Republik Islam Iran kemungkinan akan bersiap untuk melakukan kerjasama lebih lanjut dengan anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Dilansir dari Gulf Times, Republik Islam Iran bersiap melakukan kerjasama dengan anggota OPEC. Sempat tersiar kabar bahwa pertemuan di Doha yang gagal beberapa waktu lalu, sebenarnya mengakibatkan dampak yang sangat serius di antara para produsen minyak, sehingga Negara-negara penghasil minyak terpecah menjadi dua kelompok pro dan kontra terhadap pembekuan minyak.
Iran saat menjawab rencana ini mengatakan tidak mendukung rencana tersebut, namun Iran akan mendukung langkah-langkah yang membuat stabilitas harga minyak dunia, namun Iran terpaksa tidka hadir dalam rencana Arab Saudi tersebut yang merupakan pesaing terberat Republik Islam dalam politik dan ekonomi untuk melanjutkan proses peningkatan produksi.
Negara-negara seperti Rusia sepakat untuk bertahan hingga musim dingin tahun 2016 nanti, namun Iran paska sanksi internasional dicabut Iran kembali ke pasar minyak dunia dan menentang keras ide tersebut.
Tersiar kabar bahwa Republik Islam Iran ingin meningkatkan produksi minyalnya hingga 2,2 juta barel per hari, angka ini pernah dicapai sebelumnya saat sebelum sanksi embargo besar-besaran tahun 2012 diberikan kepada Negara ini.
Pejabat tinggi minyak Republik Islam Iran mengatakan bahwa Tehran telah mengekspor 2,1 juta barel selama bulan April kemarin, hal ini menandakan bahwa Iran telah kembali ke pasar minyak dunia.
Harga minyak dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya pernah menyentuh angka terendah selama 12 tahun terakhir, dan Negara-negara seperti Venezuela dan Nigeria yang paling terkena imbasnya.
Sementara itu, anggaran minyak Arab Saudi yang telah dialokasikan untuk perang tersebut, mereka berharap dengan melakukan pembekuan minyak akan menjaga keseimbangan defisitnya akibat perang di Yaman dan Suriah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email