka terhadap istrinya. Yakni Allamah Thabathabai telah lebih jauh mensucikan istri Nabi ketimbang Ahlu Sunah sendiri.

Perbedaan pendapat antara penafsir Syiah dan Suni dalam perkara Ifk adalah, sebagian dari mereka menyatakan bahwa ayat tersebut tidak berkenaan dengan ‘Aisyah, namun Mariyah Qibthiyah, berdasarkan dalil-dalil sejarah. Namun manapun yang benar, yang terpenting adalah istri-istri Nabi, entah ‘Aisyah entah Mariyah, semuanya suci dari tuduhan semacam ini.

Yang aneh lagi, penanya dalam pertanyaannya (saya tidak bawakan di sini) menyatakan bahwa istri-istri Nabi mungkin saja berbuat dosa, namun mereka tidak mungkin berkhianat dalam masalah keintiman. Lalu ia menjadikannya kaidah umum yang berlaku bagi seluruh istri Nabi. Mereka menjadikan tafsir ayat 10 surah At-Tahrim sebagai alasan pandangannya.

Lagi pula sebelumnya telah saya jelaskan (pada jawaban pertanyaan ke-51) bahwa tafsir Qumi tidak dapat dijadikan rujukan secara ilmiah. Karena tafsir tersebut didapat dari seseorang yang tidak dikenal yang menisbatkannya kepada Ali bin Ibrahim. Kebanyakan isinya diriwayatkan dari Ziyad bin Mundzir yang dikenal dengan Abil Jarud, seorang yang dhaif dalam riwayat.

Namun maksud kami mebela ‘Aisyah ini bukan berarti kami membelanya secara total. Tidak diragukan bahwa ia telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syari’at, yakni pemberontakannya terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Padahal sebelumnya Allah swt telah berfirman, “Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian…”[3]

Semua ulama Syiah dan para sejarawan sepakat bahwa sikap tersebut salah. Meskipun ada saja yang membela-bela ‘Aisyah dengan membawa alasan ‘Aisyah berijtihad. Padahal semua tahu bahwa semua orang tidak punya hak untuk berijtihad di hadapan firman Tuhan yang jelas.


Referensi:
[1] An-Nur: 11.
[2] Majma’ul Bayan, jld. 4, hlm. 120; Al-Mizan fi Tafsiril Qur’an, jld. 15, hlm. 105 dan 116.
[3] Al-Ahzab: 33.

Disarikan dari  Muhammad Thabari, dalam bukunya yang berjudul “Jawaban Pemuda Syiah atas Pertanyaan-Pertanyaan Wahabi”. 
*****

Ulama Syiah Merayakan Hari Raya Pengutukan Aisyah RA? Syeikh Yasser Al Habib Bukan Syiah, Tetapi Anjing Antek-Antek CIA dari Amerika yang menyamar jadi Syiah

Ulama Syiah Merayakan Hari Raya Pengutukan Aisyah RA ? YouTube- Syeikh Yasser Al Habib preman jalanan yang dilatih CIA ! CIA adalah kawanan pendukung wahabi.. Wahabi dan CIA tukang adu domba !

Baru-baru ini, kes laknat menjadi isu besar semula akibat perbuatan Syeikh Yasser Al Habib.
Syeikh Yasser Al Habib bukan  ulama syi’ah muktabarah ! dia cuma preman jalanan yang dilatih CIA ! CIA adalah kawanan pendukung wahabi.. Wahabi dan CIA tukang adu domba !.
inilah video hasil kerjasama Wahabi dan CIA:

Syeikh Yasser Al Habib bukan  ulama syi’ah muktabarah ! dia cuma preman jalanan yang dilatih CIA ! CIA adalah kawanan pendukung wahabi.. Wahabi dan CIA tukang adu domba !

Psychotic hatred displayed by Syeikh Yasser Al Habib , dia bukan  ulama syi’ah muktabarah ! dia cuma preman jalanan yang dilatih CIA ! CIA adalah kawanan pendukung wahabi.. Wahabi dan CIA tukang adu domba !
___________________________
Sayid Hasan Nasrallah Menanggapi Yaser Habib.


Sayid Ali Khamene'i: Haram Menghina Istri Nabi dan Simbol Ahlussunnah
Informasi ini sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebagai bahan renungan (khususnya muqallid Sayid Ali Khamenei dan pengikut mazhab Syiah umumnya) sekaligus alasan untuk mengevaluasi diri kita masing-masing dalam melaksanakan taklif terutama dalam bidang dakwah dan interaksi antarsesama. Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual dari Iran, menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap Istri Nabi, Ummul Mukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) kaum Ahlussunnah.

Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangkaian reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh (seseorang bernama) Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah ra. Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw.


Jawaban Imam Khamenei:

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, ahlusunah, berupa tuduhan terhadap istri nabi saw. dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.

Lalu, Siapa Yasser al-Habib?

Pernah, seorang pengunjung blog berkomentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk "membuktikan" klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan tulisan di awal video adalah "YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20."

Saya membalas komentarnya begini, "Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll." Jadi, siapa Yasir Al-Habib?

Yasser al-Habib, begitu transliterasi dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan di Kuwait pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama "terkemuka". Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait. Pandangannya dalam agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003. Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukuman selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait.

Karena tidak mendapat izin dari pemerintah untuk tinggal di Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris. Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasinya semakin "makmur". Punya kantor, koran, hauzah, majelis, yayasan dan juga website sendiri. Karena perkembangannya yang cepat inilah muncul kecurigaan bantuan dana dari pemerintah Inggris. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser Al-Habib ditangkap namun ditolak oleh Interpol.

Hubungannya dengan Mesir, Iran, dan sebagian besar ulama Syiah nampaknya tidak harmonis. Dalam situsnya, ia kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas Imam Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei, bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja'. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser Al-Habib sangat tidak merepresentasikan mayoritas ulama Syiah yang menghendaki persatuan dan perbaikan umat muslim. Tidak adil jika Anda mengutip pendapatnya dan menuliskan bahwa itu adalah pandangan (mayoritas) pengikut Syiah, padahal hanyalah pandangan pribadinya. Informasi lain yang patut dibaca dan diketahui adalah mengenai rancangan CIA dalam menciptakan "ulama-ulama" palsu dikalangan Sunni dan Syi'ah agar perpecahan terus terjadi dan menjadikan Umat Islam lemah.

__________________________
Syeikh Yasser Al Habib membuat penghinaan bersifat peribadi ke atas simbol-simbol AhlulSunnah. Bagaimanapun keributan itu akhirnya dipadamkan atau berjaya diredakan dengan pengeluaran fatwa menghina peribadi-peribadi ini oleh Ayatollah Ali Khamenei.
 
 
Imam Khamenei.
Imam Sayyed Ali Khamenei Pemimpin Agung Iran menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummul Mu’minin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jamaah.
Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual dari Iran, menerbitkan sebuah fatwayang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummulmukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah.Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta’ (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, Arab Saudi, menyusul penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri nabi, Aisyah.
Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap “penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul saw., Aisyah.”Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan, “…diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri nabi saw. dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia.”. Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangkaian reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh (seseorang bernama) Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah ra. Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw.

Konspirasi Anti-Syiah dan Adu Domba CIA.

Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA. Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.

Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.

Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.

Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Tehran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan—akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.

Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding muslimin lainnya.

Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
  1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
  2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan suni yang merupakan mayoritas muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
  3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram.
Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
  • Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
  • Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
  • Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
  • Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan suni?
  • Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.

Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu. Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah. Di Lebanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.

Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil. Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai” (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan Musnahkan” (Divide and Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
  1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
  2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat muslim lainnya.
  3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
  4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
  5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para marjak dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan “upacara kesedihan” (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
  1. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para imam ahlulbait).
  2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
  3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para marjak dan ulama Syiah.
  4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
  5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
  6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
  7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
  8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
  9. Berbagai topik anti-marja’iah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marja‘iah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.

Lalu, Siapa Yasser al-Habib?

Pernah, seorang pengunjung blog berkomentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk “membuktikan” klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan tulisan di awal video adalah “YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20.”
Saya membalas komentarnya begini, “Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll.” Jadi, siapa Yasir Al-Habib?

Yasser al-Habib, begitu transliterasi dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan di Kuwait pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait.

Pandangannya dalam agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003. Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukuman selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait.

Karena tidak mendapat izin dari pemerintah untuk tinggal di Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris. Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasinya semakin “makmur”. Punya kantor, koran, hauzah, majelis, yayasan dan juga website sendiri. Karena perkembangannya yang cepat inilah muncul kecurigaan bantuan dana dari pemerintah Inggris. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser Al-Habib ditangkap namun ditolak oleh Interpol.

Hubungannya dengan Mesir, Iran, dan sebagian besar ulama Syiah nampaknya tidak harmonis. Dalam situsnya, ia kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas, Imam Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei, bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser Al-Habib sangat tidak merepresentasikan mayoritas ulama Syiah yang menghendaki persatuan dan perbaikan umat muslim. Tidak adil jika Anda mengutip pendapatnya dan menuliskan bahwa itu adalah pandangan (mayoritas) pengikut Syiah, padahal hanyalah pandangan pribadinya. Artikel lain yang patut dibaca mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu.

(Miskat/Hauzah-Maya/Syiah-News/Syiah-Ali/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: