Bersenda gurau dengan menggunakan gambar atau karikatur adalah maslah yang diperbolehkan namun tetap harus dalam koridor akhlaq yang baik dan tidak mengandung pelecehan. Bercanda harus tetap dalam kerangka aturan keadilan dan tidak menyebabkan kerugian atau hilangnya harga diri pihak lain.
Apa sebenarnya akar kebiasaan bersenda gurau dalam masyarakat Iran? kenapa kita menjadi negara yang memproduksi senda gurau yang tidak berguna? ini adalah beberapa pertayaan yang mungkin sering muncul di benak kita semua. Apa sebab setiap orang berusaha bercanda ketika menghadapi sebuah masalah, bahkan rela membuat karangan agar sebagian yang lain ikut tertawa?
Hujjatul Islam Doktor Mas'ud Azarbaijani, seorang peneliti beragam masalah psikologi di Universitas menuturkan bahwa masalah ini secara kaidah akal merupakan hal yang memerlukan penjelasan rinci. namun demikian akar masalah ini ada pada budaya masyarakat itu sendiri, seseorang yang terbiasa di lingkungan sekitarnya mendengar lelucon atau sering melihat tayangan canda di media akan cenderung memiliki sifat suka bergurau.
Namun demikian hal ini bukanlah sebuah masalah. Adapun yang menjadi masalah adalah ketika bercanda itu menjadi perantara untuk melakukan dosa. Misalnya bercanda dengan meng-ghibah orang lain, bercanda sambil menghina orang lain, bercanda dengan berbohong dan sebagainya. ini semua menyebabkan bercanda itu menjadi sesuatu yang haram.
Beliau menambahkan bahwa kebiasaan bercanda kembali pada individu yang bersangkutan, namun di sisi yang lain bisa saja hal ini terkait dengan sebuah problema penting di masyarakat dimana untuk mengutarakanya bisa menggunakan karikatur atau gambar lucu agar masalah yang dihadapi itu mendapat perhatian khalayak luas dan segera dipecahkan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email