Alasan Mengapa Kita Perlu Bertaqlid

Jamkaran Mosque in Qom, Iran

Bertaqlid tidaklah jauh berbeda dengan sikap kita dan apa yang kita lakukan sehari-hari, misalnya dalam dunia ilmu pengetahuan.

Seorang ilmuan yang berada di Amerika berhasil meneliti sebuah masalah lalu akhirnya mengutarakan teori-teorinya dan membuktikannya secara ilmiah. Kemudian penelitian dan teorinya disebarkan oleh media hingga terdengar oleh kita.

Kita di sini, sebagai orang awam, meyakini keilmuan peneliti tersebut dan kurang lebih juga meyakini kebenaran apa yang telah dibenarkannya. Karena kita hanyalah orang awam, apa yang perlu kita lakukan adalah menikmati hasil penemuannya, mengikuti dan menerima apa yang dikatakannya.

Begitu pula dalam dunia fikih. Seorang mujtahid yang menjadi marja’ kita telah mengeluarkan fatwa berdasarkan kerja kerasnya dalam istinbath dan kajian ilmiah yang telah ia lakukan lalu mengumumkan hasilnya. Kita sebagai orang awam yang mempercayai keilmuan mujtahid tersebut, pasti hanya tinggal menerima dan menjalankan apa yang dikatakannya.

Hal ini sangat rasional sekali, karena kita sebagai orang awam tidak mungkin terjun satu per satu ke dunia penelitian atau juga ijtihad untuk membuktikan apakah itu semua benar atau tidak. Kita tidak punya cukup waktu untuk itu semua. Umat manusia terpetak-petak yang setiap orang memainkan peran-peran tertentu dalam masyarakat. Tidak mungkin ada satu orang yang juga ilmuan fisika tapi juga ahli bedah dan juga mujtahid. Kalaupun ada pasti sangat-sangat jarang sekali.

Oleh karenanya kita sebagai orang awam yang tidak memiliki keahlian di suatu bidang merasa cukup untuk mengikuti orang yang sudah terjun ke dalam bidang tersebut secara profesional.

Hanya saja perlu diketahui bahwa hal ini berlaku dalam fikih. Namun tidak berlaku dalam akidah. Manusia satu per satu wajib berakidah sesuai dengan pemikirannya masing-masing, dengan logikanya masing-masing, dalam meyakini Tuhannya dan membuktikan kebenaran keyakinannya.


(Hauzah-Maya/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)