“Gajah bertarung dengan gajah, pelanduk mati di tengah-tengah.” Demikian peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kondisi di Aleppo, Suriah. Warga sipil, termasuk anak-anak, harus menjadi korban dari pertarungan antara pasukan pemberontak dengan pasukan pemerintah.
Konflik Suriah kini memasuki tahun keenam. Bagi Paus Fransiskus, menjadikan anak-anak dan warga sipil tak berdosa sebagai pihak yang harus membayar harga akibat perang tersebut, sangat tidak bisa diterima.
Pria asal Argentina itu menyampaikan keprihatinannya di depan massa yang memadati Basilika Santo Petrus setelah sesi Doa Angelus pada Minggu 7 Agustus 2016.
“Sangat tidak bisa diterima, banyak orang tidak berdosa, termasuk anak-anak, harus membayar harga akibat konflik, harga akibat tertutupnya hati nurani dan keinginan untuk perdamaian oleh kekuatan tempur,” ujar Sri Paus, seperti dimuat Time, Senin (8/8/2016).
Pasukan pemberontak dilaporkan berhasil menembus pertahanan pasukan Pemerintah Suriah di wilayah dekat Aleppo. Menurut PBB, sekira 300 ribu orang terjebak di antara perang kedua pihak yang berseteru sejak 2011 itu.
Ini adalah kedua kalinya Paus Fransiskus menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi di Aleppo. Pada Mei 2016, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu mengecam keras perang di Aleppo setelah serangan udara menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak.
(Times/Oke-Zone/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email