Orang albino di Malawi. (Foto: Merdeka.com/AFP/Tony Karumba)
Bagi Agness Jonathan, warga Malawi, setiap hari adalah pertaruhan untuk kelangsungan hidup anak perempuannya. Aktivitas sederhana pergi ke sekolah dapat berujung pada kematian.
Pasalnya, orang-orang albino yang mengalami kelainan kulit di Malawi sedang banyak diburu oleh warga setempat. Mereka hendak dibunuh untuk kemudian diperjualbelikan tulangnya.
Dalam rilis terbaru Amnesty International, Selasa (7/6), dilaporkan tulang orang albino dijual di pasar gelap karena dipercaya memiliki kekuatan mistis. Tulang mereka disebut dapat mendatangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kekayaan.
Padahal orang albino sekadar mengalami kelainan genetis. Penderitanya kekurangan atau tidak memiliki sama sekali pigmen di dalam kulit, rambut, dan mata.
Laporan ini diketahui sejalan dengan lonjakan angka kematian orang albino akibat pembunuhan di kawasan selatan Benua Afrika.
"Tingkat pembunuhan tertinggi terjadi pada April tahun ini. Empat orang dibunuh termasuk seorang bayi," ungkap Amnesty Internasional.
Davis Fletcher Machinjiri (17), satu dari korban pembunhan diceritakan sedang keluar rumah untuk bermain bola, namun dia tidak pernah lagi pulang. Polisi Malawi mengatakan dia diculik oleh empat orang pria dan menjualnya ke Mozambik dan membunuhnya.
"Lengan dan kaki korban dicincang dan tulangnya diambil. Mereka mengubur jasadnya di tanah dangkal," kata sumber dari kepolisian.
Pembantaian orang albino di Afrika bukan kali pertama terjadi. Sejak 2014 sedikitnya 18 albino dibunuh, lima di antaranya diculik dan tidak diketahui nasibnya.
"Jika tidak diberi peringatan, maka anak perempuan Agness, Chakuputsa akan menjadi satu di antaranya," menurut rilis Amnesty.
Chakuputsa diketahui pernah hampir mengalami kejadian serupa saat Agness bekerja di ladang. Dia ditangkap oleh kelompok pria yang melemparnya ke semak belukar sekitar, untungnya warga desa berhasil menyelamatkan nyawa Chakuputsa. Mengejutkannya satu dari mereka adalah saudara Agness. "Dia kami kenal sudah seperti adik laki-laki".
Menurut pengakuan pelaku, dia ingin menjual bagian tubuh Chakuputsa kepada orang pintar di Malawi dan Mozambik. Berharap dapat uang kaget setelahnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat orang albino di Malawi berisiko mengakami kepunahan total. Grace Mazzah, seorang anggota Asosisasi Orang Albino di Malawi selalu cemas akan kematiannya. "Sangat menakutkan, mengapa orang memburu saya bagaikan perburuan hewan untuk dimakan."
(AFP/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email