“Aku adalah orang yang pertama membuat hatimu hancur, dan sekarang aku ingin menjadi orang yang pertama mengorbankan nyawanya untukmu”.
Shabestan News Agency, penanggung jawab peneliti mahdawiyat dan ilmu-ilmu Islam, Hujjatul Islam Husain Ilahi Nejad, mengenai kisah Hur bin Yazid Ar-Riyahi, beliau menjelaskan bahwa hal yang bisa diambil dari kisah ini ialah bahwa pengetahuan yang tinggi yang dimiliki oleh Hur Ar-Riyahi, setelah ia bertaubat lantas ia mendapatkan wawasan ini dan kemudian ia berdiri di hadapan pasukan Kufah.
Kriteria khusus yang dimiliku Hur Ar-Riyahi ialah pengorbanannya kepada wilayah, dimana dalam riwayat disebutkan bahwa ia adalah orang yang pertama kali syahid di Karbala, Hur berkata kepada Imam Husain as “aku adalah orang yang pertama membuat hatimu hancur, dan sekarang aku ingin menjadi orang yang pertama mengorbankan nyawanya untukmu”.
Hujjatul Islam Ilahi Nejad juga menyinggung, zaman penantian adalah masa hadirnya wakil Imam Zaman afs, yang saat ini disebut dengan masa wilayat faqih sebagai wakil umum Imam Zaman afs, dan kita harus dapat mengambil pelajaran dari kisah sejarah Hur Ar-Riyahi, kita harus berwilayah kepada wakil umum Imam Zaman afs.
Selain itu, keberanian Hur Ar-Riyahi juga layak untuk dijadikan pelajaran di masa penantian Imam Zaman afs, dan para penanti Imam afs harus memiliki kriteria ini, yakni harus memiliki adab kepada Imam dan pemimpin kita, dan harus mentaati pernitah dan ucapan wakil Imam Zaman afs, dan jika dalam hal ini kita salah melangkah maka bersegeralah untuk bertaubat dan berani mengorbankan nyawa kita.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email