Gladir resik HUT TNI. (Foto: merdeka.com/muhammad luthfi rahman)
Panglima Armada Barat TNI AL, Laksda Taufiq R membeberkan penangkapan kapal China, Han Tan Cou 19038 di Perairan Natuna, Jumat (17/6) kemarin. Di mana penangkapan terjadi saat TNI AL melakukan patroli hingga batas terluar.
"Saya perintahkan untuk patroli di posisi tertentu, perairan Natuna. Pengerahan sampai batas terluar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif)," kata Laksda Taufiq di Kantornya, Selasa (21/6).
Selanjutnya, kata dia, pesawat udara menemukan kapal yang mencurigakan. Sehingga kapal perang TNI AL melakukan pengecekan terhadap kapal tersebut.
"Pesawat udara menemukan ada yang mencurigakan. Lalu dicek, ada kapal ikan kita tangkap satu, mereka dikawal coast guard. Mereka ngotot fishing ground tradisional area. Kita hak berdaulat," kata dia.
Menurutnya, anak buah kapal tersebut tak ada yang ditembak, dan tak ada yang mengalami luka apapun. Pasalnya, pihaknya hanya memberikan tembakan peringatan ke udara.
"Ada yang ditembak omong kosong, tembakan peringatan iya, itu ke udara. Mereka tidak berhenti asumsi kita mereka tidak dengar. Kita tembak splash air. Setelah ditangkap datang coast guard, ada diskusi," kata dia.
Setelah ditangkap, kata dia, coast guard China datang dan meminta kapal tersebut untuk dibebaskan. Sebab, mereka menyatakan kapal itu menangkap ikan di perairan tradisional area fishing dan termasuk dalam 9 dashed line.
"Tidak ada yg luka, 7 orang selamat di Natuna. Masuk akal enggak kita serah terima dengan coast guard. Kami curiga terstruktur, mereka dilindungi coast guard dan pemerintah China bereaksi," tandasnya.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email