Pesan Rahbar

Home » » Bagaimana Nasib Pengungsi di Kamp Calais Setelah Perintah Pengusiran?

Bagaimana Nasib Pengungsi di Kamp Calais Setelah Perintah Pengusiran?

Written By Unknown on Sunday, 17 April 2016 | 19:45:00

Sekitar 1000 pengungsi bisa terdampak akibat pengusiran ini, namun relawan menyatakan jumlahnya bisa dua kali lipat. (Foto: AP)

Ribuan pengungsi yang tinggal di kamp penampungan di pelabuhan Prancis, Calais, atau The Jungle, sudah diminta meninggalkan tempat tersebut atau akan diusir.

Mereka punya waktu sampai jam 8 malam waktu setempat (3 pagi WIB) pada Selasa untuk meninggalkan bagian selatan kamp yang luas tersebut.

Siapapun yang masih berada di sana akan dipindahkan secara paksa agar berbagai tenda di sana bisa dihancurkan.

Area tersebut menjadi pusat kebudayaan bagi banyak pengungsi, karena ada toko-toko, sekolah dan tempat beribadah.

Pihak berwenang menyatakan bahwa sekitar 1000 orang bisa terdampak namun relawan di lapangan menyatakan bahwa sedikitnya dua kali lipat jumlah tersebut tinggal di area itu.

Ribuan pengungsi dari Timur Tengah dan Afrika berkumpul di Calais dengan harapan bisa menyeberang ke Inggris.

Sementara itu, beberapa selebritis Inggris; Idris Elba, Simon Pegg, Helena Bonham Carter, Frankie Boyle, Gillian Anderson, Shappi Khorsandi, dan Stephen Fry, menulis surat ke PM David Cameron untuk meminta pemerintah membuka pintu bagi pengungsi anak-anak yang terlantar di Calais.

Dalam surat terbuka, 145 tokoh terkenal dari bidang seni, bisnis, dan olahraga meminta PM Cameron mengijinkan anak-anak — ditemani keluarga masing-masing — bergabung dengan kerabat mereka di Inggris.

“Baru-baru ini prefektur Calais mengumumkan untuk menghancurkan bagian selatan Kamp Jungle. Jika ini dibiarkan, 3.000 pengungsi — termasuk 443 anak-anak yang rentan penyakit — akan terlantar.”

Beberapa penanda-tangan juga mengatakan telah melihat langsung penderitaan pengungsi di kamp Calais, dan meminta pemerintah Inggris melakukan tiga hal; Pertama, mempercepat proses pelaksanaan ketentuan reuni keluarga Dublin III, agar anak-anak di bawah umum di Calais dan Dunkirk bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai.

Kedua, pastikan anak-anak yang tidak memiliki hak hukum untuk datang ke Inggris dilindungi hukum Prancis, serta mendesak Prancis mempercepat proses perlindungan anak.

Ketiga, meyakinkan pemerintah Prancis bahwa penghancuran kamp Calais tidak diteruskan, sampai semua anak-anak di bawah umur mendapat perlindungan dalam sistem Prancis, atau diaktifkan untu bersatu dengan keluarga mereka di Inggris.

Kepada IBTimes. co.uk, aktor Jude Law, yang berkunjung ke Kamp Calais awal Februari lalu, menggambarkan kondisi kamp sangat mengerikan.

“Anak-anak riskan terjebak dalam ketidak-pastian menakutkan,” ujar Law. “Pemerintah Inggris dan Prancis harus bekerja sama mengatasi krisis kemanusiaan ini.”

Bagian kamp yang terakhir kali dibongkar adalah masjid dan gereja. Pengungsi beribadah di tempat terbuka, dan tinggal di peti-peti yang difungsikan sebagai rumah.

(BBC-Indonesia/Inilah/Satu-Islam/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: