Benua Afrika sedang dihantam kelompok-kelompok takfiri seperti ISIS, Al-Qaidah, Boko Haram, dan lain-lain dengan aneka kejahatan yang mereka lakukan seperti membakar desa dan menculik gadis-gadis tak berdosa.
Pada saat yang sama, Ahmad Walad Habiburrahman, seorang mufti Wahabi berdarah Muritania, memfatwakan bahaya Syiah di Mauritania.
Habiburrahman mengingatkan perusakan simbol-simbol suci Islam yang akan dilakukan oleh Syiah. Untuk itu, ia meminta kepada Muhammad Walad Abdul-Aziz, Presiden Mauritania, untuk mengambil langkah-langkah agresif demi memerangi perkembangan Syiah di masyarakat Mauritania.
Sebenarnya, masyarakat Mauritania tidak memerlukam mufti semacam itu untuk mengenal bahaya yang mengancam diri dan agama mereka, karena tidak ada bahaya yang lebih besar daripada bahaya Wahabiah yang menganggap kafir seluruh hamba Allah dan menghalalkan darah mereka.
Mufti tersebut sebenarnya tidak berbeda dengan para mubaligh WAhabi di dunia. Ia mengkafirkan semua orang yang menentang aksi pengkafiran Syiah. Padahal eksistensi Islam Afrika adalah sufi dan sufi bukanlah musuh Syiah. Untuk itu, mufti Wahabi ini mewajibkan diri untuk menanam benih kebencian di dalam sanubari rakyat Mauritania untuk membenci Syiah Ahlul Bait Rasulullah saw.
Mufti Wahabi ini tidak tahu bahwa Iran tidak memiliki dana cukup untuk mempropagandakan Syiah di Afrika. Padahal Al Saud telah menggelontorkan dana sebesar 80 milyar dolar dalam dasawarsa terakhir ini untuk mempropagandakan Wahabiah di dunia, terutama Afrika.
Apabila Syiah telah menjamah Afrika, sebenarnya mazhab ini hanya sampai di Afrika melalui media maya yang bisa menggambarkan eksistensi diri yang berbeda dengan khayalan-khayalan yang digambarkan oleh Wahabi selama ini. Untuk itu, akal dan kalbu menerima dengan senang hati.
Mufti Wahabi ini lupa bahwa Wahabiah dan salafisme adalah pihak pertama yang bertanggung jawab atas kekurangajaran terhadap Islam. Islam yang dipropagandakan oleh Wahabiah terjelma dalam kelompok-kelompok garis keras seperti ISIS dan Boko Haram.
(Al-Qalam/Khalid-Muhyiddin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email