Dahulu Bani Umayyah Memerangi Imam Ali! Kini Salafy Wahhâbi Memerangi Syi’ah Ali!
Jika dahulu bani Umayyah, dimulai dengan Abu Sufyan, Mu’awiyah dan Yazid kemudian setelahnya dilanjutkan oleh para penguasa tiran bani Umayyah tak henti-henti dengan segala cara untuk memerangi Imam Ali as. simbol Islam dan keimanan… Mulai kekerasan teratur yang mereka langsungkan semasa hidup Nabi saw. terhadap Nabi saw dan Ahlulbait as. serta para sahabat setia beliau hingga mengobarkan peperangan demi peperangan, perang Badar, Uhud, Khandaq dll sebagaimana dicatat dalam sejarah… semua itu telah mereka lakukan untuk memusnahkan Dakwah Islam tetapi hasilnya adalah Islam terus berjaya hingga ke kota Mekkah (yang saat itu menjadi benteng terakhir kemusyrikan) ditaklukkkan… Islam berjaya… Abu Sufyan, Mu’awiyah, Yazid (abang Mu’awiyah, bukan Yazid anaknya) dan sisa-sisa aimmatul kufri/gembong-gembong kekafiran (bukan-bukan sekadar gembong kaum Musyrik, perhatikan baik-baik!) lainnya bertekuk lutut di hadapan kejayaan Islam dan Nabi Muhammad saw. dan kegigihan perjuangan Ali bin Abi Thalib as. dan para sahabat setia lainnya.
Abu Sufyan dan putra harapannya beserta para mantan Musyrik itu segera mengubah strategi balas dendam mereka atas kekalahan di hadapan kemenangan dan kejayaan Nabi Islam!
Bertahun-tahun setelah itu… tepatnya setelah wafat Nabi saw. mereka bangkit lagi berusaha membalas kekalahan di perang Badar, Uhud, Khandaq dll…. hanya beberapa tahun setelah wafat Nabi saw. Abu Sufyan melalui kedua putranya; Yazid dan dilanjutkan oleh Mu’awiyah berhasil mendapat posisi strategik dalam pemerintahan Islam yang membuatnya berani menentang Khalifah yang sah saat itu; Ali bin Abi Thlaib as dan kemudian mengobarkan pemberontakan!
Setelah kesyahidan Imam Ali as. Mu’awiyah berkuasa… Maka agenda pertama Mu’awiyah adalah membalas dendam kekalahan para moyangnya di perang Badar dan Uhud… kini dendamnya dimuntahkan kepada keluarga suci Nabi saw. … kepada Ali dan Ahlulbait as.
Tidak puas dengan kematian Imam Ali as., Mu’awiyah menrancangkan agenda besar dalam rangka balas dendam itu… maka yang ia lakukan antara lain:
A) Melaknati Imam Ali as. dan mewajibkan umat Islam melaknatinya dan mencaci maki beliau as. di setiap kesempatan umum.
B) Menteror dan memerangi Syi’ah Ali as. dengan berbagai cara dan merangsang umat Islam agar membenci dan memusuhi Imam Ali as. dan Syi’ah Ali.
C) Memberikan posisi istimewa dan gaji melimpah bagi sesiapa yang setia menjalankan program “Anti Ali dan Syi’ah Ali”.
D) Menghukum siapa saja yang diketahui mencintai Ali dan Ahlulbait Nabi mulia as.
Di antara dokumen yang sempat diselamatkan sejarah adalah surat ketetapan Mu’awiyah yang diumumkan kepada umat Islam (bukan lagi Perda yang sekarang lagi marak digalang oleh mereka yang setia kepada program bani Umayyah dan khususnya Mu’awiyah) dan agar dijadikan pedoman pelaksanaan teror terprogram atas Ahlulbait as. dan Syi’ah Ali adalah surat ketatapan di bawah ini:
انْظُرُوْا إِلَى مَن قَامَتْ عليهِ الْبَيِّنَةُ أنَّهُ يُحِبُّ عَلِيًّا وَ أهْلَ بَيْتِهِ فَامْحُوْهُ مِنَ الدِّيوَانِ وَ أسْقِطُوا عَطَاءَهُ وَ رِزْقَهُ
“Perhatikan! Siapa yang terbukti mencintai Ali dan Ahlulbaitnya maka hapuslah namanya dari catatan sipil negara, gugurkan uang pemberian untuknya!”[1]
Dalam surat keputusan Mu’awiyah di atas, jelas sekali bahwa kecintaan kepada Sayidina Imam Ali as. dan Ahlulbiatnya as adalah sebuah dosa yang karenanya seorang harus dihukum dengan tidak dianggap sebagai warga negara Muslim yang berhak atas hak-haknya sebagai Muslim… mereka tidak berhak mendapat uang jaminan sosial seperti kaum Muslim lainnya… langkah licik perang ekonomi untuk membuat para pecinta Ali dan Ahlulbaitnya agar segera menaggalkan keimanan dan kesetian mereka kepada Nabi saw dan agamanya! Nama para pencinta Ali dan Ahlulbaitnya pun harus segera digugurkan dari catatn sipil!
Tidak puas dengan kebijakannya yang kejam dan menyimpang dari jiwa Islam itu, Mu’awiyah melengkapinya dengan surat ketetapan berikutnya dengan harapan agar agenda pembungkaman suara keadilan Islam lebih cepat terwujud… Mu’awiyah menuliskan sepecuk surat susulan sebagai berikut:
مَنْ اتَّهَمْتُمُوْهُ بِمُوَالاَةِ هَؤُلاَءِ القَوْمِ فَنَكِّلُوْا بِهِ وَ اهْدِمُوْا دَارَهُ
“Barang siapa yang kalian curigai mencintai Ali dari mereka maka jatuhkan sanksi berat atasnya Dan hancurkan rumahnya!” [2]
Dengan surat keputusan itu, Mu’awiyah berharap agar kaum Muslimin menjadi pelaksana lapangan eksekusi pembantaian dan penghancuran rumah-rumah para Syi’ah Ali! Dan itulah yang terjadi! Para Syi’ah Ali dikejar-kejar… dibunuh secara keji tanpa belas kasih… rumah-rumah mereka dibakar… dirobohkan… dan keluarga mereka diusir dari tempat tinggal mereka…
Mu’awiyah mendidik umat Islam untuk menjadi srigala-srigala buas yang siap memangsa para Syi’ah Ali.
Berabad-abad setelah kematian Mu’awiyah dan runtuhnya dinasti tiran keluarga Umayyah; pohon terkutuk dalam Al Qur’an keberingasan sebagian umat Islam masih juga dirasakankan di berbagai belahan dunia Islam… mereka menjadikan Syi’ah Ali sebagai mangsa-mangsa keganasan dan ketidakadilan mereka!
Mimbar-mimbar dijadikan media pengkafiran Syi’ah … kaum Muslimin yang semestinya saling berkasih-sayang kini dicuci otak mereka oleh para pelanjut Misi Mu’awiyah agar membenci dan memerangi Syi’ah Ali… keberanian mereka diarahkan untuk memerangi Syi’ah Ali!
Saya sangat khawatir bahwa kaum Muslimin sedang tertipu oleh ketidak-tahuan mereka… mereka tidak menyadari bahwa mereka telah memerangi ‘Sayyidina Ali mereka’ dan mensukseskan agenda besar musuh ‘Sayyidina Ali mereka’ yaitu Mu’awiyah putra Abu Sufyan; gembong kekafiran dan pengayom kaum munafik!
Kini apa yang dicita-citakan Mu’awiyah dan para tiran keluarga pohon terkutk dalam Al Qur’an saat mereka berkuasa diusahakan kembali oleh ‘kaum Muslim’ dengan segala macam cara agar diperdakan!
Para tukang fitnah dan para pemuja pohon terkutuk itu berusaha menggalang kekuatan dan memobilisasi massa untuk memerangi Sayyidina Ali dan Syi’ahnya!
Akankah kezaliman Setan mengalahkan keadilan Tuhan?!
Akankah kegelapan mengusir cahaya wahyu langit?!
Akankan mereka berjaya dan Syi’ah Ali terlantar setelah doa Nabi suci: Allahuma wâli man Wâlâhu…. wan Shur man nasharahu… wakhdzul man khadzalahu/Ya Allah bimbinglah para pecinta Ali yang mengakui kepemipinannya…. belalah siapa yang membelanya… hinakan siapa yang menghinakan Ali?!
Akankah tiupan mulut-mulut mereka memadamkan cahaya Ilahi?! Sedangkan Allah yang Maha Kuasa telah berfirman:
يُريدُونَ أَنْ يُطْفِؤُا نُورَ اللَّهِ بِأَفْواهِهِمْ وَ يَأْبَى اللَّهُ إِلاَّ أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَ لَوْ كَرِهَ الْكافِرُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. At Taubah [9];32)
يُريدُونَ لِيُطْفِؤُا نُورَ اللَّهِ بِأَفْواهِهِمْ وَ اللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَ لَوْ كَرِهَ الْكافِرُونَ
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya- Nya meskipun orang- orang kafir benci.” (QS. Ash Shaff [61];8 (
Sebagaimana Allah kecewakan Mu’awiyah dan musuh-musuh Islam dalam agenda jahat mereka… Allah juga akan mengecewakan agenda jahat siapapun yang berbuat makar atas umat Islam dengan memerangi Syi’ah Ali!
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنا وَ الَّذينَ آمَنُوا فِي الْحَياةِ الدُّنْيا وَ يَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهادُ
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghafir [40];51 )
Dan tidak kekuatan apapun di alam semesta ini akan akan mengalahkan kekuatan Allah… dan siapapun yang ditolong Allah pastilah tidak dapat dikalahkan…
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلا غالِبَ لَكُمْ وَ إِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَ عَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu ( tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain ) dari Allah sesudah itu Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS. Âlu Imrân [3];160).
Inilah janji Allah…
وَ مَنْ أَوْفى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
“Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah….“ (QS. At taubah [9];111)
Shadaqallahul ‘Adzîm
Referensi:
[1] Syarah Nahj al Balâghah, jilid III/juz 11/14-17.
[2] Syarah Nahj al Balâghah, jilid III/juz 11/14-17.
(Syiah-Ali/Hanazaka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email