Nama :
Muhammad Saw.
Gelar :
Al-Musthafa.
Julukan :
Abul Qasim.
Ayah :
Abdullah bin Abdul Muthalib.
Ibu :
Aminah binti Wahab.
Tempat/Tgl. Lahir :
Makkah, Senin, 12 Rabiul Awwal/ Jum’at 17 Rabiul Awwal tahun 570 M.
Hari/Tgl. Wafat :
Senin, 28 Shafar Tahun 11 H.
Umur :
63 Tahun.
Makam :
Madinah.
Jumlah Anak :
7 orang diantaranya:
3 laki-laki, dan
4 perempuan.
Anak laki-laki :
1. Qasim,
2. Abdullah dan
3. Ibrahim.
Anak perempuan :
1. Zainab,
2. Ruqaiyah,
3. Ummu Kaltsum, dan
4. Fatimah (Az Zahra).
Riwayat Hidup Nabi Muhammad saw
Di kala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pedoman hidupnya, lahirlah seorang bayi dari keluarga yang sederhana di kota Makkah, yang kelak akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat 7 bulan sebelum beliau dilahirkan. Kehadiran bayi itu disambut oleh kakeknya Abdul Muthalib dengan penuh kasih sayang, dan kemudian bayi itu dibawanya ke hadapan Ka’bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad, suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Dan dalam usia enam tahun, beliau juga kehilangan ibunnya yang tercinta, Aminah binti Wahab. Setelah kematian kedua orang tuanya, kakek beliau Abdul Muthalib mengambil alih pendidikannya. Menjelang wafatnya, Abdul Muthalib menunjuk putranya, Abu Thalib. sebagai wali dari Nabi Muhammad saw.
Muhammad dikenal sebagai orang yang tampan, ramah, jujur dan suka menolong sesamanya. Dan pada usia 25 tahun. beliau menikah dengan wanita bangsawan nan rupawan. Khadijah binti Khuwailid.
Pada usia 40 tahun. Muhammad saw mendapat wahyu dari Allah Swt dan diangkat sebagai Nabi alam semesta. Ketika itu beliau senantiasa merenung dalam kesunyian untuk memikirkan nasib umat manusia, hingga datanglah Jibril as dengan membawa berita gembira, lalu menyapa dan memerintahkan: “Bacalah dengan nama Tuhanmu.”
Kemudian Rasulullah saw mulai berdakwah dan mengajak kerabatnya menuju kepada pengesaan Allah Swt yang merupakan asal-muasal dari segala yang wujud. Khadijah, istrinya. adalah orang pertama dari kalangan kaum wanita yang mempercayai kenabiannya. Sedangkan laki-laki pertama yang mengikuti dan mengimani ajarannya adalah Ali bin Abi Thalib as.
Selama tiga tahun “Rasulullah saw berdakwah secara diam-diam di kalangan keluarganya. Setelah turun ayat ke-94 dari surat al-Hijr yang berbunyi: “Maka siarkanlah apa-apa yang diperintahkan Allah Swt kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang Musyrik”, Rasulullah saw mulai berdakwah secara terang-terangan. Namun kaum Quraisy menolak ajaran suci yang dibawa Rasulullah saw, bahkan pamannya sendiri, Abu Lahab, termasuk salah seorang yang memusuhinya.
Melihat permusuhan kaum Quraisy pada beliau saw, pamannya, Abu Thalib, berkata: “Bagaiman rencanamu dalam menghadapi permusuhan ini, wahai kemenakanku? Akankah engkau menghentikan misimu?” Dengan spontanitas Rasulullah saw menjawab: “Wahai pamanku, andai matahari diletakkan di tangan kiri dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan misi ini, sungguh aku tidak akan menghentikannya, hingga agama Allah Swt ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa karenanya.”
Bagi Muhammad saw, demi proyek Allah Swt apapun boleh terjadi. Gangguan demi ganguan, penderitaan demi penderitaan, ejekan, fitnahan, cemoohan serta penganiayaan telah mewamai kehidupannya. Kaum Quraisy bukan hanya mengganggu Rasulullah saw, bahkan para sahabatnya seperti, Amar serta kedua orang tuanya, Bilal dan yang lainnya juga tak luput dari penyiksaan dan penganiayaan.
Melihat tingkah laku umatnya, khususnya kaum Quraisy, Rasulullah saw sangat sedih sekali. Beliau saw yang dikenal sebagai pembawa rahmat dan penuh belas kasih merasa sedih karena beliau tabu bahwa penolakan dan gangguan kaumnya itu tidak lain hanya akan mengakibatkan kesengsaraan dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.
Kesedihan itu semakin bertambah ketika pada tahu ke-10 dari kenabiannya, istrinya, Khadijah, yang sangat menyayanginya, yang membantu penyebaran misi Allah Swt dengan harta dan jiwanya, yang selalu menghibur dan membahagiakan Rasulullah saw di saat beliau diganggu dan dianiaya oleh kaumnya, meninggal dunia. Tidak hanya itu pamannya, Abu Thalib, yang memelihara sejak kecil hingga dewasa, yang selalu membela dengan jiwa dan raganya, juga meninggal dunia pada tahun yang sama.
Setelah kepergian dua orang terkemuka yang membela Rasulullah saw dalam segala keadaan, gangguan kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Dan pada tahun ke-13 dari kenabian, Rasulullah saw berhijrah ke kota Madinah, setelah kaum kafir Quraisy bersepakat untuk membunuhnya.
Di tempat hijrahnya itulah Rasulullah saw mulai mendapat sambutan, sehingga beliau mampu menyebarkan agama Allah Swt dengan lebih leluasa dan mendirikan pemerintahan.Islam. Pemerintahan Islam yang masih muda belia itu dipaksa untuk menghadapi tantangan dan serangan dari kaum kafir Quraisy Makkah dan dari kaum Yahudi yang ada di sekitar Madinah. Kemudian terjadilah peperangan-peperangan yang dipaksakan kepada pemerintahan Islam yang masih muda itu oleh pihak- pihak yang tidak setuju terhadap misi suci yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Peperangan itu berawal dari perang Badar, Uhud, Khandak dan peperangan yang lainnya. Berkat bantuan Allah Swt dan keahlian Rasulullah saw dalam mengatur siasat serta berkat keberanian para sahabatnya, khususnya keluarganya seperti, Hamzah bin Abdul Muthalib, Ja’far bin Abi Thalib, dan Ali bin Abi Thalib, akhimya pemerintahan Islam yang baru didirikan itu mampu menahan segala serangan dan berdiri dengan kokoh.
Setelah Rasulullah saw berhasil memantapkan negara Islam, beliau memberikan pengajaran dan pengkaderan yang lebih maksimal kepada para sahabatnya. Bukti keberhasilan apa yang beliau ajarkan adalah banyaknya para sahabat yang menjadi cerdik dan berwawasan luas. Dan yang paling menonjol dalam keilmuan di antara para sahabatnya adalah sepupunya sendiri yang sekaligus suami dari putrinya, yaitu Ali bin Abi Thalib as.
Banyak kegiatan yang beliau laksanakan, hingga kekuatan fisik beliau cepat menurun. Akhirnya, tepat pada tanggal 28 shafar 11 Hijriah dalam usia 63 tahun, Nabi suci, Nabi pilihan yang sekaligus penutup segala Nabi yang sejak awal kehidupannya senantiasa mengabdikan diri kepada Allah Swt, harus meninggalkan dunia yang fana ini menuju ke haribaan Allah Swt. Beliau telah tiada, namun namanya tetap terukir indah sepanjang masa.
(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email