Pesan Rahbar

Home » » Hubungan Mesra Nahdlatul Ulama (NU) dengan Syi’ah, Ini Jawaban NU

Hubungan Mesra Nahdlatul Ulama (NU) dengan Syi’ah, Ini Jawaban NU

Written By Unknown on Thursday 14 July 2016 | 00:17:00


Pada hari Ahad, 05/07/2015 website resmi ormas Nahdlatul Ulama (NU) menampilkan sebuah artikel berisi komentar dan tuduhan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, dengan judul: Kenapa Salafi-Wahabi Sedikit Lagi Jadi Teroris?


Sebuah tulisan yang isinya -maaf kami meminjam istilah yang sering dan biasa digunakan oleh tokoh -tokoh NU ketika terdesak dan berkelit- banyak memuat pemutar balikkan fakta. Sebuah contoh, tertulis di sana: KH Said Aqil Siroj berpendapat, kelompok Salafi-Wahabi memiliki keyakinan, hanya Islam versi mereka saja yang benar, sementara orang di luar mereka sudah dianggap bukan Islam. “Dari situ, mereka beranggapan, kalau bukan Islam maka halal darahnya, boleh dibunuh, tinggal tunggu kapan ada kesempatan, ada kemampuan dan ada keberanian,” katanya.


Sebelum kita mencermati tuduhan-tuduhan keji yang dilemparkan oleh Ketum PBNU tersebut kepada Salafi-Wahabi, perlu kiranya kita mengingatkan bahwa Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj ini memiliki “hubungan mesra”, bahkan bisa dikatakan “hubungan intim” dengan kelompok yang gemar mengkafirkan shahabat Nabi (baca: Syi’ah) tersebut.

Hal ini penting kami ingatkan agar kaum muslimin tidak terpesona dan terbuai dengan untaian indah kata-kata yang dilontarkan oleh Sang Ketum PBNU. Atau “silau” karena diposisikannya dia sebagai Ketua Umum PBNU.

Lihat saja apa yang diucapkan oleh penggerak lokomotif NU tersebut, ketika berpidato pada perayaan Madrasah Karbala dan Asyura di serambi Masjid al-Mukhlishin Bojonegoro Jawa Timur tahun 2002.


Setelah dia menetapkan hari Karbala sebagai hari raya, yang kedudukannya sama dengan Iedul Fitri dan Iedul Adha, Pemuja Syi’ah tersebut mulai menjerat dan menjaring warga NU untuk menjadi Syi’ah atau minimalnya sebagai simpatisan Syi’ah, agar “Hari Raya” Karbala hari berkabungnya umat Syi’ah diterima dan dirayakan oleh warga NU. Dia berkata:

“Artinya, memperingati peristiwa Karbala bukan milik kelompok tertentu, dalam hal ini Syiah, tetapi milik kita semua sebagai umat Islam, terlebih lagi milik NU. NU seharusnya berada di depan, menjadi pelopor dalam memperingati acara ini. Syiah merupakan kelompok minoritas di negeri ini, sedangkan NU adalah kelompok terbesar, jadi seharusnya merasa memiliki hari ini.”


Sungguh jelas tampak dihadapan mata , bagaimana Kiai NU ini sepanjang ceramahnya menyanjung-nyanjung perayaan Karbala, dan terus mempromosikan Syi’ah dan perayaan Syi’ah tersebut kepada warga NU. Lalu dia memberikan kesimpulan sepihak, dia berkata:

“Bagi NU, tidak ada masalah dengan Madrasatil Karbala, justru sangat senang dan menghormati, serta mendukung minimal dengan kata-kata.”


Demikianlah dengan lihai dan liciknya KH Said Aqil Siroj pelan-pelan berupaya untuk menyeret gerbong NU ke dalam kubangan Syi’ah, atau minimalnya menjadi pendukung dan simpatisan agama berkedok cinta ahlul bait tersebut.

Diantara bentuk cinta KH Said Aqil Siroj kepada Syi’ah dan upaya sistematis yang dia terapkan dalam rangka men- Syi’ahkan muslim Indonesia, terkhusus warga NU adalah dengan membuka peluang lebar-lebar mempelajari agama Syi’ah langsung ke sumbernya di negara Syi’ah Iran. Tidak tanggung-tanggung program kaderisasi Syi’ah berkedok beasiswa ini, turut dipublikasikan di website resmi PBNU.





Demikian pula, bentuk kecintaan dan loyalitas Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada Syi’ah dan tokoh-tokoh Syi’ah tersebut dia wujudkan dalam bentuk “nyekar kubur”, melakukan safar yang panjang dari negeri Islam Indonesia menuju negeri Syi’ah Iran, untuk sekadar ziarah kubur kepada gembong Syi’ah abad ini “Imam” Khumaini.

lihat disini: http://www.lppimakassar.com/2013/08/ketua-pbnu-said-aqil-ziarah-ke-makam.html

Malu karena menyebarkan fitnah, Jadi dihapus.

Lihat ditag google setatus yang dihapus:


Tidak hanya sebatas itu, bahkan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dengan terang-terangan telah berani menghina dan merendahkan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, hal ini sebagaimana diakui oleh “orang dalam” NU sendiri.




Sehingga dengan beberapa bukti dari sekian banyak bukti-bukti yang ada menunjukkan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj secara khusus, tokoh-tokoh NU yang lain (seperti KH Hasyim Muzadi) atau ormas NU secara umum, mereka memiliki hubungan erat dengan Syi’ah. Mereka memiliki andil yang tidak kecil untuk memuluskan kaderisasi Syi’ah dan penyebaran agama Syi’ah di Indonesia. Yang itu semua akan mereka pertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak di hari kiamat.

(Yuk-Kenal-NU/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: