Islam Sama Sekali Tidak Berhubungan dengan ISIS dan Terorisme

“Salah satu jalan terbaik untuk melawan kekerasan ISIS adalah kerja sama antara negara-negara Barat dan Islam.”

Begitu pernyataan ini disampaikan oleh Christophe Penot, Duta Besar Prancis untuk Malaysia, kemarin seperti dilansir situs berita Panorama.

Penot menyatakan sangat ingin menyaksikan kerja sama yang terjalin lebih kondusif di kalangan negara-negara Islam.

Dalam kesempatan wawancara dengan Panorama, Penot menegaskan, “Serangan-serangan teroris adalah problem internasional. Kita harus turun ke lapangan dengan bekerja sama dengan negara-negara Islam guna mencegah ISIS dan para militannya menyalahgunakan Islam.”

Penot mengaku, ISIS memang memiliki kelihaian dalam memalsu data dan mempengaruhi masyarakat melalui jaringan internet. Mengontrol hal ini sangatlah sulit.

“Dalam hal ini, Malaysia yang lebih memasyarakatkan sikap moderat memiliki peran penting sehingga bisa memainkan peran sebagai salah negara Islam di Dunia Arab,” ujar Penot.

Penot menambahkan, “Dewan Keamanan PBB juga memiliki posisi yang cocok untuk melakukan kerja sama dengan seluruh negara dunia untuk menghadapi tantangan-tantangan internasional.”

Penot menegaskan, “Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh ISIS atas nama Islam tidak hanya merusak wajah agama. Akan tetapi, juga merusak opini dunia.”

Ketika menyinggung serangan Paris tahun lalu yang telah menelan 130 orang korban, Penot menyatakan, “Tidak bisa dipungkiri bahwa serangan-serangan ini telah mewujudkan semangat anti Islam di kalangan masyarakat Prancis.”

Dubes Prancis ini melanjutkan, “ISIS bisa mempengaruhi otak masyarakat tentang Islam. Saya tekankan, mayoritas masyarakat Prancis tidak mengetahui propaganda dan tidak sadar bahwa para militan kelompok ini melakukan kekerasan dengan memanfaatkan nama Islam. Saya yakin, masyarakat di banyak negara mengenal apakah Islam. Kita tahu dengan baik bahwa Islam sama sekali tidak berhubungan dengan ISIS dan terorisme.”

(Panorama/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)