Ratusan film-film telah dibuat, dari mulai kartun, serial dan dokumentasi yang menceritakan tentang akhir dari dunia ini, dan datangnya sang penyelamat.
Shabestan News Agency, dalam sebuah wawancaranya, seorang peneliti dan pengajar pembahasan media, dalam menjawab pertanyaan tentang bagaimana ia menilai sosok sang penyelamat yang dibuat oleh sinema-sinema Hollywood yang dikemas dalam bentuk animasi, film dan kartun?
Beliau mengatakan, pada dasarnya sinema adalah sebuah sarana dan juga sebuah simbol untuk memperlihatkan sebuah keyakinan dan pemiliknya, dan juga sebuah sistem untuk mempertemukan konsep dan aqidah mereka kepada orang lain, tidak ada bedanya siapa orang yang memiliki sarana ini dan apa yang ia pikirkan, siapapun dia, ia memiliki akses penuh terhadap penyebaran aqidahnya ini.
Dunia Barat juga seperti ini, ia yang dalam hatinya memiliki peradaban pemikiran sekular. Pemikiran ini dalam surga duniawi berada diambang kehancuran, dan untuk kelangsungan kekuasaannya ia perlu kepada efisiensi dan kekuatan.
Namun pemikiran ini, dengan perantara sinema, mereka berusaha untuk menyajikan sebuah tabligh globalisasinya, supaya sedikit banyak bisa melanjutkan kekuasaan mereka. Negara-negara yang meyakini agama-agama ilahi mereka mengambil cerita dari para nabi dan auliya ilahi, dan berusaha menyejahterakan rakyatnya dengan kecintaan kepada mereka.
Namun orang-orang yang meyakini dunia materialistik, seperti Barat yang memisahkan agama dengan politik untuk merealisasikan surga dunia mereka membutuhkan cerita-cerita “manusia super” yang memiliki kekuatan materi, dan dengan adanya manusia super tersebut, mereka tidka butuh lagi pada perkara-perkara langit, dan dengan bantuannya mereka akan menang dan selamat, dari semua ini kesimpulannya ialah manusia di zaman ini tidak lagi memerlukan Tuhannya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email