Pesan Rahbar

Home » » Amien Rais Mangkir Dari Panggilan Polri, PSI: Amien Rais Contoh Senior Yang Buruk

Amien Rais Mangkir Dari Panggilan Polri, PSI: Amien Rais Contoh Senior Yang Buruk

Written By Unknown on Sunday 7 October 2018 | 04:16:00

Amien Rais (Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

Kemarin, Jumat (5/10), Polda Metro Jaya memanggil Amien Rais untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait hoaks Ratna Sarumpaet. Namun, ketua Dewan Kehormatan PAN itu memilih tidak hadir tanpa alasan jelas.

Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi menilai, mangkirnya Amien Rais dari panggilan Polri sebagai saksi adalah sebuah contoh buruk dari seorang senior.

“Itu contoh senior buruk kepada kami pemuda dalam upaya penegakan hukum,” ujar Dedek kepada JawaPos.com, Sabtu (6/10).

‎Menurut Dedek, politik di Indonesia harus mengedepankan kejujuran dalam berpolitik. Membenarkan dan bahkan menyebarkan kebohongan, kebencian, dan fitnah.

Oleh karena itu, jika ada penyebaran kabar bohong yang dilakukan elite, itu akan langsung berdampak pada perilaku masyarakat, terutama pemuda yang kini jumlahnya sangat besar dan dapat mengakses pemberitaan dengan mudahnya.

“Oleh karena itu, setiap politisi harus mendukung proses hukum kasus berita bohong ini, bukan mempersulit proses tersebut. Dalam demokrasi yang maju, hukum adalah panglima peradaban,” katanya.

Dia pun meminta agar proses hukum kasus berita bohong yang diduga dilakukan oleh Ratna Sarumpaet ini harus dibuka seterang-terangnya kepada masyarakat. Itu dilakukan supaya tidak terulang lagi kasus yang serupa dan agar menjadi pelajaran bagi pendewasaan kita dalam berdemokrasi.

Tidak ada yang perlu ditakuti, terlebih apabila tidak merasa bersalah. Hukum sudah menyediakan ruang bagi seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan pembelaan.

“Kami meminta pak Amien Rais untuk dapat bersikap kooperatif dalam proses penegakan hukum, dalam hal ini proses pengusutan kasus berita bohong oleh tersangka ibu Ratna Sarumpaet,” tukasnya.

Menanggapi tudingan miring itu, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno mengatakan, dirinya enggan menanggapi soal mangkirnya pemeriksaan Amien Rais.

Namun baginya yang melakukan kebohongan adalah Ratna Sarumpaet. Apa yang dilakukan oleh Amien Rais adalah sikap manusiawi ketika ada seseorang mengadu bahwa mendapat penganiayaan dari orang tidak dikenal.

“Kan orang tersebut sudah mengakui berbohong. Apa yang dilakukan Pak Amien dan Pak Prabowo itu jika dilihat dari aspek kemanusian adalah wajar,” katanya.

Kewajaran itu karena Ratna Sarumpaet adalah salah satu juru kampanye di Badan Pemenangan Pemilu Prabowo-Sandi. Sehingga wajar koalisi bersikap membela dan ingin mengungkap penganiayaan yang didapat oleh Ratna Sarumpaet

“Seorang perempuan berusia 70 tahun dianiaya, tentu ada pembelaan. Tetapi kenyataanya itu kemudian tidak benar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Amien dijadwalkan menjalin pemeriksaan sebagai saksi hari ini di Markas Polda Metro Jaya Jumat (5/10).

Mantan Ketua MPR itu akan digali keterangannya terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Namun, hingga pukul 19.00, Amien Rais belum juga datang. Sehinggaa pihak Polda Metro Jaya akhirnya memutuskan Amien Rais mangkir.

Kasus aktivis Ratna Sarumpaet yang mengakui kebohongan lebam wajahnya bukan karena dianiaya oleh orang tidak dikenal turut menyedot perhatian masyarakat.

Pasalnya dia sebelumnya berbohong kepada semua pihak, bahkan sampai ke capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan juga Amien Rais pun juga ditip‎u.

‎Kini Ratna Sarumpaet pun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia pun sudah menjadi tersangka dan ditahan di Polda Metro Jaya dengan dijerat Pasal 14 UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan UU ITE 28 juncto Pasal 45, dengan ancaman 10 tahun penjara.‎

(JPNN/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: