Presiden Iran Hassan Rouhani (Kanan) dan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di ibukota Iran, Teheran, 12 April 2016.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan Iran ingin melihat hubungan perdagangannya dengan Italia kembali ke tingkat yang ada sebelum Republik Islam berada di bawah sanksi terkait nuklir. Presiden Rouhani membuat pernyataan pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di Teheran, Selasa (12/4/16).
“Italia adalah mitra dagang terbesar Iran di Uni Eropa sebelum sanksi, dan hari ini kami ingin negara untuk menjalankan peran sebelumnya,” kata Presiden.
Uni Eropa mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran di bawah perjanjian nuklir yang dicapai antara Teheran dan P5 + 1.
Kesepakatan itu dicapai Juli lalu dan mulai berlaku pada bulan Januari tahun ini.
Renzi tiba Selasa pagi memimpin 250 delegasi politik dan ekonomi yang menjadikannya pejabat Italia pertama yang melakukan perjalanan ke Republik Islam sejak tahun 2001.
Menteri Luar Negeri Italia, menteri infrastruktur dan transportasi, menteri pembangunan ekonomi, dan menteri pertanian, makanan dan kehutanan serta pengusaha sektor publik dan swasta yang menyertai Renzi dalam kunjungan tersebut.
Tujuh dokumen kerja sama telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari sebelumnya.
Presiden Rouhani mengunjungi Italia pada bulan Januari selama dua hari, di mana kedua negara menandatangani kesepakatan hingga senilai € 17 miliar.
Dalam sambutannya, Selasa, Rouhani mengatakan kunjungannya ia ke Italia dan Renzi ke Iran “membawa pesan tekad yang jelas dari kedua pemerintah untuk memperluas hubungan di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan budaya.”
Perdana menteri Italia telah menggambarkan kunjungannya ke Iran sebagai “investasi” politik, mengatakan persahabatan dengan Teherannya bisa memberikan kontribusi untuk memerangi ISIS, yang telah melancarkan serangan mematikan di seluruh Eropa.
Italia adalah salah satu mitra ekonomi dan perdagangan terkemuka Iran sebelum sanksi disaat perdagangan tahunan mencapai € 7 miliar sementara sekarang €1,6 miliar.
Pemerintah Eropa telah memperbaharui hubungan bisnis dengan Iran sejak Uni Eropa, AS, China, dan Rusia mencapai kesepakatan nuklir dengan Teheran pada Juli tahun lalu.
Namun pada hari Senin, Uni Eropa memperpanjang sanksi terhadap 82 individu Iran, yang dituduh melanggaran hak asasi manusia. []
(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email