Seluruh penulis dan analis dunia sepakat bahwa koalisi yang dipimpin Arab Saudi untuk menyerang Yaman telah mengalami kekalahan. Kesepakatan opini ini memang sudah ada sekalipun sebelum koalisi ini belum dibentuk.
Tulisan-tulisan para analis seperti Abdul-Bari ‘Athwan dan Muhammad Hasanain Haikal yang lebih banyak mengenal topografi dan para pemain balik layar di Arab Saudi bisa membuktikan klaim tersebut.
Tanda-tanda kekalahan ini sudah mulai muncul dari sejak pesawat-pesawat tempur Arab Saudi mulai diterbangkan. Salah satu tanda kekalahan ini adalah serangan udara tidak pernah menguntungkan perang manapun dan rakyat Yaman tidak terbiasa kalah. Lebih dari itu, komite-komite yang eksis di Yaman tidak berpihak kepada agresor. Tetapi berkhidmat kepada sebuah bangsa yang sedang berjuang untuk membela tanah air dan harga diri mereka.
Para penguasa Arab Saudi tidak terlalu tolol sehingga tidak memahami hal ini. Malah mereka pasti tahu bahwa perang ini sangat berbeda dengan perang-perang yang lain dan pasti akan menimbulkan akibat yang sangat buruk. Akan tetapi, mereka tetap memasuki perang ini demi menjalankan permainan yang telah disusun oleh Israel. Peperangan yang telah disusun untuk menggulingkan kedaulatan sebuah negara Arab yang tidak pernah menerima imperialisme rezim Zionis.
Dengan ini, Arab Saudi memulai perang ini bukan untuk tujuan menang, karena mengalahkan rakyat Yaman hanyalah sebuah mimpi di siang bolong. Hanya satu tujuan mereka. Yaitu memporak-porandakan persatuan Yaman dan memaksa revolusi rakyat Yaman supaya menerima kehadiran rezim Zionis sebagai bagian dari negara Arab yang tak terpisahkan.
(Panorama-Al-Syarq-Al-Awsath/Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email