“Dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia”, kata “kariim” dalam ayat ini bermakna tidak berujung, yakni untuk lebih menampakan hak-hak dan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an tidak akan pernah ada habisnya.
Shabestan News Agency, pengajar di markas tafsir hauzah Ilmiah Qom, Hujjatul Islam Mojtaba Khandan menjelaskan bahwa kekuatan dan integritas Al-Qur’an dari segala sisi tidak ada bandingannya sama sekali, Al-Qur’an Karim sejak turunnya senantiasa cenderung untuk membuat tertarik orang-orang yang mendengarnya supaya timbul rasa yakin dalam diri mereka.
Al-Qur’an Karim selalu berusaha untuk menjalin hubungan dengan mereka supaya mereka merasa nyaman dan puas dengan Al-Qur’an, dan untuk meyakinkan para pendengar Al-Qur’an menggunakan kalimat dan ibarat yang bermacam-macam, dan dengan dasar-dasar aqidah, hukum dan nasehat yang dikemas dengan bentuk perumpamaan, metafora dan kiasan yang disajikan dalam Al-Qur’an membuat para pendengar terpengaruh.
Dalam surat Al-Waqi’ah disebutkan “dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia”, kata “kariim” dalam ayat ini bermakna tidak berujung, yakni untuk lebih menampakan hak-hak dan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an tidak akan pernah ada habisnya, oleh karena itu berbagai macam kitab tafsir yang telah ditulis seperti tafsir Al-Amtsal dan tafsir Al-Mizan, kitab-kitab tafsir ini bukan hanya hak Qur’an, akan tetapi Al-Qur’an yang mereka tafsirkan masih belum mampu untuk menunaikan hak Qur’an.
Jika Al-Qur’an disebut sebagai kitab yang memiliki isi dan kandungan yang terbaik, maka dari itu kita harus menjelaskannya dengan metode dan dalam bentuk yang sangat indah, pungkas Hujjatul Islam Mojtaba khandan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email