Pesan Rahbar

Home » » Mengapa Doa Kita Tidak Dikabulkan!?

Mengapa Doa Kita Tidak Dikabulkan!?

Written By Unknown on Monday, 13 June 2016 | 10:05:00

Berdoa

Oleh: Emi Nur Hayati

Doa merupakan ibadah yang memiliki hukum, syarat dan tata cara khusus, sesuai dengan ayat dan riwayat. Di antara hukum berdoa adalah manusia tidak meminta sesuatu kepada Allah yang haram atau merugikan orang lain.

Demikian juga doa yang banyak dianjurkan dalam riwayat dan ayat adalah doa dan permohonan tentang hajat dan kebutuhan spiritual. Seperti permohonan taufik untuk bisa menaati perintah ilahi dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Begitu juga doa untuk masyarakat Islam dan orang-orang Mukmin.

Benar, Islam menganjurkan kita untuk berdoa dan meminta kepada Allah mulai dari hal yang kecil hingga besar. Islam juga memerintahkan pemeluknya untuk senantiasa berdoa. Tapi saat seseorang ingin berdoa, maka perlu diperhatikan aturannya agar dikabulkan oleh Allah Swt. Oleh karenanya, saat berdoa jangan sampai bertentangan dengan aturan agama dan alam. Selain itu, dalam berdoa tidak boleh tergesa-gesa mendapatkan hasilnya. Sementara terkait kapan terkabulnya doa, maka serahkan itu kepada Allah, sehingga yang terjadi pada orang yang berdoa sesuai dengan maslahatnya.

Dalam beberapa riwayat dijelaskan tentang sebab-sebab tidak dikabulkannya doa. Berikut ini contoh-contohnya:

1. Dosa
Perbuatan dosa dapat menyebabkan penjagaan Allah kepada seseorang menjadi rusak. Dosa juga bisa menyebabkan turunnya bencana, tidak dikabulkannya doa, seretnya rezeki, hilangnya kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan manusia. Pada intinya, dosa memberikan pengaruh negatif dalam kehidupan manusia. Dan masalah ini telah dijelaskan dalam ajaran agama kita.

2. Menggunakan barang haram
Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang makan sesuap makanan haram, maka sampai empat puluh hari shalatnya tidak akan dikabulkan dan sampai empat puluh malam doanya tidak akan dikabulkan.” (Bihar al-Anwar, jilid 63, hal 314)

3. Durhaka terhadap ayah dan ibu dan menyakiti mereka
Satu lagi penghalang doa adalah tidak menaati kedua orang tua sedemikian rupa sehingga mereka merasa sakit hati dan tidak rela. Rasulullah Saw bersabda, “Yang menjadi penghalang doa adalah mendurhakai ayah dan ibu.” (Halvani, Husein bin Muhammad, Nazhah an-Nazhir wa Tambih al-Khathir, hal 37)
4. Memutuskan hubungan silaturahim
Penyebab lain tidak dikabulkannya doa adalah memutuskan hubungan silaturrahim. Rasulullah Saw bersabda, “Memutuskan hubungan silaturahim menyebabkan tidak dikabulkannya doa.” (Halvani, Husein bin Muhammad, Nazhah an-Nazhir wa Tambih al-Khathir, hal 37)
5. Meremehkan shalat

Ketika pada giliran meremehkan shalat, Rasulullah bersabda, “Adapun dampak duniawi meremehkan shalat:
1. Allah akan mengangkat keberkahan dari umurnya.
2. Allah akan mencabut keberkahan dari rezekinya.
3. Allah akan menghapus aura kesalehan dari wajahnya.
4. Tidak akan mendapatkan pahala dari amal apa saja yang dilakukannya.
5. Doanya tidak akan naik ke langit.
6. Tidak akan tercakup dalam doa orang-orang saleh. (Ibnu Thawus, Ali bin Musa, Falah as-Sail wa Najah al-Masail, hal 22)

Doa siapa sajakah yang tidak layak dikabulkan? Mengapa doa kita tidak dikabulkan?

Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw dinukil, “Doa beberapa kelompok dari umatku tidak akan dikabulkan:
1. Seseorang yang menginginkan keburukan untuk ayah dan ibunya.
2. Seseorang yang berdoa agar orang yang menitipkan uang kepadanya dan ia tidak membuat bukti penitipan tidak jadi mengambil uang titipannya.
3. Seseorang yang berdoa untuk kerugian istrinya, sementara Allah telah menyelamatkan istri darinya.
4. Seseorang yang tinggal di rumah dan berdoa, “Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku! Sementara dia tidak keluar mencari rezeki. Oleh karena itu kepadanya Allah mengatakan, “Hai Hamba-Ku apakah Aku tidak membuka jalan untuk mencari rezeki dan usaha di muka bumi dengan anggota badan yang sehat sehingga antara Aku dan engkau punya alasan untuk mencari rezeki karena perintah-Ku dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Untuk itu, kalau Aku mau, maka akan Aku beri rezeki, dan bila Aku mau, akan Aku sempitkan juga rezeki bagimu, sementara engkau tidak punya alasan di sisi-Ku.”
5. Seorang lelaki yang diberi harta kekayaan melimpah oleh Allah dan ia menginfakkan semua hartanya kemudian berdoa, “Ya Allah, berilah aku rezeki! Lalu kepadanya Allah berkata, “Apakah Aku belum memberikan rezeki yang melimpah kepadamu? Lalu mengapa engkau tidak bersikap seimbang dalam menggunakannya? Mengapa engkau bersikap berlebihan. Sementara Aku telah melarangmu bersikap berlebihan.”
6. Seorang lelaki yang berdoa untuk memutuskan hubungan silaturahim. (Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, Al-Kafi, jilid 5, hal 67)

Sekali lagi, dalam berdoa ada aturannya.

Seseorang datang mengadu kepada Imam Ali tentang doanya yang tidak terkabulkan dan berkata, “Padahal Allah berfirman, “Ud’uni Astajib Lakum...Berdoalah, Aku akan mengabulkan”, (QS. Ghafir: 60) mengapa kita berdoa tapi tidak terkabulkan? Imam Ali as berkata, “Karena hati kalian mengkhianati delapan perkara:
1. Kalian mengenal Allah, tapi tidak menjalankan hak-Nya sebagaimana yang diwajibkan kepada kalian. Dengan demikian, pengenalan kalian tidak ada faedahnya.
2. Kalian beriman kepada nabi-Nya, tapi kalian tidak menjalankan haknya sebagaimana yang diwajibkan kepada kalian. Dengan demikian, dimanakah buah keimanan kalian?
3. Kalian membaca kitab suci yang diturunkan untuk kalian. Namun kalian tidak mengamalkannya dan kalian katakan, kami telah mendengarnya dan menerima perintahnya, namun kemudian kalian menentangnya.
4. Kalian katakan bahwa kalian takut akan api. Sementara setiap saat kalian telah menceburkan diri ke dalam api dengan dosa-dosa kalian. Lalu di manakah rasa takut kalian?
5. Kalian katakan kalau kalian menginginkan surga. Sementara setiap saat kalian berbuat sesuatu yang malah menjauhkan kalian darinya. Lantas di manakah keinginan kalian akan surga?
6. Kalian telah makan nikmat Allah, tapi kalian tidak bersyukur.
7. Allah telah mengajak kalian untuk menetapkan setan sebagai musuhdan berfirman, “Innasy Syaitona Lakum Aduwwun, Fattakhidzuhu Aduwwan... Setan adalah musuh kalian, maka tetapkanlah ia sebagai musuh kalian.” (QS. Fathir: 6) Tapi kalian memusuhi Allah meski tanpa ucapan dan menemani setan tanpa sedikitpun pertentangan.
8. Kalian telah menampakkan aib orang lain di depan mata kalian tapi menyembunyikan aib kalian sendiri dan kalian mencela orang lain sementara kalian sendiri lebih layak untuk dicela daripada mereka. (Dailami, Hasan bin Mohammad, A’lamud Din Fi Shifatil Mu’minin, 269-270)

Hadis ini menjelaskan bahwa janji Allah akan terkabulkannya doa adalah janji bersyarat bukan mutlak. Syaratnya adalah kita harus menepati janji-janji kita sendiri. Mengamalkan delapan perintah di atas yang merupakan hakikat dikabulkannya doa, cukup untuk pendidikan manusia dan menggunakan tenaganya di jalan yang baik dan membuahkan hasil.

(Pars-Today/Berbagai-Sumber-Lain-ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: