Pesan Rahbar

Home » » Kisah Ibrahim Bagi Manusia Modern Memang Menimbulkan Soal

Kisah Ibrahim Bagi Manusia Modern Memang Menimbulkan Soal

Written By Unknown on Wednesday 13 July 2016 | 23:26:00


Masih belum hilang dari ingatan, ucapan kotor tokoh utama Liberal Nusantara Ulil Abshar Abdalla tentang Nabi Ibrahim alaihissalam. Ucapan kotor yang menghunjamkan kekecewaan dan kekesalan mendalam di hati kaum mukminin.


Mengapa demikian?

Karena Ulil berbaju Islam dan mengatasnamakan ucapannya yang nyleneh itu bagian dari Islam.

Perhatikanlah kembali ucapan Ulil berikut ini :



Demikianlah pegiat Islam Nusantara (baca: Liberal Nusantara) Ulil Abshar Abdalla berseloroh dalam artikelnya.

Menurut mantan Lakpesdam NU ini, kisah tentang ujian Nabi Ibrahim alaihissalam menyembelih sang putra Nabi Ismail alaihissalam adalah kisah yang menimbulkan soal bagi manusia modern. Tidak layak lagi disampaikan di zaman modern ini. Kisah yang disebutkan oleh Allah ta’ala dalam kitab suci al-Qur’an itu tidak patut dijadikan pelajaran keteladanan dalam ketaatan kepada-Nya, karena menimbulkan soal menurut manusia modern “dalam logika buruk Ulil”.

Pembaca sekalian, diantara sifat orang-orang beriman yang disebutkan oleh Allah ta’ala dalam kitab suci al-Qur’an adalah sebagai berikut:
(إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ)

“Orang-orang yang beriman (dengan keimanan yang sempurna) adalah orang yang bergetar hatinya ketika nama Allah disebut di hadapannya, juga bertambah keimanannya ketika ayat-ayat-Nya dibaca, serta mereka bertawakkal hanya kepada Rabbnya” (QS. al-Anfal: 2)

Ayat di atas menjelaskan bahwa diantara sifat orang yang beriman, adalah bertambah keimanan mereka dengan mempelajari, merenungi, dan mengimani kandungan ayat-ayat suci al-Quran. Semua ayat-ayatnya adalah bimbingan dan hidayah bagi orang-orang yang beriman, dan semua hukumnya senantiasa relevan sepanjang masa, pada setiap generasi, dan keadaan. Karena al-Quran adalah kitab suci yang terjaga otentisitas keaslian dan kebenarannya. Allah sendirilah yang menjaganya dan tidak menyerahkan penjagaannya kepada siapapun. Allah azza wa jalla berfirman:

(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ)

“Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan adz-Dzikra (al-Quran) dan Kami lah yang akan menjaganya“. [Surat al-Hijr: 9]

Penjagaan tersebut sudah berlangsung sejak 14 abad yang lalu hingga masa sekarang, dan akan terus berlanjut hingga dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya kembali kepada Allah. Seorang yang beriman, pasti menerima seluruh isi al-Quran baik sesuai dengan akalnya ataukah menurut dia tidak sesuai dengan akalnya, baik dia hidup di zaman onta, ataukah di zaman modern sekalipun. Karena keimanan tidak dibatasi dengan masa dan generasi.

Lantas, pola pikir apakah yang digunakan untuk meninjau kisah Khalilurrahman (kekasih Allah) Ibrahim alaihissalam itu?

Jika ditinjau dari sudut keimanan yang jujur kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada kitab-Nya, maka hati ini akan mudah menerimanya.

Namun, jika ditinjau dengan menggunakan pola pikir tokoh liberal seperti Ulil Abshar Abdalla yang juga sebagai tokoh NU, niscaya akan susah baginya untuk menerima.

(Yuk-Kenal-NU/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: