Barang siapa yang shalat di awal waktu maka shalatnya akan bergabung dan kemudian naik bersama kafilah shalatnya wali Allah swt, karena Imam Zaman afs selalu shalat di awal waktu tersebut.
Manusia adalah makhluq yang bergerak, yang sedikitpun tidak akan diam, dan jika dikaitkan dengan sebuah premis yaitu setiap yang bergerak membutuhkan penggerakan atau yang menggerakan, dengan begitu manusia ada yang menggerakan, karena gerak dan yang bergerak tanpa adanya yang menggerakan adalah sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.
Meskipun dalam ayat Al-Qur’an meskipun tidak disebutkan lafazh gerak dan yang bergerak, namun Al-Qur’an Karim menggunakan kata “Sayru” dan Allah swt sebagai dzat yang menggerakan disebut “musayyir”, dalam surat Yunus ayat 22 disebutkan “Dan Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan di lautan”.
Selain itu Al-Qur’an juga menggunakan kata “Jara” dan “sabaha” yang memiliki kedekatan arti dengan makna gerak, yaitu misalnya dalam surat Ya Sin ayat 38 dan ayat 40 disebutkan “dan matahari berjalan di tempat peredarannya”, “masing-masing beredar (bergerak) pada garis edarnya”.
Selain itu, jika shalatnya orang yang shalat itu diterima, maka saat naik keharibaan Allah swt akan berwujud ucapan yang baik, dan akan menjadikan orang tersebut semakin mendekat kepada Allah swt, karena shalat adalah kurbannya orang-orang yang bertakwa.
Dengan demikian, barang siapa yang shalat di awal waktu maka shalatnya akan bergabung dan kemudian naik bersama kafilah shalatnya wali Allah swt, karena Imam Zaman afs selalu shalat di awal waktu tersebut.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email